x

Iklan

Agus Buchori

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 8 November 2021

Rabu, 26 Januari 2022 06:20 WIB

Tan Malaka Jadi Tumbal Kemerdekaan Negerinya Sendiri

Puisi tentang Tan Malaka dan nasib tragis kehidupannya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Lambaian jemarimu tertinggal di Jembatan Ratapan Ibu

saat kau tinggalkan Payakumbuh menuju Fort de Kock.

sebuah impian di sana menunggu; menjadi guru.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Sutan Ibrahim Gelar Datuk Sutan  Malaka

yang brilian itu pun berguru.

Aku ingin mereka tak lagi bodoh. Dan aku akan ajari mereka cara melawan!

 

Dari jantung Sumatra kau menuju Belanda.

Perilaku yang  semula ketat dan taat

kini longgar bertemu wajah  materialisme dan logika.

 

Utopia itu menghantuimu bertahun-tahun

membuatmu merasa mampu mengubah dunia.

Bagimu akal adalah segalanya

 

Penjara menjadi tempat singgah tak berkesudahan.

menyepuhmu menjadi sosialis tapi bukan Marxis.

kau ronce pengetahuan  dari penjara ke penjara

 

Berlari dan beraksi tanpa kompromi

menjelajah dari negeri ke negeri

karena kamu tak ingin dikenal sebagai hipokrit kekuasaan.

 

Revolusi sebuah kata yang bermagnet

menarikmu lekat dalam sakit dan jutaan debat.

katamu, “Ku katakan, tidak pada Kooperatif!”

 

Tapi entah di sana ada yang tak suka kamu punya cara

Saudaramu, Hatta, kecewa mendengarnya.

“Dia harus dihentikan,” tegasnya.

 

Kamu terlalu kukuh sebagai revolusioner.

Indonesia yang masih muda tak mampu memahamimu.

kamu pun harus minggir atau dipinggirkan.

 

entah pada suatu senja atau pagi

di pinggir kali di Kediri yang sepi

kau jadi tumbal kemerdekaan negeri sendiri.

Ikuti tulisan menarik Agus Buchori lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler