x

Iklan

Riska Nur Amalia

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 16 Desember 2021

Minggu, 26 Desember 2021 18:03 WIB

Diponegoro, Puisi Karya Chairil Anwar

Mahasiswi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Diponegoro”-puisi karya chairil anwar

 

Diponegoro

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Karya Chairil Anwar

 

Di masa pembangunan ini

Tuan hidup kembali

Dan bara kagum menjadi api

Di depan sekali tuan menanti

Tak getar. Lawan banyaknya serratus kali.

Pedang di kanan, keris di kiri

Berselempang semangat yang tak bisa mati.

MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu

 kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti

Sudah itu mati.

MAJU

Bagimu negeri

Menyediakan api.

Punah di atas ditindas

Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai

Jika hidup harus merasai

Maju

Serbu

Serang

Terjang

 

Makna apa saja sih yang terkandung  dalam puisi sajak-sajak kecil

Tentang diponegoro ini? Ini dia pembahasannya

 

Di masa pembangunan ini

Tuan hidup kembali

Dan bara kagum menjadi api

 

Puisi ini bentuk kekaguman chairil anwar pada sosok diponegoro karena semangat perjuangan yang dimiliki diponegoro. Chairil anwar berharap semangat perjuangan Diponegoro hidup kembali, sosok yang begitu gigih melawan penjajah menjadi api penyemangat bagi para pemuda untuk melawan penjajah merebut kemerdekaan.

 

Di depan sekali tuan menanti

Tak gentar. Lawan banyaknya serratus kali.

 

Diponegoro adalah sosok pemberani yang tidak mengenal rasa takut dan gentar melawan penjajah. Meskipun banyaknya lawan, Diponegoro tidak gentar. Semangat untuk merdeka mengalahkan semua rasa takut.

 

Pedang dikanan, keris dikiri

Berselempang semangat tak bisa mati

 

Ini menunjukkan kesiapan diponegoro untuk berperang. Ditambah dengan semangat berkobar yang tidak akan pernah mati untuk meraih kemerdekaan. Bahkan disaat diponegoro telah tiada, semangatnya masih tetap hidup, dan menjadi penyemangat bagi pemuda untuk berjuang melawan penjajah.

 

MAJU

Ini barisan tak bergenderang-berpalu

Kepercayaan tanda menyerbu.

Sekali berarti

Sudah itu mati.

 

Pemuda harus maju, harus maju melawan penjajah. Meskipun tidak dipersenjatai dengan lengkap. Hanya keyakinan yang kuat untuk merdeka menjadi penyemangat untuk menyerbu lawan.

Sedangkan hidup ini hanya sekali, dan harus memiliki arti. Sebelum mati, sebelum ajal tiba, maka harus terus berjuang. Seandainya pun mati di medan perang melawan penjajah, maka itu jauh lebih baik dari pada hidup tidak berarti bagi negeri.

 

MAJU

Bagimu negeri

Menyediakan api.

Punah di atas menghamba

Binasa di atas ditindas

Sesungguhnya jalan ajal baru tercapai

Jika hidup harus merasai

 

Maju berperang untuk negeri dengan semangat yang membara. Mati saat berperang untuk kemerdekaan itu lebih baik dari pada harus mengabdi, menghamba pada penjajah. Sama saja dengan binasa karena kita hidup tertindas. Meskipun dalam meraih kemerdekaan belum dapat diraih, semua itu tidak akan menjadikan pengorbanan para pejuang menjadi sia-sia.

 

MAJU

Serbu

Serang

Terjang

 

Maju, serbu, serang, terjang adalah wujud semangat perjuangan melawan penjajah. Semangat yang pantang menyerah untuk meraih kemerdekaan.

Ikuti tulisan menarik Riska Nur Amalia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan