Ketika kemarau, kau lelah kegerahan
Saat hujan menggigil diam dalam kebekuan
Tegar tak menyerah, diri tertahan tanpa amarah
Ada gelora di dada, menjaga api gairah
Detik berganti, detak jantung lirih tetap menanti
Hari berlalu, lindungi hati hindari gerutu
Bulan berubah, kuncup bunga harapan kian merekah
Masa berjalan, menapaki pendakian perbukitan nan indah
Masih ada mata air penyembuh dahaga
Bening embun menyapa pagi
Rerimbunan hijau pengobat jiwa
Kabut lembut membelai tenangkan sukma.
YW, 25 Februari 2022
Ikuti tulisan menarik Yosh Widyawan lainnya di sini.