x

sterilisasi pada kucing

Iklan

Adelia Amanda

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 1 Desember 2021

Rabu, 1 Desember 2021 21:25 WIB

Kucing Putih

Cerita fiksi yang mengisahkan seekor kucing menemukan rumah barunya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kucing

 

Di sepajang jalan yang panjang, beberapa orang berlalu lalang diantara banyaknya lampu bejejeran di trotoar. sedikit demi sedikit aku memadang cahaya dari dalam toko-toko yang masih buka pada malam hari, hangatnya senyuman mereka mengalahkan turunnya salju di kota itu.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Rasa dingin yang terus menusuk tubuhku, dengan cepat aku harus mencari tempat hangat dan berteduh disana. Beberapa menit kemudian aku hanya menemukan sebuah kardus bergambar jeruk dekat gang, mungkin tidak ada pilihan lain selain tinggal disana untuk sementara waktu, segeralah aku masuk kedalamnya.

 

‘krukk~’

 

“aku lapar.”

 

Terkadang rasa lapar ini mengalahkan kedinginan yang kurasakan. Aku hanya merengkuk tubuhku yang menggigil sembari mengatakan “tolong beri aku makan.”

Orang-orang yang berlalu lalang hanya melirikku sekilas lalu pergi. Aku tidak tau apakah malam ini aku bisa bertahan atau tidak, yang jelas aku butuh kehangatan sekarang.

 

“Wuaahh mama lihat dia sangat lucu! Bolehkah aku membawanya ke rumah?” seru seorang anak yang menunjuk diriku.

 

“Maaf Ryan, kita tidak bisa membawa dia kedalam rumah.” jawab sang ibu.

 

“tapi dia terlihat sangat kedinginan, setidaknya aku akan memberikan dia syal ini.”

 

“huftt baiklah, jangan lama lama.” balas ibunya

 

“iya mama.”

 

Anak itu berlari menghampiriku dan menyelimutiku dengan syal merahnya.

 

“aku tidak tau harus membalasnya seperti apa, tapi terima kasih nak.” ujarku senang.

 

“tetaplah bertahan dalam musim dingin ini yak.” ucapnya tersenyum dan berlari kepada ibunya.

 

Aku bersyukur ada orang yang baik memberikan kehangatan ini dan sekarang aku hanya membutuhkan makanan untuk mengisi kekosongan di perutku. Aku sudah mengunjungi beberapa toko makanan dan cafe, tetapi wajah mereka nampak tidak menyukaiku dan menatap diriku jijik karena tubuhku yang kotor. Bahkan mereka melempariku banyak barang.

 

“aku lapar tolong beri aku makan.” ujarku dengan suara yang melemah.

Aku melirik beberapa orang-orang yang menyebrang di jalan zebra cross, awalnya semua terlihat tenang tetapi dari arah jauh aku mendengar sebuah mobil melaju dengan kecepatan tinggi, beberapa orang yang mendengar dan melihat hal tersebut langsung berlari menuju tepi jalan, tidak pada seorang pemuda yang menggunakan headphone tidak menyadari akan adanya bahaya yang akan menimpanya. Tak ada seorangpun yang menariknya pergi dari jalan itu, mereka sibuk menyelamatkan diri masing-masing Entah kenapa kakiku melangkah kencang padanya padahal aku sedang melemah saat ini.

 

“AWAS BAHAYA!” teriakku sambil melompat ke arahnya hingga membuatnya mundur beberapa langkah dan terjatuh.

 

‘winggg’

 

Mobil tersebut melaju dengan kecepatan tinggi tepat di hadapannya tanpa memperhatikan lampu lalu lintas yang menyala. Beberapa orang marah dan langsung melaporkan kejadian tersebut pada polisi.

 

“tadi itu...” pemuda tersebut masih tercengang melihat apa yang baru saja terjadi. Mungkin tanpaku nyawanya bisa saja melayang.

 

“kau tidak apa apa?” tanyaku sambil menatap manik matanya yang bewarna biru pekat.

 

“terima kasih telah menolongku.” kata pemuda dengan mengukir senyuman di wajahnya. Ia segera bangun dan mengelus kepalaku dengan lembut.

 

“hangat~” gumamku yang merasa nyaman dengan elusan lembut dari pemuda itu.

 

“kamu tidak memiliki majikan-kan? Itu terlihat dari kamu yang tidak memiliki kalung leher, jika kamu berkeliaran mungkin kamu akan di tangkap oleh penangkaran hewan.” ujarnya.

 

“kalau begitu bawalah aku bersamamu.” kataku dengan wajah memohon.

 

“karena itu aku akan membawamu ke rumahku sebagai balasan kau menolongku.”

 

“huh? Sungguh?” ucapku tidak percaya.

 

“ayo kita pulang.” aku yang mendengar itu sangat begitu bahagia.

 

Akupun di gedong oleh pemuda tampan ke rumahnya, entah kenapa hatiku bedebar-debar tidak sabar menanti makanan yang akan kudapatkan.

 

....

 

Akhirnya kami berada di sebuah rumah minimalis yang sederhana dan tidak terlalu mewah, kami masuk kedalamnya dan didalamnya juga begitu biasa.

 

“tunggu sebentar yak.” ucapnya yang menuju dapur. Selagi menunggu aku ingin beradaptasi pada lingkungan baru ku. Hangat dan nyaman, aku cukup menyukainya. Lalu pemuda tersebut kembali dengan membawakan semangkuk makanan kepadaku.

Aku langsung melahap makanan tersebut saking laparnya.

 

“hahaha pelan-pelan makan-nya.” ucap pemuda itu sambil terkekeh.

 

Maaf kalau aku seperti ini, habisnya aku tidak pernah merasakan kelezatan ini sekian lama.

 

“untuk namamu... yang cantik apa yak..? berbulu putih dan bermata biru cerah...dan ditemukan di musim dingin, mungkin aku bisa memanggilmu snowy. Oke snowy selamat datang di kehidupan barumu.” sambut sang pemuda sambil mengelus kepalaku sekali lagi.

 

Bahkan dia memberiku sebuah nama, aku sangat bahagia. Hidupku dihabiskan bersama pemuda tersebut. Sekarang aku memiliki majikan, majikanku bernama Alex. Dia terkadang curhat kepadaku kalau hidupnya selalu sendirian, orang tuanya sudah meninggal dan sulit mendapatkan pacar. Aku yang mendengar itu turut bersedih.

 

“andai aku menjadi manusia, dia tidak akan menjadi sedih seperti ini.” pikirku.

 

Dan saat dimalam hari, bulan sepenuhnya bersinar dan menembus jendela, aku memandang bulan tersebut di atas kasur bersama majikanku yang sudah tertidur. Aku memohon kepada tuhan agar majikanku mendapatkan kekasih yang ia inginkan. Cahaya bulan makin menyinariku, seakan tuhan menjawab doa-doaku.

 

Perlahan-lahan tubuhku menjadi besar dan bulu lebatku semakin kecil, aku panik apa yang terjadi pada tubuhku dan ketika perubahan terhenti aku melihat cermin, aku terkejut dengan wujudku saat ini. “apa ini adalah aku?” ucapku tidak percaya.

 

Alex tiba-tiba saja bangun, ketika mata kami bertemu. Alex mematung ditempat, ia mengucek matanya sekali lagi tidak percaya apa yang dilihatnya. “siapa kamu?”

 

“tuan aku snowy! Kucing yang tuan alex pelihara.” seruku. Alex yang mendengar hal itu hampir tidak percaya tetapi ketika alex melihat kalung yang dipakai snowy, ia pun akhirnya percaya. Snowypun menceritakan bagaimana dan tujuan dia berubah menjadi manusia, alex yang mendengar itu langsung terharu karena snowy memohon kepada tuhan untuk menjadi manusia demi dirinya bahagia.

 

Kemudian alex membuka sebuah laci dekat kasurnya, ia mengambil sebuah kotak merah dan duduk disebelah snowy. Alex menunjukkan kotak itu dan membukannya dihadapan snowy.

 

“maukah kamu menikah denganku?”

 

Snowy yang mendengar itu menjadi bedebar-debar, hatinya tidak berhenti merasakan kesenangan dan kehangatan. Tanpa pikir panjang lagi, snowy menyutujui lamaran alex.

 

“iya.”

 

Beberapa minggu kemudian, acara pernikahan snowy dan alex diadakan dengan meriah, para tamu berdatangan dan turut senang melihat alex akhirnya mendapatkan pasangan yang ia inginkan. Bahkan para kucing jalanan juga boleh datang dan menikmati acara tersebut. Disaat itulah para tamu yang merasa gemas dengan kucing liar itu akhirnya banyak yang mengadopsinya. Itulah yang membuat kami sangat senang. Aku dan alex kini hidup bahagia selamanya.

 

TAMAT

Ikuti tulisan menarik Adelia Amanda lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu