x

Iklan

Tirza Oktaviana

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 16 November 2021

Rabu, 8 Desember 2021 09:18 WIB

Perjuangan Seorang Ayah

Mengisahkan perjuangan seorang ayah bagi anak-anaknya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

 

 

          Perjuangan Seorang  Ayah

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Kata berkisah perihal sosok pahlawan dalam keluarga yang tak pernah berhenti berjuang menafkahi anak istrinya. Tak mengenal kata lelah, bosan, ataupun menyerah. Dengan ikrar suci pernikahan yang pernah terucap, membuatnya pantang untuk mundur. Sosok yang selalu tegar, menutupi keluh kesah, dan selalu memikirkan keluarganya saja. Berjuang dengan asa yang tertuju pada sang Pencipta. Membuatnya memiliki pengharapan dan tetap setia melakukan pekerjaan yang dipercayakan. Setiap jerih, peluh, asa yang terpatri dalam hidupnya tak dapat digambarkan dengan kata-kata. Tepat tanggal 12 November merayakan Hari Ayah sedunia. Membuatku kembali mengingat akan kenangan dan pengorbanan ayah yang tak dapat dihitung satu per satu. Sangat besar kasih sayang dan cinta murni yang diberikan bagi anak-anaknya. Tak pernah kudengar ia mengeluh ataupun menyerah. Tetap semangat dan bekerja keras demi keluarga tercinta. Cinta kasih yang tak dapat diukur sungguh begitu bersyukur kumiliki. Sebagai perisai keluarga dari hal-hal yang coba mencelakai, melindungi, dan memberikan rasa aman bagi anak-anaknya.

 

Ayah selalu berusaha untuk memenuhi dan mencukupi kebutuhan keluarganya. Dan dengan tekun dan giat bekerja keras setiap harinya. Rupiah demi rupiah dikumpulkan. Demi nafkah keluarga. Sungguh terenyuh hati ini. Dan membuat ku berjanji dalam relung hati takkan kecewakan mereka. Semakin bertambah dewasa, semakin membuatku menyadari..

"Apakah ku sudah membanggakan mereka?" 

"Apakah aku sudah menjadi anak yang baik bagi mereka?"

Rasa-rasanya pertanyaan ini begitu sulit untuk dijawab. Tetapi yang pasti selama kita hidup dengan waktu yang masih dianugerahkan, mari kita lakukan yang terbaik. 

Orang tua mungkin tidak menuntut apa-apa dan hanya mendoakan yang terbaik. Tetapi sebagai bukti cinta kasih kita kepada mereka. Lakukanlah apa yang dapat kita lakukan untuk mereka bangga dan bahagia. Sebab kita tidak mungkin dapat membalas semua kebaikan mereka.

 

Pribadi yang sangat ku banggakan dan menjadi teladan ku. Bersyukur memiliki ayah yang pengertian, selalu mengusahakan yang terbaik, dan tidak lepas memikirkan kondisimu.

"Nak, bagaimana keadaanmu?"

"Apakah sudah makan dengan baik?"

"Bagaimana perkuliahanmu?"

Ujar Ayah yang senantiasa memperhatikan dan memperdulikan aku. Membuat segurat senyuman terpatri telah mengukir senyuman dalam hati. Tak lekang waktu, memori yang pernah hadir dan menghiasi. Menjadi untaian kenangan yang selalu teringat dan ingin kembali lagi mengulang masa yang pernah ada.

 

Beranjak semakin dewasa membuatku untuk tak ingin lagi merepotkan mereka. Belajar untuk mandiri dan berusaha lakukan apa yang bisa ku lakukan. Menjadi anak yang berbakti, patuh, dan membanggakan. Sejuta doa dinaikkan bagi ayah ibu terkasih yang senantiasa mengusahakan terbaik bagi anak-anaknya. Doaku di masa-masa hidup mereka tetap diberikan kesehatan, kekuatan, dan sukacita senantiasa dilimpahkan. Dan terus menjadi anak yang dapat berbakti dan setia pada orang tua. 

Didikan yang diajarkan orang tua dapat menjadi bekal bagi mendidik anak-anak kelak. Dan menjadi pembelajaran dari hal-hal yang baik maupun salah. Belajar tentang hidup itu tidak hanya teori semata tetapi dibutuhkan praktik melalui aksi nyata. Yang akan mengajarkan banyak hal dan akan membukakan mata senantiasa. 

 

Kasih sayang sangat dibutuhkan bagi seorang anak. Melalui kasih itulah adanya penerimaan dari keluarga. Dan menjadi seseorang yang penyayang. Sebab bagaimana kita dapat mengasihi orang lain jika kita tidak pernah merasakan kasih itu. Kasih manusia memang tidak ada yang sempurna. Sebab hanya kasih Tuhanlah yang sempurna. Maka dari itu, carilah Tuhan agar engkau mendapatkan kasih yang sempurna. Dan dapat mengasihi orang lain juga.

 

Mungkin kita selalu ingin hal-hal yang baik-baik saja terjadi. Dan jika bisa menghindari hal-hal yang kurang baik menurut kita. Tetapi ketahuilah, terkadang melalui penderitaan, pergumulan, dan kesulitan yang kita hadapi Tuhan punya banyak cara untuk semakin membentuk kita menjadi pribadi yang kuat, kokoh, dan sigap dalam menghadapi berbagai masalah yang kian hari kian sulit.

 

Tetaplah semangat…

Apapun yang terjadi, tetaplah kuat…

Sebab engkau tidak sendiri, ada Sang Pencipta yang senantiasa mengawasi dan melindungi.

Dalam setiap keadaanmu, tetaplah bersyukur dan setia.

Kurangilah mengeluh, dan kerjakan tanggung jawabmu dan berikan yang terbaik versi dirimu. 

Cukup...tak usah membandingkan tolak ukur dirimu dengan orang lain.

Ingat… Tuhan menciptakan engkau unik dan berharga.

 

Akhir kata, Tulisan ini tidak sempurna untuk menceritakan pengorbanan seorang ayah, tetapi melalui kisah ini membuatku bersyukur dan mengingat kembali bahwa Tuhan sungguh baik menempatkanku dalam keluargaku dan memiliki ayah yang sangat luar biasa dalam hidupku. Semoga dengan kisah ini, kita semakin disadarkan untuk melihat ayah, ibu, kakak, adik, dan sebagainya. Dengan sudut pandang bersyukur serta menerima kekurangan mereka dan belajar untuk mengasihi.

 

Pesanku untuk ayah…

Terima kasih sudah menjadi ayah yang terbaik bagiku, untuk setiap pengorbanan, usaha, harapan, kerja keras, perjuangan, dan segala hal yang tidak dapat disebutkan satu demi satu. Makasih yah…

Aku sangat mengasihi Ayah…

Sehat sehat selalu ya, berumur panjang, tetap bersukacita dan berbahagia di dalam Tuhan.

Usia boleh bertambah, tubuh mungkin semakin menurun, raga tak lagi sekuat dulu, memori mungkin terkikis. Tetapi semangat, kenangan, dan asa takkan pernah terlupakan. Dan selalu ada dalam sanubari. 

 

Pesanku bagi para pembaca, bagaimanapun orang tuamu baik kelebihan maupun kekurangan mereka. Belajarlah untuk menerima, seperti mereka juga menerima kita apa adanya. Jika keluargamu tidak harmonis, berdoalah bagi mereka. Sebab hanya Tuhan yang mampu membukakan pintu hati mereka dan memulihkan luka di dalam relung hati ayah ibu. Dan jika orang tuamu sudah tiada, percayalah mereka akan senantiasa hadir dalam hatimu dan akan banyak orang yang menyayangimu juga.

 

Semangat ya...

 

Ikuti tulisan menarik Tirza Oktaviana lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu