x

Sampah Plastik

Iklan

Bramantyo Nugroho

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 25 Maret 2022

Jumat, 25 Maret 2022 19:55 WIB

Cara Mengurangi Sampah Plastik Sekali Pakai

Sampah yang tidak kunjung habis dan terus bertambah dapat menyebabkan kerusakan bagi lingkungan maupun ekosistem, di takutkan apabila generasi mendatang tidak dapat melihat atau merasakan keindahan alam.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

- Inovasi produk untuk menanggulangi permasalahan sampah plastik -
Di Indonesia masih banyak ditemukan pemakaian plastik yang merupakan salah satu material digunakan untuk kemasan sekali pakai. Namun pengelolaan sampah plastik di Indonesia belum dapat dikelola dengan baik. Salah satu masalah utama yang menyebabkan pencemaran lingkungan, baik pencemaran tanah maupun laut adalah sampah plastik. Masalah ini timbul dikarenakan sifat sampah plastik yang tidak dapat terurai. Maupun bisa terurai butuh waktu yang lama hingga puluhan maupun ratusan tahun.

Kantong plastik masih menjadi isu pembicaraan penting di dunia pengelolaan sampah. Harganya yang relatif murah, mudah digunakan dan gampang diperoleh, membuat kantong plastik telah menjadi bagian dari hidup manusia. Hampir semua kemasan makanan dan pembungkus barang dan makanan menggunakan plastik dan kantong plastik. Belum lagi plastik untuk kebutuhan lain seperti peralatan dan perabotan rumah tangga, alat olahraga, mainan anak-anak, peralatan elektronik maupun medis.

Dampak dari plastik membawa mimpu buruk karena sifatnya yang menggagu ekosistem tidak hanya terhadap lingkungan, ekosistem pun terkena dampaknya. Plastik ada dimana-mana, Sampah plastik benar-benar ditemukan di mana-mana, Ini menyumbat saluran air jalan di kota – kota kita, itu mengotori perkemahan dan taman nasional, dan bahkan menumpuk hingga di Gunung Everest. Namun berkat sifat manusia yang suka membuang samapah sembarangan, plastik pun mudah di temui hingga di lautan. Gunungan sampah plastik telah ditemukan di mana-mana di lautan dunia. Palung Mariana, yang merosot hingga kedalaman 10.994 meter (36.070 kaki) di bawah permukaan laut pun sudah di jealajhi oleh sampah plastik

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun lebih dari mengambang di kolom air, sampah plastik ditemukan di perut lebih dari 90% burung laut dunia, di perut lebih dari setengah penyu dunia, dan bahkan mencekik kehidupan paus. Pada tingkat akumulasi plastik di lautan planet ini, diperkirakan pada tahun 2050, massa plastik di lautan dunia akan melebihi massa semua ikan yang hidup di sana.

Plastik membunuh lebih dari sekedar manusia, dalam beberapa bulan terakhir, efek pada satwa liar yang berasal dari makan, atau terjerat, sampah plastik telah dilaporkan lebih luas dan lebih sering daripada sebelumnya, yang menyebabkan kemarahan dan protes publik. Terdapat kurang lebih sekitar 270.000 ton plastik mengambang di lautan dunia di mana ia mengancam 700 spesies laut. Selanjutnya, ada semakin banyak bukti bahwa plastik berperan dalam meningkatnya tingkat kepunahan spesies.

Tetapi terjerat atau tersangkut di dalam saluran pencernaan korban yang malang, seperti paus dan mamalia laut lainnya, burung, penyu dan ikan, bukanlah akhir dari segalanya, karena plastik tidak terurai, juga tidak dapat dicerna. Sebaliknya, potongan plastik besar pecah menjadi potongan-potongan kecil yang mudah dikonsumsi oleh lebih banyak spesies hewan. Makan plastik menyebabkan malnutrisi, penyumbatan usus, atau keracunan lambat dari bahan kimia yang terlepas dari atau menempel pada plastik. Bahkan hewan mikroskopis, yang dikenal sebagai zooplankton, tidak aman dari menelan plastik, satu-satunya perbedaan adalah mereka mengonsumsi potongan plastik mikroskopis. Mirip dengan konsumsi plastik oleh hewan yang lebih besar, mikroplastik dapat mengakibatkan berkurangnya makan, kekurangan energi, cedera, atau kematian zooplankton. Suatu Hal yang Sangat Buruk karena zooplankton adalah bagian dari fondasi penting yang menjadi sandaran seluruh jaring makanan laut.

Tidak semua plastik dapat didaur ulang dan tidak semua plastik yang dapat didaur ulang dapat didaur ulang. Ketika plastik dipecah, ini berarti satu potongan plastik besar menjadi sekumpulan potongan plastik yang lebih kecil. Potongan plastik yang lebih kecil ini dapat dikonsumsi oleh hewan yang lebih kecil, tetapi masih tidak dapat dicerna.

Kebanyakan plastik dapat bertahan selamanya, plastik bertahan bahkan dalam kondisi yang paling keras, seperti mengambang di lingkungan laut di bawah terik, sinar matahari yang tak henti -hentinya, atau membeku di es selama bertahun-tahun sebelum akhirnya melayang dan mendarat di pantai yang jauh. Untuk alasan ini, plastik mungkin akan hidup lebih lama dari manusia itu sendiri. Keabadian yang nyata ini membawa saya ke poin terakhir saya, yaitu bahwa plastik dapat dikatakan abadi.

Plastik memang berdampak buruk bagi lingkungan maupun ekosistem, namun plastik itu sendiri pada dasarnya tidak jahat. Plastik membuat hidup lebih baik, dan lebih mudah, bagi kita. Misalnya, salah satu benda pertama yang gunakan setiap pagi dan salah satu benda terakhir yang gunakan setiap malam (sikat gigi) terbuat dari plastik. Setiap kali mengunjungi supermarket, bertemu dengan berbagai macam plastik yang berfungsi sebagai kemasan untuk memperpanjang kesegaran makanan, dan di rumah sakit, berbagai plastik membantu memperpanjang hidup seseorang.

Faktanya, keabadian plastik telah mengilhami beberapa oarng dan ilmuan untuk mulai berpikir untuk mengembangkan inovasi guna menggunakan kembali plastik yang sudah ada, bahkan mungkin untuk mengurangi efek perubahan iklim.

Hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi bertambahnya plastik adalah dengan kebiasaan kecil seperti membiasakan masak di rumah. Dengan membiasakan masak di rumah, bisa mengurangi potensi penggunaan sampah plastik. Apalagi di era digital seperti saat ini, dengan anggapan lebih praktis dan lebih hemat waktu, banyak yang memesan makanan siap saji dan pasti dikemas dengan bahan plastik. Bahwa sebenarnya dengan memesan makanan siap saji justru akan menambah sampah plastik.

Selalu membawa tas belanja atau Goodie bag saat bepergian. Saat ini sudah banyak minimarket atau supermarket yang tidak menyediakan kantong plastik untuk wadah belanja. Selalu bawa tas belanja atau Goodie bag meski tidak niat untuk berbelanja, setidaknya hal ini dilakukan untuk berjaga – jaga apabila suatu saat punya niat untuk belanja. Masalah sampah plastik mungkin terkesan sepele, tapi dampaknya bagi lingkungan sangat luar bisa. Bukan untuk masa yang akan datang tapi juga di masa sekarang.

Untuk saat ini hanya hal tersebut yang dapat dilakukan sampai menunggu kabar baik dari para peneliti yang akan memecahkan perasalahan plastik yang tidak kunjung habis dan terus bertambah. Invoasi dan produk yang dapat digunakan untuk permasalahan ini adalah dengan adanya filter udara yang dapat membuat asap menjadi udara bersih, di karenakan belum adanya pemecahan masalah akan plastik maka lebih baik apabila plastik di bakar pada tempat yang memiliki filter udara tersebut seperti yang dimiliki oleh negara Singapore. Untuk jalan lainnya diubahnya sampah plastik tersebut menjadi karya yang memiliki nilai jual, furniture, dll.

Permasalahan dari :
https://www.cnbcindonesia.com/lifestyle/20190721140139-33-86420/sebegini-parah-ternyata-masalah-sampah-plastik-di-indonesia

Invoasi dan Pengembangan Produk (Bramantyo Nugroho / 115190378)

Ikuti tulisan menarik Bramantyo Nugroho lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler