x

Foto oleh Pixel-Sepp dari Pixabay.com

Iklan

Almanico Islamy Hasibuan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 22 November 2021

Selasa, 14 Desember 2021 14:38 WIB

Ketimpangan Harga Daging Sapi di Indonesia dan Fluktuasi Harga Daging Sapi Impor

Jenis peternakan sapi di Indonesia yang bersifat social security dan sentra produksi dan konsumsi yang berjauhan menyebabkan terjadinya ketimpangan harga daging sapi di Indonesia. Flutuasi harga daging sapi impor periode Maret 2020 sampai Juni 2021 juga menyebabkan permasalahan tersendiri kepada Indonesia sebagai negara yang mengimpor sapi untuk memenuhi permintaan daging sapi domestiknya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

           Indonesia merupakan negara pengimpor daging sapi. Indonesia melakukan impor daging sapi untuk memenuhi permintaan domestiknya yang tidak dapat dipenuhi oleh penawaran daging sapi domestik. Kelebihan permintaan daging sapi domestik akan mengakibatkan harga daging sapi di Indonesia mengalami peningkatan jika tidak dipenuhi dengan daging sapi impor. Salah satu penyebabnya adalah jenis peternakan sapi di Indonesia yang bersifat sebagai social security.

Hal ini dijelaskan oleh Ketua Komite Tetap Industri Peternakan Kamar Dagang dan Industri Indonesia, bapak Yudi Guntara Noor.  Hal ini memiliki arti bahwa sapi hanya akan dijual atau dipotong pada saat-saat tertentu seperti perayaan hari keagamaan, perayaan rumah tangga, dan pada saat peternak ingin memenuhi kebutuhan finansialnya. Produksi yang tidak konsisten tersebut menyebabkan kelebihan permintaan dari rumah tangga, restoran, kafe, dan hotel yang konsisten membutuhkan daging sapi setiap harinya. Letak pusat produksi dan konsumsi yang berbeda juga menyebabkan masalah transportasi. Pusat produksi daging sapi di Indonesia berada di Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat. Konsumen daging sapi terbanyak berada di Jakarta dan Jawa Barat. Dua hal inilah yang terutama menyebabkan ketimpangan harga daging sapi di Indonesia.

            Harga daging sapi impor yang berfluktuasi juga menyebabkan masalah terhadap Indonesia sebagai negara pengimpor sapi. Harga daging sapi internasional pada periode Maret 2020 sampai Juni 2021 mengalami fluktuasi dengan nilai koefisien variasi sebesar 15%. Harga daging sapi domestik pada periode yang sama memiliki nilai koefisien variasi sebesar 1,7%. Hal ini berarti bahwa harga daging sapi impor lebih berfluktuasi daripada harga daging sapi domestik. Fluktuasi harga ini dapat menyebabkan gangguan terutama terhadap industri horeca (hotel, restoran, dan cafe). Permintaan daging sapi yang konsisten setiap harinya terutama dari industri horeca menjadi tidak dapat terpenuhi akibat peningkatan harga daging impor tersebut. Peningkatan harga daging sapi sangat tinggi pada periode Maret 2020 sampai April 2020. Peningkatan yang terjadi sebesar 29%, dari Rp 121,127 menjadi Rp 156,937 (UN Comtrade, 2021). Peningkatan harga daging sapi impor akan menurunkan permintaan terhadap daging sapi impor. Penurunan ini akan menyebabkan kekurangan penawaran daging sapi di domestik yang akan meningkatkan harga daging sapi di domestik.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

            Permasalahan-permasalahan tersebut merupakan peringatan bagi Indonesia untuk tidak hanya mengandalkan sapi impor untuk memenuhi kebutuhan daging sapi domestik dan menyeimbangkan harga daging sapi di domestik. Indonesia harus berfokus terhadap penguatan produksi dalam negeri dan pemecahan masalah distribusi daging sapi nasional untuk mencegah ketimpangan harga yang terjadi. Solusi untuk jenis peternakan di Indonesia yang bersifat social security adalah pemerintah memberikan insentif kepada peternakan agar mengubah jenis usahanya menjadi konsisten dalam menawarkan daging sapi untuk memenuhi permintaan industri horeca yang setiap harinya membutuhkan daging sapi. Insentif tersebut dapat berupa modal atau subsidi input agar peternak menikmati margin atau keuntungan yang lebih besar saat menjual dagingnya akibat biaya produksi yang berkurang.

            Sentra produksi dan konsumsi yang jauh dapat diatasi dengan menciptakan sentra produksi di setiap pulau besar di Indonesia. Solusi ini merupakan solusi jangka panjang. Biaya transportasi yang tinggi menyebabkan terjadinya ketimpangan harga daging sapi di Indonesia. Harga daging sapi di Nusa Tenggara Timur sangat berbeda dengan harga daging sapi di Aceh. Pembangunan sentra produksi daging sapi di setiap pulau besar di Indonesia akan mengurangi masalah biaya transportasi yang merupakan salah satu penyebab ketimpangan harga daging sapi di Indonesia.

Ikuti tulisan menarik Almanico Islamy Hasibuan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler