
Kuda Gepang, Kesenian Tradisional kalimantan Selatan
Minggu, 5 Desember 2021 05:44 WIB
Sejarah Kuda Gipang Kalimantan Selatan
Kesenian Tradisional Kalimantan Selatan
Dibaca : 357 kali
SEJARAH KUDA GEPANG,,,,,,
KUDA GIPANG...
APAKAH KUDA GIPANG ITU?
BAGAIMANA SEJARAH KUDA GEPANG?
Kuda gipang merupakan salah satu kesenian yang berupa tarian berbaris yang telah lama hidup dan berkembang di lingkungan masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan. Kesenian ini berasal dari daerah Desa Pangaribuan, kecamatan Haruyan (sekarang), Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Dari desa inilah berkembang ke daerah Kabupaten Hulu Sungai Utara, yakni ke Desa Bihara, Paringin, dan Amuntai. Gerakan tarian kuda gipang berupa gerakan step empat maju mundur, kiri kanan membuat posisi berhadapan, berbelakang dan lingkaran. Busana terdiri dari celana panjang berpita, baju kemeja lengan panjang dan selempang di bahu, bersepatu dan berkaos kaki sampai lutut.[1] Kuda Gipang selalu diiringi dengan musik gamelan Banjar, dan busana yang digunakan adalah pakaian kida-kida
SEJARAHNYA.............
Pada zaman kerajaan, Raja Banjar bernama Lambung Mangkurat tersohor akan kesaktian hingga ke penjuru negri. Hingga pada suatu hari, Lambung Mangkurat berlayar ke tanah Jawa untuk menemui Raja Majapahit dengan kapal Prabayaksa. Lambung Mangkurat lalu bertemu dengan Gajah Mada dan diantarnya Lambung Mangkurat untuk menemui Raja Majapahit.
Seminggu sudah kunjungan Lambung Mangkurat di tanah Jawa dan sudah waktunya pamit Kembali ke Negara Dipa. Sebagai hadiah dari Kerajaan Majapahit, diberikanlah satu ekor kuda terbaik di tanah Jawa. Kuda tersebut berwarna putih, badannya besar, dan tampak sangat gagah.
Tumenggung Tatah kemudian menyarankan agar Lambung Mangkurat menunggang kuda tersebut untuk mengukur kekuataan kuda tersebut. Namun sang kuda selalu lumpuh setelah Lambung Mangkurat mencoba menungganginya selama 3 kali sebelum masuk ke kapal Prabayaksa.
Lambung Mangkurat akhirnya mengangkat kuda tersebut dan mengepitkannya di ketiaknya. Kuda tersebut kemudian menjadi terlihat sangat kecil dan dibawa masuk ke kapal Prabayaksa oleh Lambung Mangkurat menuju Negara Dipa.
TERIMA KASIH
Ikuti tulisan menarik AR Zaini Gani lainnya di sini.
Suka dengan apa yang Anda baca?
Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.
Jumat, 17 Desember 2021 16:01 WIB

Pelestarian Pusaka Saujana dan Kawasan Museum Tani Imogiri: Industri, Tradisi Lokal , Alam, dan Budaya Sebagai Kawasan Ecomuseum Pendongkrak Pariwisata
Dibaca : 617 kali
Minggu, 5 Desember 2021 05:44 WIB

Sejarah Kuda Gipang Kalimantan Selatan
Dibaca : 358 kali
Selasa, 30 November 2021 22:41 WIB

5 Resep Makanan Khas Sunda Banget
Dibaca : 265 kali
Minggu, 28 November 2021 14:20 WIB

Suku Kalang danan Tradisi Leluhur yang Masih Lestari
Dibaca : 699 kali
Minggu, 28 November 2021 14:07 WIB

7 Misteri Gunung Telomoyo yang Jarang Terungkap ke Publik
Dibaca : 1.504 kali
Jumat, 26 November 2021 21:40 WIB

Dari Amazon Hingga Antartika, Inilah Petualangan Solo Terbesar Dunia
Dibaca : 574 kali
Kamis, 25 November 2021 11:15 WIB

Komunitas Bendung Lepen: Menyulap Selokan Dekil Menjadi Taman Ikan
Dibaca : 619 kali
Rabu, 24 November 2021 19:52 WIB

Beri Insentif Masyarakat Bawah untuk Virtual Tour
Dibaca : 257 kali
3 hari lalu

Novela Seno Gumira Ajidarma: Suara Hati Seorang Pelacur
Dibaca : 2.281 kali
5 hari lalu

Apresiasi juga Dengki Iringi Kunjungan Jokowi ke Ukraina dan Rusia
Dibaca : 1.055 kali
5 hari lalu

Pendidikan Jarak Jauh Ketlisut dan Raib dari Draft RUU Sisdiknas?
Dibaca : 775 kali
2 hari lalu

Penguatan Profil Pelajar Pancasila melalui Projek dalam Kurikulum Merdeka
Dibaca : 558 kali
4 hari lalu
