x

Iklan

Indra Kurniawan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 2 Desember 2021

Jumat, 3 Desember 2021 20:38 WIB

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN DIMASA COVID PANDEMI 19 MELALUI PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING (DISCOVERY) DI KELAS VIII-C SMPN 1 CIRACAP KABUPATEN SUKABUMI

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SIsWA PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN DIMASA COVID PANDEMI 19 MELALUI PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING (DISCOVERY) DI KELAS VIII-C SMPN 1 CIRACAP KABUPATEN SUKABUMI

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

MENINGKATKAN MOTIVASI  BELAJAR SISWA                                                    PADA MATERI  SISTEM PERNAPASAN DIMASA COVID PANDEMI 19

MELALUI PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING (DISCOVERY)

DI KELAS VIII-C SMPN 1 CIRACAP KABUPATEN SUKABUMI

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Oleh:

INDRA KURNIAWAN

NIP. 197308212014111001

ABSTRAKSI

Pendidikan menurut Pemikiran Ki Hajar Dewantara menganut pemahaman bahwa pendidikan itu harus holistik dan seimbang, tidak boleh timpang. Baik keseimbangan budi pekerti yang membawa anak pada kebijaksanaan  untuk berbagai disiplin ilmu, demikian juga pengajaran merupakan bagian dari proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup  anak  secara lahir dan batin.

Dalam pendidikan yang diperoleh anak dari sekolah, peran dan pengaruh dari guru di dalam proses pembelajaran merupakan salah satu unsur yang dapat menunjang keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran khususnya pembelajaran IPA  di sekolah. Menurut Erman Suherman (2001: 56) tujuan pembelajaran IPA  di sekolah adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat menggunakan IPA  dan pola pikir sains  dalam kehidupan sehari- hari sehingga diharapkan dapat menerapkan matematika dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari. Agar dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Pandemi covid 19 sudah berlangsung kurang lebih selama 2 tahun , tentunya ini membuat motivasi belajar para siswa menurun. Dalam kondisi seperti ini diperlukan strategi, metode, cara kreatif yang dilakukan oleh guru di dalam merancang pembelajarannya agar para siswa tidak bosan dan mengalami kejenuhan di dalam mengikuti pembelajaran. Untuk bisa merancang pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa tentunya guru harus terlebih dahulu mengetahui profil siswanya dengan cara melakukan asessmen diagnostik awal. Dengan melakukan ini maka guru akan mudah dapat merancang pembelajaran sesuai yang dibutuhkan siswa.

Salah satu alternatifnya adalah dengan metode penemuan terbimbing sesuai kajian yang telah dilakukan oleh penulis. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing, guru memulai kegiatan pembelajaran  dengan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa dan mengorganisir kelas untuk kegiatan seperti pemecahan masalah, investigasi, atau aktivitas lain. Dalam hal ini guru hanya berperan sebagai mediator dan fasilitator. Guru membimbing siswa jika diperlukan dan siswa didorong untuk berpikir sendiri untuk menemukan prinsip umum berdasarkan bahan yang disediakan oleh guru (Markaban, 2006: 15). Dari penjabaran tersebut, menulis termotivasi untuk membuat laporan best practice dengan judul “Meningkatkan Motivasi  Belajar Sistem Pernapasan   pada Mata Pelajaran IPA di Masa Pandemi Covid 19 Melalui Pendekatan Penemuan Terbimbing (Discovery) di Kelas VIII-C  SMPN 1 Ciracap Kabupaten Sukabumi

 

 

 

PENDAHULUAN

Latar belakang

Pendidikan menurut Pemikiran Ki Hajar Dewantara menganut pemahaman bahwa pendidikan itu harus holistik dan seimbang, tidak boleh timpang. Baik keseimbangan budi pekerti yang membawa anak pada kebijaksanaan  untuk berbagai disiplin ilmu, demikian juga pengajaran merupakan bagian dari proses pendidikan dalam memberi ilmu atau berfaedah untuk kecakapan hidup  anak  secara lahir dan batin.

Pendidikan memberikan tuntunan terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki anak agar dia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai seorang manusia mapun sebagai anggota

Pendidikan adalah tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diteruskan atau diwariskan.

Dalam pendidikan yang diperoleh anak dari sekolah, peran dan pengaruh dari guru di dalam proses pembelajaran merupakan salah satu unsur yang dapat menunjang keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran khususnya pembelajaran IPA  di sekolah. Menurut Erman Suherman (2001: 56) tujuan pembelajaran IPA  di sekolah adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat menggunakan IPA  dan pola pikir sains  dalam kehidupan sehari- hari sehingga diharapkan dapat menerapkan matematika dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari. Agar dapat mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam proses pembelajaran penemuan terbimbing, siswa mendapat bimbingan dari guru sejak awal pembelajaran agar mereka lebih terarah sehingga proses pelaksanaan pembelajaran maupun tujuan yang dicapai dapat terlaksana dengan optimal.

Bimbingan atau petunjuk guru ini dimaksudkan untuk memberikan arahan prosedur kerja yang perlu dilakukan dalam kegiatan pembelajaran dan siswa dapat memahami tujuan kegiatan yang dilakukan. Guru bertindak sebagai pembimbing yang membantu siswa agar menggunakan ide dan konsep yang sudah mereka pelajari sebelumnya untuk mendapatkan pengetahuan yang baru.

Pandemi covid 19 sudah berlangsung kurang lebih selama 2 tahun , tentunya ini membuat para siswa bosan dalam menjalani proses pembelajaran, karena yang biasanya mereka belajar secara tatap muka bertemu dengan teman-temannya, dapat bermain dengan teman-temannya, berganti menjadi pembelajaran dari rumah tanpa bisa bertemu dan bermain dengan teman-temannya. Dalam kondisi seperti ini diperlukan strategi, metode, cara kreatif yang dilakukan oleh guru di dalam merancang pembelajarannya agar para siswa tidak bosan dan mengalami kejenuhan di dalam mengikuti pembelajaran. Untuk bisa merancang pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa tentunya guru harus terlebih dahulu mengetahui profil siswanya dengan cara melakukan asessmen diagnostik awal. Dengan melakukan ini maka guru akan mudah dapat merancang pembelajaran sesuai yang dibutuhkan siswa.

Salah satu alternatifnya adalah dengan metode penemuan terbimbing sesuai kajian yang telah dilakukan oleh penulis. Pada pelaksanaan pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing, guru memulai kegiatan pembelajaran  dengan menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan siswa dan mengorganisir kelas untuk kegiatan seperti pemecahan masalah, investigasi, atau aktivitas lain. Dalam hal ini guru hanya berperan sebagai mediator dan fasilitator. Guru membimbing siswa jika diperlukan dan siswa didorong untuk berpikir sendiri untuk menemukan prinsip umum berdasarkan bahan yang disediakan oleh guru (Markaban, 2006: 15). Dari penjabaran tersebut, peneliti termotivasi untuk membuat laporan best practice dengan judul “Meningkatkan Motivasi  Belajar Sistem Pernapasan   pada Mata Pelajaran IPA di Masa Pandemi Covid 19 Melalui Pendekatan Penemuan Terbimbing (Discovery) di Kelas VIII-C  SMPN 1 Ciracap Kabupaten Sukabumi

 

Tujuan

  1. Mewujudkan pembelajaran yang berpusat pada murid sehingga terciptanya Merdeka Belajar dengan  adanya olah cipta, rasa dan karsa secara holistik serta humanis sesuai filosofis Ki Hajar Dewantara.
  2. Meningkatkan motivasi belajar sehingga kegiatan belajar siswa menjadi aktif, kreatif, inovatif, efektif, mandiri, menyenangkan, gembira dan berbobot.

 

Tolok Ukur

Adapun tolok ukur keberhasilan dari pembelajaran  yang dilaksanakan ini adalah :

  1. Siswa lebih aktif dan antusias dalam mengikuti pembelajaran.
  2. Berkembangnya kompetensi yang dimiliki siswa baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
  3. Siswa menunjukkan perilaku profil pelajar Pancasila

 

Bahan/Materi Kegiatan

Bahan yang digunakan dalam best practice  pembelajaran ini adalah materi  kelas VIII untuk tema Sistem Pernapasan yang merupakan pembelajaran IPA kelas VIII.

 

Kompetensi Dasar (KD), Indikator Pencapaian Kompetensi

 

No

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1

3.9 Menganalisis sistem pernapasan pada manusia dan memahami gangguan pada sistem pernapasan serta upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan

 

·         Memahami dan mengidentifikasi organ pernapasan

·         Memahami mekanisme pernapasan

·         Memahami berbagai gangguan pada sistem pernapasan

·         Menjelaskan upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan

2

4.9 Menyajikan karya tentang upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan

·         Menyajikan karya tentang upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan

·         Membuat poster tentang bahaya merokok bagi kesehatan

 

Metode  Kegiatan

Metode  yang digunakan dalam pelaksanaan best practice  ini adalah menerapkan pembelajaran dengan pendekatan Penemuan Terbimbing (Discovery) pada materi Sistem Pernapasan  untuk kelas VIII SMP.  

Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan best practice  yang telah dilakukan penulis :

 

  1. Pemetaan KD  dan Indikator

Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

 

No

KOMPETENSI DASAR

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI

1

3.9 Menganalisis sistem pernapasan pada manusia dan memahami gangguan pada sistem pernapasan serta upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan

 

·         Memahami dan mengidentifikasi organ pernapasan

·         Memahami mekanisme pernapasan

·         Memahami berbagai gangguan pada sistem pernapasan

·         Menjelaskan upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan

2

4.9 Menyajikan karya tentang upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan

·         Menyajikan karya tentang upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan

·         Membuat poster tentang bahaya merokok bagi kesehatan

 

  1. Analisis Target Kompetensi   

Hasil analisis target kompetensinya  sebagai berikut:  

  1. Menjelaskan dan melakukan operasi biner pada himpunan menggunakan masalah kontekstual seperti operasi irisan, gabungan, dan selisih
  2. Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan identifikasi saluran pernapasan pada sistem pernapasan pada manusia.

             KD KETERAMPILAN  

4.9. Menyajikan karya tentang upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan

  1. Perumusan Indikator Pencapaian Kompetensi

IPK Penunjang:

3.9.1 Mengidentifikasi struktur organ pernapasan manusia dan fungsinya;

3.9.2 Mendeskripsikan proses pertukaran gas pada sistem pernapasan;

3.9.3 Mengidentifikasi volume dan kapasitas udara pada paru-paru;

3.9.4 Menganalisis  proses inspirasi dan ekspirasi pernapasan pada manusia.

3.9.5 Menjelaskan jenisjenis gangguan pada sistem pernapasan;

3.9.6 Menjelaskan upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan; 

3.9.7 Menyimpulkan faktor yang dapat mempengaruhi frekuensi pernapasan;

4.9.1 Menyusun poster tentang upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan

4.9.2 Mempresentasikan poster tentang upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan.

 

  1. Pemilihan Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang dipilih adalah Penemuan Terbimbing (Discovery)

 

  1. Pengembangan Desain Pembelajaran

Pengembangan desain pembelajaran dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak Pendekatan Penemuan Terbimbing

  1. Penyusunan Perangkat Pembelajaran

Berdasarkan hasil kerja 1 higga 5 di atas kemudian disusun perangkat pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, LKPD, dan instrumen penilaian.

 

Media dan Instrumen

Media pembelajaran yang digunakan dalam best practice  ini adalah 1). Video proses bernapas 2). Video pertukaran gas pada sistem pernapasan 3). Balon 3 buah/kelompok 4). Toples plastik 1 buah/kelompok 5). Selang plastik dan percabangannya 1 buah/kelompok 6). Karet gelang 2 buah/kelompok 7). Pemutar video/komputer 8). LCD proyektor

 

 

HASIL KEGIATAN

 

Langkah- langkah Kegiatan

Best Practice ini menggunakan pendekatan penemuan terbimbing sehingga RPP dan LKPD yang dikembangkan memuat langkah-langkah dalam penemuan terbimbing.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diperoleh hasil penelitian dan pembahasan pada masing-masing tahap pengembangan yaitu Analisis (Analysis), Perancangan (Design) RPP, dan  Implementasi (Implementation) pembelajaran ,

Rincian dari tiap tahapan pengembangan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut:

  1. Pengembangan RPP (Design)

Pada tahap pengembangan, dilakukan pengembangan draft perangkat berupa RPP dan LKPD; penyuntingan perangkat; validasi perangkat; dan revisi perangkat. Berdasarkan peta  kebutuhan RPP dan LKPD, peneliti membuat sebanyak 2 RPP dan 2  LKPD. RPP 1 berisi materi mengenai memahami konsep Sistem pernapasan pada manusia , RPP 2 berisi materi mengenai  Mengidentifikasi Proses Pertukaran Gas Pernapasan

Draft RPP ini dikembangkan dengan struktur yang berisi judul RPP, kolom identitas, standar kompetensi dan kompetensi dasar, indikator dan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar. LKPD dikembangkan berdasarkan aspek kesesuaian bahasa, kesesuaian syarat didaktif, syarat konstruksi, dan syarat teknis; dan berdasarkan kesesuaian dengan pendekatan berdasarkan aspek kesesuaian bahasa, kesesuaian syarat didaktif, syarat konstruksi, dan syarat teknis; dan berdasarkan kesesuaian dengan pendekatan penemuan terbimbing.

Penyusunan LKPD dilakukan dengan memperhatikan rancangan awal yang telah disusun. Peneliti mengembangkan 1 (satu) standar kompetensi dengan 3 (tiga) kompetensi dasar untuk dikembangkan menjadi 2 (dua) LKPD. Untuk kompetensi dasar “Memahami Sistem pernapasan ” dibagi menjadi dua LKPD yaitu dengan judul “LKPD 1 mengidentifikasi organ pernapasan ” dan “LKPD 2  merakit alat peraga yang akan digunakan untuk praktik model paru-paru agar dapat menggambarkan proses inspirasi dan ekspirasi.

”. Untuk kompetensi dasar “system pernapasan ” dikembangkan menjadi satu LKPD dengan judul. Pada masing-masing LKPD tersebut terdapat aktivitas, contoh soal, kesimpulan, dan latihan soal.

Kegiatan ini merupakan fasilitas bagi siswa untuk belajar merumuskan masalah, menganalisa, memprakirakan, memeriksa, menyimpulkan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran pada materi relasi dan fungsi. Pada tahap awal siswa diberikan permasalahan yang berkaitan dengan materi di awal LKPD. Pada tahap pembimbingan, terletak pada aktivitas siswa, LKPD dibuat agar dapat membantu siswa menyusun, memproses, mengorganisir, dan menganalisa permasalahan yang diberikan. Prakiraan hasil terletak setelah kegiatan pembimbingan siswa, pada bagian ini siswa dapat memprakirakan hasil analisisnya. Setelah memprakirakan hasil, siswa dapat maju untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kepada anggota

 

  1. Analisis pelaksanaan (implenentation)

Analisis pelaksanaan  disesuaikan dengan kurikulum ke 13  yang berlaku di secara mandiri maupun berdiskusi secara berkelompok. Sesekali siswa menanyakan hal yang belum mereka pahami baik dari petunjuk maupun dari cara menyelesaikan masalah yang ada pada LKPD.

Di sini peran guru sebagai fasilitator sangat diperlukan untuk membimbing dan membantu siswa dalam menyelesaikan masalah. Langkah-langkah penemuan yang ada pada LKPD pun membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran. Siswa lebih banyak berdiskusi dan ketika diberikan kesempatan untuk maju menyampaikan hasil pekerjaannya banyak yang mengajukan diri untuk maju mengerjakan. LKPD ini pun juga efektif dalam mendongkrak rasa ingin tahu siswa karena pembelajaran menggunakan LKPD dengan penemuan terbimbing belum pernah mereka alami sebelumnya.

Pada tahap ini peneliti juga memberikan tes hasil belajar siswa untuk mendapatkan data keefektifan LKPD. LKPD dengan penemuan terbimbing dikatakan efektif jika minimal persentase ketuntasan belajar mencapai kriteria baik atau berada pada range 60%-80%. Kriteria ketuntasan belajar yang digunakan berdasarkan Eko P. Widoyoko (2009: 247). Setelah proses pembelajaran diadakan tes hasil belajar dan diperoleh persentase ketuntasan belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 1 Ciracap sebesar 81,25%, sehingga LKPD yang dikembangkan dapat dikatakan efektif untuk digunakan. Selain itu peneliti juga memberikan angket respon siswa untuk mendapatkan data tanggapan siswa terhadap LKPD yang dikembangkan. Tahap terakhir dalam pengembangan ini adalah tahap evaluasi. dilihat dari respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan LKPD.

Hasil angket respon siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Ciracap diperoleh nilai rata-rata 3,98 dengan kriteria baik, hal ini menunjukkan bahwa siswa mempunyai respon yang baik dan positif terhadap pembelajaran menggunakan LKPD.

Penggunaan kriteria penilaian kelayakan dan angket respon siswa berdasarkan Slameto (2001:186). Berdasarkan uraian di atas, hasil penilaian observer terhadap perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKPD yang dikembangkan secara keseluruhan dinyatakan valid oleh observer. Setelah dinyatakan valid oleh observer, perangkat pembelajaran kemudian diujicobakan di SMP Negeri 1 Ciracap.

Dalam proses pembelajaran siswa mempunyai respon positif terhadap pembelajaran yang menggunakan LKPD dengan penemuan terbimbing. Hal ini dapat dilihat dari hasil respon siswa dalam menggunakan bahan ajar berbentuk LKPD yang dikembangkan secara keseluruhan pada kriteria baik sehingga LKPD tersebut praktis digunakan dalam pembelajaran.

Kemudian di akhir pembelajaran diadakan tes hasil belajar setelah menggunakan bahan ajar berbentuk LKPD yang dikembangkan. Hasil yang dicapai berada pada kriteria sangat baik sehingga LKPD tersebut efektif untuk digunakan dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, dilihat dari hasil penilaian observer, angket respon siswa, dan tes hasil belajar secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKPD dengan penemuan terbimbing yang baik untuk digunakan

 

 

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

 

  1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

  1. Pengembangan perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKPD pada materi Sistem Pernapasan untuk siswa SMP kelas VIII dengan pendekatan penemuan terbimbing, yang terdiri dari tahap analisis, tahap desain, tahap pengembangan, tahap implementasi, dan tahap evaluasi.

Pengembangan perangkat pembelajaran pada materi relasi dan fungsi dengan pendekatan penemuan terbimbing ini menghasilkan 2 (dua) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan 2 (dua) Lembar Kegiatan Siswa. Untuk kompetensi dasar 9.3 “Menganalisis sistem pernapasan pada manusia dan memahami gangguan pada sistem pernapasan serta upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan

  1. ” . Untuk kompetensi dasar “Menganalisis sistem pernapasan pada manusia dan memahami gangguan pada sistem pernapasan serta upaya menjaga kesehatan sistem pernapasan” dibuat 1 RPP dan 1 LKPD. LKPD pada materi Indentifikasi Organ pernapasan untuk siswa SMP kelas VIII dengan pendekatan penemuan terbimbing layak digunakan ditinjau dari aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan.
  2. Aspek kevalidan Berdasarkan penilaian observer, hasil pengembangan RPP mendapatkan skor rata-rata 4,23 dari skor maksimal 5 dengan kriteria sangat baik. Sedangkan hasil pengembangan LKPD mendapatkan skor rata-rata 3,858 dari skor maksimal 5 dengan kriteria baik. RPP dan LKPD dinyatakan valid oleh guru observer.
  3. Aspek kepraktisan Berdasarkan angket respon siswa terhadap LKPD, LKPD mendapatkan respon dengan skor rata-rata 3,98 dari skor maksimal 5 dengan kriteria baik. Berdasarkan analisis observasi kegiatan pembelajaran, diperoleh rata—rata skor persentase keseluruhan sebesar 93,75% dengan kriteriasangat baik sehingga keterlaksanaan pembelajaran menggunakan model penemuan terbimbing yang dikembangkan layak untuk digunakan.  
  4. Aspek keefektifan, Berdasarkan nilai hasil tes hasil belajar menunjukkan persentase ketuntasan belajar klasikal kelas VIII E SMP Negeri 1 Ciracap sebesar 81,25% dari persentase maksimal 100% dengan kriteria sangat baik. Keterbatasan Penelitian Penelitian pengembangan perangkat pembelajaran ini masih memiliki keterbatasan yaitu tidak semua sekolah masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan karena sebagian besar sekolah Negeri terutama di bawah Kemendikbud sudah menggunakan kurikulum 2013, sehingga peneliti mengimplementasikan perangkat pembelajaran yang sudah dikembangkan ini di SMP Negeri 1 Ciracap.
  5. Rekomendasi
  6. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan telah memenuhi kriteria penilaian berdasarkan aspek kevalidan, kepraktisan, dan keefektifan sehingga dapat dijadikan salah satu alternatif sumber belajar dengan pengkajian dan perbaikan lebih lanjut.
  7. Untuk penelitian berikutnya bagi pembaca atau peneliti yang tertari dengan penelitian ini dapat mengembangkan RPP dan LKPD pada materi Sistem Pernapasan dengan pendekatan penemuan terbimbing yang lebih baik dari sebelumnya atau dengan pendekatan yang berbeda.

Ikuti tulisan menarik Indra Kurniawan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB