x

Surat di dalam botol yang terombang ambing di pinggir pantai

Iklan

Devis Saputra

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 November 2021

Minggu, 28 November 2021 13:57 WIB

Surat Cinta Kelas 6

Sebuah kisah yang menceritakan tentang seseorang murid SD dengan cinta pertamanya yang dilakukan melalui selembar surat sebagai perantara cinta mereka

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Surat Cinta Kelas 6

     Pagi hari yang sedikit mendung, aku terbangun dengan suasana yang cukup berbeda dari biasanya.kebisingan suara mesin kendaraan yang terdengar sejalan dengan sibuknya kota Jakarta, kini berganti dengan adaptasi diri setelah kurang lebih satu minggu diriku pindah ke desa.Alasan kuat mengapa aku pindah ke desa , karena aku terpaksa harus ikut dengan orang tuaku yang juga pindah bekerja.Kemudian aku mengalihkan pandanganku sejenak ke arah jendela, sembari mengumpulkan tenaga untuk melepaskan pelukan erat guling yang terus mengajak tidur.Terlihat seekor ayam jantan yang sedang berkokok sambil bertengger di atas pagar.Rupanya aku bangun lebih awal daripada ayam jantan tersebut.Saat itu juga aku teringat bahwa hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah.Saat aku bangun dari tempat tidur,hal yang pertama ku lakukan adalah segera mencari minyak oles untuk meredakan gatal.Aku belum terbiasa dengan nyamuk – nyamuk yang semalam mengelilingiku saat aku tertidur.Ibu dengan senyum hangatnya sudah menyambutku di dapur diiringi aroma ayam goreng yang menyebar ke setiap sudut rumah.

“Pintar sekali anak Ibu jam segini sudah bangun,sudah nggak sabar mau sekolah ya ?”kata Ibu.

“Nggak bu,ini badanku gatal,semalam nyamuk – nyamuk itu terus saja mengunjungi kamarku,”jawabku sedikit bercanda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Ya sudah,karena kamu sudah bangun, sekarang kamu ambil wudhu terus shalat subuh,bangunin juga tuh bapakmu biar dia jadi imam,”kata Ibu.

“Bapak belum bangun bu ? ”jawabku.

“Cresss..”

Ibu membalikan ikan asin yang hampir gosong itu tanpa menjawab pertanyaanku.Kemudian aku berjalan menuju sebuah ruangan dengan hiasan pintu yang bermotifkan bunga mawar.Setiap langkah kakiku selalu diikuti dengan suara dengkuran yang suaranya terdengar dari balik pintu.Di sana aku melihat ayah yang masih tidur pulas dengan mulut menganga.Lantas langsung saja kubangunkan Ayah sebab jarum jam sudah menunjukkan pukul setengah enam.

“Yah,yah bangun shalat subuh yuk yah,”kata ku lirih.

“hmm.. iya iya,”jawab Ayah sambil perlahan membuka matanya.

Setelah shalat subuh,Aku segera mandi dan berpakaian seragam.Sedangkan Ibu dan Ayah sudah bersiap duduk di meja makan yang ukurannya hanya muat untuk tiga orang saja.

“Ayo nak,sudah siang mau berangkat jam berapa kamu ?”kata Ayah.

“Iya yah,ini aku sudah selesai,”kataku sambil mengancingi kancing baju yang belum terpasang.”loh,Ayah nggak berangkat kerja ?”sambungku pada Ayah yang masih berpakaian kaos dan celana pendek.

“Ayahmu masih belum kerja nak belum ada panggilan dari bos,”sahut Ibu sambil mengedipkan sebelah matanya pada Ayah, seakan mereka sedang menyembunyikan sesuatu padaku.

     Aku hanya mengabaikan,karena rasa ayam goreng di depan mataku saja yang membuat diriku penasaran.Setelah selesai sarapan,aku berpamitan pada Ayah dan Ibu kemudian memakai sepatu baru yang Ayah belikan.Sekolahku hanya berjarak beberapa meter saja dari rumah.Walaupun jaraknya sanagat dekat,tiba - tiba nenek berinisiatif mengantarkanku ke sekolah, padahal aku tidak memintanya sama sekali.Ya aku sangat tahu perasaan seorang nenek saat melihat cucunya yang akan berangkat sekolah di tempat yang baru.Nenek tidak hanya mengantarkan sampai gerbang saja, tetapi ia tetap memegangi tanganku hingga aku masuk ke sebuah ruangan dengan bertuliskan kelas enam di atasnya.Walaupun umurku masih kecil, tapi aku sudah bisa merasakan rasa malu saat diantar sampai ke dalam kelas.Saat itu aku sempat dipilihkan tempat duduk yang paling depan oleh nenek.Tapi sekali lagi aku adalah orang yang pemalu.Aku putuskan untuk duduk di barisan kedua dari belakang.Ternyata Jam dinding sudah menunjuk angka tujuh,nenek juga harus meninggalkan ruangan ini karena akan membuka warung jajanan di depan sekolah.Tak lama bel sekolah berbunyi dari satu satunya pengeras suara yang ada di sekolahku.

     Aku sudah lebih awal mempersiapkan alat tulis dan sebuah buku kosong di atas meja yang sebagian kayunya sudah keropos.Melihat lingkungan sekitar sembari menghafal wajah teman – temanku yang baru memang bukan hal yang mudah bagiku.Terkadang tidak ada salahnya melamparkan sedikit senyuman kepada teman yang duduk satu meja denganku.Waktu itu aku belum sempat berkenalan dengan siapapun bahkan dengan teman sebangku sekalipun.Lalu kedatangan Bu Sumeh tiba – tiba membuyarkan suasana kelas menjadi bergeming.Setelah mengucapkan selamat datang kembali di tahun ajaran baru sebagai bagian dari formalitas beberapa guru.Aku maju ke depan kelas untuk memperkenalkan identitasku.

“Perkenalkan nama saya Bejo Wage..”terlihat teman – temanku sedikit tersenyum saat aku membuka perkenalan.”Saya tinggal di..”sialnya saat itu aku lupa tidak persiapan terlebih dahulu untuk melakukan perkenalan di kelas.Aku sama sekali tidak kepikiran untuk menanyakan alamat rumah yang baru kepada Ibu.” Ee.. di sana,”kataku sambil mengacungkan jari telunjuk ke arah rumah ku yang letaknya tepat di samping sekolah.Sontak teman – teman sekelas mengeluarkan semua tawa yang semenjak awal sudah tertahan.Akupun hanya tersipu malu sambil melihat ke arah bu guru yang juga tersenyum kecil melihat kelakuanku.

     Di waktu yang bersamaan,aku melihat ke bangku paling pojok di belakang.Terlihat seorang wanita dengan potongan rambut setengah bahu melihatku dengan tatapan yang penuh makna seakan – akan ia suka denganku.Tetapi mungkin itu hanya asumsiku,”Hmm..sepertinya aku terlalu banyak menonton sinetron yang biasa aku dan Ibu lihat setiap sore,”gumamku dalam hati.

     Setelah melewati sesi perkenalan yang cukup seru,akhirnya pelajaran pun dimulai.Semua siswa kecuali Trio terlihat sangat memperhatikan setiap kata yang keluar dari mulut Bu Sumeh.Trio Adioso salah satu dari 20 siswa yang tahun kemarin mendapat peringkat terakhir.Sudah cukup lama tangannya yang kurus itu mengganjal bagian kepalanya yang seperti akan jatuh ke meja.Aku juga terganggu karena beberapa kali ia menguap saat pembelajaran sedang berlangung.

     Tak lama bel istirahat pun berbunyi.Semua siswa berhamburan keluar membeli jajan atau hanya sekedar bermain lari – larian.Sebagai siswa baru tak banyak yang kulakukan,aku hanya diam duduk di kelas dan menunggu pelajaran kembali dimulai.Aku yang tak cukup pandai untuk bersosial,Trio mengejutkanku dengan satu obrolan secara tiba – tiba,

“Kamu tidak beli jajan ? “tanya Trio dengan logat Jawa yang masih menempel saat berbicara bahasa indonesia.

“Nggak ah malu,”jawabku.

“Ngapain malu ayo aku temani,”kata Trio. 

Ternyata walaupun ia tidak cukup pintar di kelas tapi menurutku dia sangat pintar untuk berteman.Karena aku hanya kenal dengan Trio maka aku pun menyetujui ajakannya daripada harus di kelas.Aku dan Trio berjalan ke depan sekolah menuju warung kecil yang terlihat padat dengan aneka ragam jajanan.Ternyata warung tersebut milik nenek.Aku menyapa nenek yang terlihat sibuk melayani anak – anak TK.Trio terkejut dan baru tahu bahwa aku adalah cucunya nenek.Aku,Trio,dan nenek bercerita dan bercanda bersama.

“Jo aku sering banget jajan di sini ya nek ya ? “tanya Trio.

“Iya,sering minta gratisan juga,”sahut nenek bercanda.

“Yawis ni aku tek mlebu kelas disit,kie aku njaluk bakwane siji nggo sangu neng ndalan,”kata Trio dengan bahasa jawa yang tidak sama sekali aku mengerti.

Aku dan Trio kembali ke kelas.bersamaan dengan bubarnya para pedagang yang dagangannya sudah habis.Tinggal beberapa langkah lagi kami sampai ke kelas,tiba – tiba aku merasa ingin buang air kecil,aku pun menyuruh Trio untuk ke kelas sendiri.Kemudian setelah keluar dari kamar mandi aku bergegas menuju ke kelas,saat tatapanku sedang mengarah ke bawah,seketika aku dikejutkan dengan kedatangan seseorang yang menjulurkan tangan beserta sepucuk surat di genggamannya.Saat aku melihat ke orang yang memberikan surat tersebut,ternyata orang itu adalah wanita berambut pendek yang tadi duduk di pojok kelas.

“ Eh ini apa ya,”kataku spontan. 

“Dibaca aja nanti kamu juga tau,”jawab cewek itu. 

“Tapi..”baru saja aku ingin mananyakan namanya ia malah sudah terlanjur masuk ke kamar mandi.

Kemudian surat itu langsung kumasukan ke dalam saku baju dengan hati – hati.Tak lama setelah aku masuk kelas,cewek itu menyusulku,dengan gaya berjalannya yang unik serta alunan rambut yang terurai indah saat berjalan.Setelah kejadian tadi aku sepertinya mulai menyukai cewek itu.Pandanganku tak bisa lepas dari dia,lagi – lagi Trio menepuk bahuku sehingga membuatku terkejut.

    Aku penasaran dengan isi surat tersebut,akhirnya kuputuskan untuk membukanya sendiri.Saat kubuka,disitu terlihat coretan tinta yang sangat rapih.Tulisan cewek tersebut sangatlah bagus.Surat itu tertuliskan nama seorang cewek yakni Byianca Ajeng Kusumadewi,katanya aku ini orang yang lucu,apalagi pada waktu perkenalan tadi,dia juga menuliskan ungkapan suka denganku.Lalu aku pun diam – diam mencoba membalas surat tersebut agar tidak ketahuan siapapun termasuk Trio yang sedari tadi sedang asik berbicara dengan teman di belakangnya.Setelah kubalas surat tersebut kemudian kulipat kembali dan kuletakkan di dalam tas.Jika aku membawanya aku takut nanti akan hilang.

    Akhirnya adzan Zuhur berkumandang,terlihat matahari juga sudah tampak di atas kepala.Aku pun berharap bisa segera pulang untuk menyeduh segelas es teh manis yang bisa menyegarkan dahaga.Pelajaranpun kembali berhenti dan dilanjutkan untuk istirahat beberapa saat.Perut yang sudah malambaikan tangan meminta beberapa suap nasi untuk dimakan,tanpa bilang apapun ke Trio aku pulang ke rumah sendirian.Melewati bapak – bapak sedang memanen pisang yang beberapa bagiannya sudah dimakan kelelawar.Bertambahlah rasa lapar di perutku.Aku sedikit mempercepat langkahku berharap dapat pulang dan kemudian kembali ke sekolah tepat waktu.

“Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarokatuh,” tidak ada seorangpun yang menjawab salamku.Kelihatannya Ayah dan Ibu sedang pergi.Tidak ada tempat lain yang kutuju selain dapur.Terlihat tudung saji masih tertutup rapat - rapat.Ternyata di dalamnya ada sepiring ayam goreng dengan sambal korek kesukaanku.Tanpa pikir panjang,akupun langung memakannya.

     Hanya butuh waktu lima menit untuk menghabiskan sepiring nasi dengan dua paha ayam goreng.Setelah itu aku langsung bergegas ke sekolah kembali.Karena sudah dikejar waktu,aku sampai - sampai lupa untuk meminum segelas air putih. Tetapi beruntungnya aku hari itu, sebab Bu Sumeh belum juga hadir di kelas.Masih ada waktu untuk beristirahat sejenak sambil minum beberapa tenggak air.Setelah itu aku terpikirkan dengan surat dari Byianca.Aku berniat untuk memberikannya saat sepulang sekolah nanti.Tetapi ada satu masalah yang terjadi,entah kenapa surat tersebut hilang.Padahal aku benar – benar sudah memasukkannya ke dalam tas.Aku mencoba berusaha mencari lagi ke sekitar meja.Tetapi hasilnya nihil,surat tersebut tidak juga kutemukan.Aku sedikit panik saat itu,aku takut jika surat tersebut diambil teman – teman kemudian mereka membacanya.Aku sangat malu nanti kalau sampai mereka tahu.

     Perasaanku sejak masuk ke kelas sudah merasa ada yang tidak beres di sini,selain itu Trio pun belum tampak juga batang hidungnya.Saat aku mengamati sekitar,teman – teman juga terlihat seperti menertawakanku daritadi.Kemudian Trio berlari ke dalam kelas dan diikuti dengan Byianca yang sedang mengejarnya.Mereka terlihat seperti memperebutkan sesuatu yang ada di tangan Trio.Saat kulihat lebih teliti ternyata itu adalah surat yang sedang kucari – cari.Dahaga yang semula hilang kini kembali terasa,aku menelan setetes air liur karena saking paniknya aku saat itu.

“Ciee..Bejo love Byianca cie..”kata Trio.

“Cie..”sahut teman – teman yang menyaksikan.

Saat itu pula suasana kelas menjadi sangat ramai.Aku menyadari pipi Byianca yang mulai memerah di kulit sawo matangnya,ia juga jadi salah tingkah saat mendapat sorakan dari teman – temannya itu.Aku yang juga merasakan hal yang sama, kemudian mendorong Trio dengan keras hingga ia terjatuh.Lalu kurebut dengan sekuat tenaga surat yang ada di tangan Trio.Dengan sedikit emosi,aku langsung merobek kertas tersebut menjadi beberapa bagian sampai tulisannya tak bisa dibaca lagi.

“Siapa yang buka – buka tas gue ? ”tanyaku dengan nada yang sedikit tinggi.

Suasana kelas menjadi hening seketika,tidak ada yang menjawab pertanyaanku.Tiba – tiba salah satu anak berteriak.

“Trio,”kata salah satu anak.

Aku sangat marah waktu itu,tetapi tiba – tiba Bu Sumeh muncul dari balik pintu.Semua anak kembali ke tempat duduk masing – masing.Semua berlagak seakan tidak terjadi apa – apa,padahal hatiku yang sangat marah masih terbungkus di dalam lubukku yang paling dalam.Aku kesal kepada Trio yang telah membuatku malu.hampir saja tadi aku melepakan pukulan padanya.

Bel terakhir berbunyi pertanda semua siswa harus pulang ke rumah.Aku langsung pulang tanpa menyapa seorangpun yang aku temui.Lalu Trio berlari mengejarku,ia menghalang – halangi langkahku,sepertinya ia ingin meminta maaf tentang kejadian tadi.Tetapi aku dengan emosi yang sudah terlalu memuncak sama sekali tidak mendengarkan perkataan Trio yang sedang meminta berdamai.Karena ia berulang kali menghalangiku akupun mendorongnya agar ia memberikan jalan.Trio tidak terima karena aku mendorongnya,ia juga mendorongku bahkan lebih keras sehingga membuatku hampir terjatuh.Byianca yang melihatnya kemudian melerai kami segera agar tidak terjadi keributan di sekolah.Waktu itu kebetulan guru – guru sedang rapat dan hanya ada beberapa siswa yang masih ada di sekolah.

“Uwis toh uwis,aja gelut bae,”kata byianca yang artinya sudah sudah jangan berkelahi terus.

“Kaliankan teman,jangan bertengkar lagi aku mohon,”sambungnya.

Lalu aku sadar,bahwa Triolah teman pertamaku di kelas.Baru saja kami juga bercanda bersama di warung nenek.Padahal ini adalah hari pertamaku kenal dia.

“Trio aku minta maaf ya karena sudah berbuat kasar,mau tidak kalau kita bisa berteman kembali,”kata ku menyesal.

“Iya ,aku juga minta maaf jo,karena aku tadi kamu jadi malu kan.Maaf juga telah membuka tasmu tanpa izin,sebenarnya aku hanya ingin meminta minum tadi,lalu aku tidak sengaja melihat ada selembar kertas,karena penasaran aku pun membukanya,”kata Trio.

“Ya udah ga masalah aku juga sudah memaafkanmu,”kataku.

“Eh tapi ca, kamu tau apa balasan dari Bejo di surat itu ? “Tanya Trio pada Byianca.

“Ah sudahlah Tri jangan dibahas lagi,”sahut Byianca malu.

“Kata Bejo, ia suka juga denganmu,”kata Trio dengan tertawa,”Cie.. Byianca love Bejo haha...”sambungnya.

     Mendengar candaan Si Trio tersebut suasana pun menjadi dingin.Karena lucunya tawa dari Trio,kami bertiga pun akhirnya bisa tertawa bersama lagi.

Ikuti tulisan menarik Devis Saputra lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler