x

Usaha Rumahan Modal Kecil Cocok Untuk Anak Muda

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Rabu, 23 Maret 2022 09:06 WIB

Di Balik Kesulitan Ada Kemudahan

Ketika dunia bisnis disurutkan oleh Covid-19 banyak orang menderita. Dalam kondisi ini sebuah kalimat bijaksana dari Maulana Jalaludin Rumi bisa menginspirasi kita. Artikel ini membahas topik ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ketika Covid-19 menyurutkan hampir semua sektor bisnis jutaan orang mengalami kesulitan.  Ada yang bisnisnya rugi bahkan usahanya bangkrut. Banyak yang jadi korban phk.  Akibatnya banyak orang stress. Untuk menyikapi keadaan ini mari kita perhatikan kalimat bijaksana Maulana Jalaludin Rumi dari Konya, Turki pada abad ketigabelas.

 

When the world pushes you to your knees, you are in the perfect position to pray.  Arti harafiahnya ketika dunia memaksamu berlutut, kamu ada dalam posisi sempurna untuk berdoa.  Tepat sekali kalimat ini untuk melukiskan keadaan terkini di seluruh dunia.  Bayangkan saat ini dunia diguncang wabah penyakit yang mematikan.  Nyaris tak ada negara yang kalis.  Meskipun korban jiwanya tidak sebanyak bencana perang atau penyakit lain, dampak sosial ekonominya sangat dahsyat.  Banyak sektor perekonomian yang porak poranda.  Perusahaan penerbangan, hotel, biro perjalanan wisata, pengecer, rontok beramai ramai.  Pengangguran melonjak.  Bahkan negara negara yang ekonominya kuatpun mengalami setback yang luar biasa. Seluruh dunia terancam resesi.   Memang benar dunia memaksamu berlutut.  Banyak orang jatuh.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Kata Rumi, inilah saat yang sempurna untuk berdoa.  Apa maksudnya?  Saya memiliki tafsiran atas kalimat Rumi ini.   Barangkali Rumi ingin mengatakan bahwa kondisi tertekan, ketika merugi, kehilangan order, ekonomi surut ini adalah justru kondisi ideal untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.  Mengapa ideal?  Karena orang justru memiliki kesempatan emas untuk mengambil jarak dengan harta dunia.  Harta yang selama ini dicintai dan dibanggakan.  Inilah saatnya merendahkan diri kepada Allah swt.  Bukankah kondisi kejiwaan ketika merendah ini memudahkan untuk menempatkan diri sebagai abdiNya.  Tidak ada lagi kesombongan.  Tidak ada lagi takabur.  

 

Inilah saat yang tepat untuk mencapai kondisi kejiwaan yang tawadu, yang merendahkan diri, bukan berarti minder dalam bahasa Belandanya.

 

Ada sebuah frasa yang tepat sekali dalam bahasa Jawa yaitu mungkur kadonyan.  Secara harafiah dalam bahasa Indonesia artinya memunggungi dunia.  Jadi kira kira maksudnya mengambil jarak dengan harta dunia dan dengan kedudukan sosial yang tinggi.  Wayne Dyer, seorang motivator Amerika memakai istilah detachment yang  artinya terpisah atau berjarak.  Ini adalah lawan kata attachment  yang artinya melekat, terikat, atau terlampir kalau dalam surel. 

 

Jadi kondisi tanpa kesombongan apapun ini adalah kesempatan emas untuk mendekati Allah swt dan mengabdikan diri kepadaNya dengan tulus.  Dalam keadaan tersebut insya Allah kita akan mendapatkan hikmahnya.  Manusia akan mendapat tuntunanNya sehingga akan teratasi masalahnya. Tatkala sudah teratasi maka dia akan memiliki sikap baru. Dia akan terbebas dari ikatan duniawi.  Dia akan merdeka dari perbudakan harta dan jabatan.  Jadi jangan biarkan kesempatan emas ini lewat dengan sia sia. Semoga Anda mampu mengambil hikmahnya.

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler