x

Sastra

Iklan

Rita Zahara

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 April 2022

Jumat, 15 April 2022 06:14 WIB

Wawasan Mengenai Sejarah Sastra Indonesia

Sebelum kita mempelajari sastra lebih dalam, alangkah baiknya kita mengetahui terlebih dahulu mengenai sejarah sastra tersebut. Melalui bacaan ini, kita akan mengetahui mengenai sejarah sastra Indonesia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kehadiran sastra Indonesia sejak zaman penjajahan sampai kemerdekaan memberikan bantuan yang cukup besar bagi terwujudnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal tersebut terbukti dari pengakuan para sastrawan atau orang-orang yang simpati terhadap keberadaan sastra Indonesia, dan juga tercatat dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia dalam merebut kemerdekaan dari tangan penjajah. Sastra Indonesia memiliki peran yang cukup penting sebagai identitas nasional dalam perlagaan antarbangsa. Bangsa, bahasa, dan sastra menjadi perekat kehidupan dalam suatu negara.

Pada kesempatan kali ini, saya ingin membahas tentang Wawasan Mengenai Sejarah Sastra Indonesia. Karena saya ingin mengetahui mengenai sejarah sastra Indonesia dan juga ingin para pembaca sekalian untuk bisa mengenal sejarah sastra Indonesia melalui bacaan ini. Tujuan penulisan bacaan ini, bertujuan untuk mempelajari dan mengetahui mengenai sejarah sastra Indonesia. Manfaat yang akan saya dan para pembaca dapatkan adalah berupa tambahan wawasan mengenai sejarah sastra Indonesia. Dan saya berharap melalui tulisan ini, kami semua bisa menghargai bagaimana perjuangan para pahlawan terhadap Negeri ini.

Sebelum membahas lebih dalam mengenai sejarah sastra Indonesia, kita harus mengetahui terlebih dahulu mengenai apa itu sejarah sastra. Sejarah sastra merupakan cabang ilmu sastra yang menganalisis perkembangan cipta sastra sejak awal pertumbuhannya sampai dengan perkembangannya sekarang. Menurut salah satu sastrawan yaitu Bapak Yudiono K.S. dalam bukunya yang berjudul Pengantar Sejarah Sastra Indonesia, di dalam buku tersebut terdapat mengenai apa itu sejarah sastra. Menurut buku beliau, sastra Indonesia berarti sastra berbahasa Indonesia yang sudah berkembang sejak awal abad ke-20 sebagaimana tampak pada penerbitan pers (surat kabar, majalah) dan buku, baik dari usaha kalangan swasta maupun pemerintah kolonial Belanda. Jadi, sejarahnya sudah lebih dari seratus tahun dan hasilnya sampai saat ini adalah ratusan novel, ribuan cerpen, dan ribuan puisi yang tersebar di berbagai media cetak (koran, majalah, dan buku).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Mempelajari sejarah sastra berarti kita mengetahui gambaran tentang perjalanan sastra sebagai bagian dari budaya suatu bangsa. Ruang lingkup sejarah sastra cukup luas antara lain, sejarah sastra suatu bangsa, sejarah sastra suatu daerah, sejarah sastra suatu kesatuan kebudayaan, dan sejarah sastra jenis karya sastra. Sejarah sastra suatu bangsa misalnya, sejarah sastra Indonesia, Amerika, dan China. Sejarah sastra suatu daerah misalnya, sejarah sastra Minangkabau, Jawa, Bali, Bugis, Aceh, dan Sasak. Sejarah sastra suatu kebudayaan misalnya, sejarah sastra klasik, romantic, renaissance, melayu, dan lain-lain. Sejarah sastra jenis karya sastra lain misalnya, sejarah perkembangan puisi, novel, drama, dan lain-lain (Atmaki, 1990). Menurut A. Teeuw, sejarah sastra hendaklah bertolak dari beberapa cara, yaitu cara yang dapat membantu peneliti sejarah sastra dalam meneliti sejarah sastra Indonesia sehingga diperoleh gambaran yang terarah tentang perkembangan sastra Indonesia.

Pada masa perjuangan banyak lahir karya sastra baik genre prosa maupun puisi yang isinya membangkitkan semangat perlawan rakyat untuk melawan penjajahan dan mewujudkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Partisipasi sastra Indonesia dalam mengisi kemerdekaan terlaksana dalam bentuk nilai-nilai budaya yang diciptakan sastrawan dalam sebuah karya sastra untuk memberikan pendidikan kepada generasi bangsa ini. Selain itu, sastra juga digunakan untuk memberikan kritik sosial terhadap pemerintah maupun masyarakat yang dipandang oleh sastrawan tidak sesuai dengan undang-undang, nilai-nilai kemanusiaan, dan norma yang dianut oleh masyarakat.

Dengan keberadaan sastra dalam dinamika kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara tersebut, kehadiran sastra sebagai kritik sosial maupun upaya memberikan pendidikan menimbulkan pro dan kontra dari berbagai kalangan masyarakat. Masyarakat secara umum lebih sering memahami dan menanggapi kehadiran karya sastra berdasarkan isi atau informasi yang bisa diterima menurut pemahaman mereka. Para kritikus sastra, akademisi, penggemar sastra yang lebih intens, dan komunitas-komunitas yang memiliki keterkaitan dan kepentingan dengan keberadaan sastra mengimbangi kehadiran sebuah karya sastra dengan cara yang lain dan model yang berbeda pula. Hal tersebut menimbulkan kesan yang berbeda terhadap kehadiran karya sastra dan tentu saja keberadaan sastrawan penghasil karya sastra itu sendiri.

Indikasi seperti yang telah dikemukakan tersebut pada akhirnya melahirkan sebuah pengadilan terhadap sastrawan dan karyanya. Hal tersebut bukan hanya terjadi pada masa-masa sekarang, tetapi sudah sejak zaman perjuangan merebut kemerdekaan. Pada masa perjuangan banyak karya sastra dari berbagai genre yang lahir beredar di kalangan masyarakat. Karya sastra tersebut lahir dari berbagai kalangan masyarakat dengan latar belakang agama, budaya, dan sosial serta idealisme yang berbeda. Hal tersebut menimbulkan pengelompokan sastrawan dan karyanya sehingga pada akhirnya memberikan tanda terhadap sastrawan dan karyanya tersebut berdasarkan paradigma kelompok masing-masing. Kenyataan tersebut pada akhirnya memberikan kemenangan pada kelompok masyarakat sastra yang lebih dominan sehingga tanda atau paradigma mereka dalam menilai karya sastra yang akhirnya digunakan dan diikuti oleh masyarakat secara umum.

Sejarah sastra merupakan sejarah perkembangan sastra. Dalam hal tersebut, maka sejarah perkembangannya adalah beberapa sastra yang ada di Indonesia. Beberapa sastra tersebut adalah Angkatan Pujangga Lama, Angkatan Balai Pustaka, Angkatan Pujangga Baru (1933 - 1942), Angkatan'45 (Angkatan Kemerdekaan), Angkatan 50-an, Angkatan 60-an, Angkatan 80-an, dan Angkatan Reformasi hingga sekarang.

Dengan peran penting sebuah sastra Indonesia sebagai identitas nasional dalam perlagaan antarbangsa. Kita jadi mempelajari mengenai sejarah sastra dan mengetahui gambaran tentang perjalanan sastra sebagai bagian dari budaya suatu bangsa. Dan mengetahui tentang ruang lingkup sejarah sastra yang cukup luas, begitu juga dengan para partisipasi sastra Indonesia dalam mengisi kemerdekaan terlaksanakan dalam bentuk nilai-nilai budaya yang diciptakan para sastrawan dalam sebuah karya sastra untuk memberikan pendidikan kepada generasi bangsa ini.

Keberadaan sastra dalam dinamika kehidupan masyarakat berbangsa dan bernegara, cukup menimbulkan pro dan kontra dari berbagai kalangan masyarakat. Indikasi yang telah dikemukakan pada akhirnya melahirkan sebuah pengadilan terhadap sastrawan dan karyanya. Kenyataan tersebut pada akhirnya memberikan kemenangan dan dalam menilai karya sastra yang akhirnya digunakan dan diikuti oleh masyarakat secara umum.

Ikuti tulisan menarik Rita Zahara lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu