x

Iklan

Perpus As Syifa

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 18 November 2021

Rabu, 1 Desember 2021 21:38 WIB

Terhambatnya Jaringan Bukan Berarti Kamu Bermalas-malasan Mengejar Pendidikan


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“TERHAMBATNYA JARINGAN BUKAN BERARTI KAMU BERMAALAS-MALASAN MENGEJAR PENDIDIKAN “

Nama: surismahijriani

Matakuliah: perpustakaan

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Nama saya surismahijrianisaya akan menceritrakan sedikit cerita dari saya selama menjalani perkuliahan di masa pandemi. Saya tinggal di desa bandar jawayang jauh dengan kota sulit mengakses jaringan internet, sebuah daerah pegunungan bernama desa bandar jawa, yang berada di kabupaten Asahan . Sedangkan, letak kampus saya berada di dalam kota Kisaran . Adapun jarak antara kampus dan rumah saya berkisar sekitar 67,9 km sekitar 2jam 10 menit, meskipun jauh , namun nyatanya bahwa daerah saya termasuk bagian pelosok yang sulit mengakses jaringan.

Saat menjalani perkuliahan, tentu bukan hal mudah bagi saya seperti yang dirasakan mahasiswa pada umumnya di perkotaan. Keluar dari rumah menuju tempat yang bagus untuk bisa mendapatkan akses jaringan yang bagus agar dapat mengikuti perkuliahan. Dan aktivitas seperti itulah rutin saya alami selama menjalani perkuliahan online. Mungkin ada banyak mahasiswa yang mengalami kondisi seperti saya, bahkan bisa saja mereka lebih sulit dibandingkan yang saya rasakan.

Tantangannya karena informasi kadang kala tidak cepat bisa didapatkan mengingat tidak selamanya handphone selalu terkoneksi internet. Tantangan lain juga yang mesti saya hadapi, kalau sementara kuliah namun tiba-tiba pulsa data habis, jaringan kurang bagus atau baterai habis, maka tentu harus meninggalkan perkuliahan karena pulsa datanya habis atau baterainya abis walaupun kuliahnya belum selesai.

Namanya juga kuliah di luar rumah karena tidak bisa kalau berada di rumah. Hal seperti itu juga yang kadang kala dapat membuat saya merasa kesal karena sangat terbatas, apalagi kalau ingin ikut secara rutin perkuliahan sampai selesai namun banyak kendala yang saya hadapi.

Kondisi belajar dari rumah tentu tidaklah sama saat di kampus. Kampus memang disediakan sebagai wadah untuk belajar, bersosialisasi dan berorganisasi untuk mengembangkan segala potensi. Akan tetapi, kalau di rumah tentu tidaklah seperti demikian. Lingkungan rumah akan dihadapkan dengan suasana yang banyak pekerjaan dan tidak fokus dalam mengikuti perkuliahan. Baik pekerjaan di dalam rumah itu sendiri maupun pekerjaan membantu orangtua di luar rumah.

Meskipun, tidak ada paksaan untuk harus dapat bekerja dan membantu orangtua. Akan tetapi, kondisilah yang harus memaksakan untuk tidak menutup mata melihat banyaknya pekerjaan di rumah.

Hal ini terjadi, kalau selama belajar dari rumah justru waktu lebih banyak digunakan untuk membantu orangtua dan ikut bekerja bersama orangtua. Bahkan, kondisi seperti itu juga dapat rentang terjadi malas belajar dan bisa juga putus sekolah dan lebih memilih ikut bekerja bersama orangtuanya. Tetapi, kondisinya pun semakin darurat.

Dan saya merasakan dampak dari Covid 19 Tidak hanya pelajaran berkomunikasi melalui jaringan  internet dan bahkan saya pun berteman melauionline,dunia saya terasa bosan hanya bisa bertemu dan berkomunikasi  dengan teman temanku hanya melalui jaringan internet .

Meski sulit untuk bertemu dan berbagi cerita secara langsung, persahabatan harus tetap dijaga baik lewat komunikasi atau menunjukkan rasa kepedulian melalui makanan. Berikut beberapa tips mempertahankan dan menjaga persahabatan tetap erat walau tak bisa bertatap muka secara langsung.

Komunikasi virtualSelama masa pandemi setahun terakhir ini, laptop dan ponsel pintar semakin penting artinya sebagai alat komunikasi. Karyawan kantor melakukan rapat dan presentasi melalui aplikasi virtual, begitu juga murid-murid yang bersekolah secara virtual. Anda juga bisa memanfaatkan aplikasi-aplikasi komunikasi virtual untuk mengobrol dengan sahabat. Para sahabat pasti akan mendengarkan curahan hati dan memahami tantangan yang sedang dihadapi. Dengan begitu Anda bisa merasa lebih lega. Berbagi cerita-cerita seru juga bisa bikin hubungan dengan teman tetap erat.

Main gameonline bersamaSelain melalui aplikasi komunikasi virtual, gameonline juga bisa menjadi cara untuk berkomunikasi dengan sahabat. Saat ini, gameonline sedang banyak dimainkan selama di rumah sebagai kegiatan untuk bersantai. Banyak game seru untuk dimainkan sendiri dan lebih seru lagi kalau dimainkan bersama. Cari game yang Anda dan sahabat sama-sama suka dan ajak mereka main bersama. Selain merasakan serunya bermain, Anda juga bisa bermain sambil mengobrol.

Membuatkan hadiah buatan sendiriSaat ingin memberi hadiah, Anda bisa dengan mudah memilih barang-barang yang bisa ditemukan di berbagai situs e-commerce. Kualitas barang tersebut biasanya sudah terjamin, bahkan diproduksi oleh merek ternama. Namun, sebuah hadiah akan lebih istimewa kalau dibuatkan secara khusus, apalagi kalau membuatnya sendiri. Cobalah buat hadiah buatan tangan untuk sahabat. Hadiah ini bisa sederhana seperti gelang, pembatas buku, atau bingkai foto.

 

Mengirim makanan buatan sendiriSama seperti hadiah, Anda bisa memesan makanan dari restoran terkenal untuk dikirim ke teman. Memang, makanan-makanan ini juga pasti dihargai dan dinikmati oleh sahabat. Namun, jika memasak sendiri, usaha tersebut akan lebih dihargai. Terkadang, makanan yang dimasak sendiri mungkin belum sama enaknya seperti yang dijual di restoran tapi artinya akan jauh lebih berarti bagi sahabat.

Hal itu juga yang dirasakan, selain kuliah saya pun harus dapat membantu pekerjaan di rumah bersama orangtua. Bekerja untuk membersihkan rumah memasak dan lain sebagainya.

Pekerjaan itu menjadi tuntutan bagi saya, karena tidak mungkin juga saya tidak ikut membantu dan hanya melihat-lihat saja orangtua bekerja secara sendirian. Apalagi saya berada di rumah, maka tentu tuntutan untuk bekerja dan membantu akan lebih tinggi di dalam diri saya sendiri.

Oleh karena itu, selama pandemi menyerang, maka pengalaman dan tantangan yang saya alami mungkin bisa dikatakan agak sulit. Pertama, harus dapat mengikuti perkuliahan dengan baik meski dalam kondisi terbatas dengan akses jaringan, di sisi lain juga harus dapat ikut dalam membantu orangtua, ditambah dengan kondisi tidak tepat untuk belajar karena pengaruh suasana lingkungan.

Pada suatu hari saya bersama dengan ibu saya setelah selesai bekerja kami duduk di teras rumah ibu sedang menikmati minuman sorenya sedangkan saya sementara mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen dan harus mengumpulkan sebelum jam 07:00 malam ibu saya bertanya kepada saya:

“risma kamu buat apa itu?”

“lagikerja tugas ibu karna sebelum jam 07:00 saya harus kumpulkan bu.”

“oo nanti diantar ke rumah dosen atau bagai mana?”

“Tidak nanti selesai ditulis saya foto dan krim melalui alamat emailnya dosen bu.”

“ooya gampang juga tidak cape-cape lagi ke rumah dosen lagi kan? Bagaimana kuliah seperti ini menurut ibu ada baiknya juga kan!”

“iya si ibu gampang ya gampang tapi kami tidak mengerti karna banyak kendalanya ibu rumah kita saja jaringan internetnya kurang bagus saya harus ke tempat jaringan yang bagus baru pulsa datanya abis saya minta isi pulsa aja ibu marah-marah sama saya bagaimana saya harus mengikuti kuliah rutin ibu belum lagi saya bantu ibu bekerja belajar sedikit ibu panggil otomatis saya tidak fokus kuliah kan ibu.”

“iya sih benar tapi ini kan masalah pendemi Covid-19 kan kamu harus terpaksa kuliah online kan jadi kamu harus mampu ikut kuliahnya semoga covid ini cepat berlalu biar kamu kuliah di kampus saja.”

“Amin ibu semoga covid ini berlalu suda biar kegiatan kuliahnya kembali normal ibu.”

“iya lhedy lanjuti kerja tugas kamu sudah jam 6 lewat ini.”

“baik ibu.”

Maka mau tidak mau, itulah risiko hidup yang harus saya lalui dan jalani dengan penuh semangat dalam masa pandemi Covid-19.

Namun setelah menurunnya Covid 19 Kamis sudah berbicara bareng,main bareng dan bercanda bare

Alhamdulillah sekarang Covid 19 sudah berkurang bukan berarti kita lalai .

Pesan saya dari cerpen ini

“Kita semua orang-orang yang hebat

Melalui hari-hari tanpa penuh sembat

Tak kita sangka hari itu telah tiba

Hari dimana semua berjalan sempurna

Namun tak lagi seperti dahulu kala

Saat dimana kita sambut new normal

Bukan hari dimana kita bebas sesungguhnya

Bukan berarti kita lupakan socialdistancing dan mematuhi 5M

Tapi hari yang tiba saat kita harus terbiasa dengan semua

Dan sekarang bukan saatnya kita untuk mengeluh

“Kehidupan yang menuju newnormal”

 

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Perpus As Syifa lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Kisah Naluri

Oleh: Wahyu Kurniawan

Selasa, 23 April 2024 22:29 WIB