x

Kegiatan posyandu di Dusun Cangkring Desa Sukojember pada tanggal 13 April 2022

Iklan

KKN MBKM UMD 2022 KELOMPOK 7

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 April 2022

Senin, 18 April 2022 22:42 WIB

Mahasiswa KKN MBKM Unej Peduli Eliminasi Stunting di Desa Sukojember

Stunting permasalahan gizi pada anak yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak – anak. Di Desa Sukojember pencegahan stunting terus digalakan melalui posyandu yang dilakukan secara rutin untuk mengetahui perkembangan ibu hamil, bayi, dan balita. Selain itu, mahasiswa Unej Membangun Desa kelompok 7 melalui pembimbingan DPL dr Yudha Nurdian,M.Kes juga peduli dengan stunting di Desa Sukojember sehingga mereka berusaha turut serta dalam kegiatan dan membantu meningkatkan pencegahan stunting melalui beberapa program yang akan digalakan nantinya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mahasiswa KKN MBKM UNEJ Peduli Eliminasi Stunting di Desa Sukojember

Mahasiswa KKN Unej Membangun Desa (UMD) yang beranggotakan 8 orang dengan penanggung jawab program Vio Febiyanti dibantu dengan pemberihan arahan oleh dosen pembimbing lapang dr Yudha Nurdian,M.Kes. juga ikut memberikan sasaran program pada arah pencegahan stunting di Desa Sukojember, Kecamatan Jelbuk, Kabupaten Jember.  Pada tahun ke tahun tingkat stunting di Desa Sukojember ini terbilang tidak terlalu tinggi. Tetapi tidak menutup kemungkinan masih ada beberapa anak yang memiliki permasalahan mengenai stunting. Stunting merupakan permasalahan gizi pada anak yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak – anak. Pada saat melakukan survey lapangan terdapat  7 pos yang terdapat di desa Sukojember yang terdiri dari Mawar 21, Mawar 21 A, Mawar 22, Mawar 23, Mawar 24, Mawar, 25, dan Mawar 26. Setelah ditelusuri pos – pos ini masih aktif melakukan kegiatan posyandu secara rutin di setiap minggunya.

Faktor stunting pada Desa Sukojember ini dikarenakan masih rendahnya kesadaran masyarakat terutama pada permasalah pemenuhan gizi seimbang. Hal ini juga dilatar belakangi oleh pernikahan dini. Pernikahan dini ini kebanyakan dilakukan oleh perempuan yang baru saja menempuh pendidikan menengah atas dan didorong oleh faktor sosial ekonomi keluarga yang kurang memungkinkan. Tetapi melakukan pernikahan bukan menjado faktor penuntasan kemiskinan yang memungkinkan bahkan bisa menjadi problem baru yaitu ketika perekonomian keluarga belum stabil didukung dengan pola pikir yang belum matang maka akan berdampak pada anak – anak mereka baik dari segi ekonomi, kesehatan, pendiidkan. Terutama permasalah stunting yang dapat mengalami peningkatan jika pernikahan dini di suatu desa tersebut tinggi. Hal ini juga akan meningkatkan tingkat perceraian dini karena belum ada persiapan yang matang dalam menikah jika pernikahan dini dilakukan hanya berdasarkan suka sama suka tanpa melibarkan faktor – faktor yang lain.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk itu untuk melakukan pengecekan mengenai peningkatan angka stunting di Desa Sukojember dapat dipantau melalui kegiatan posyandu yang biasa rutin dilakukan. Masyarakat di Desa Sukojember terlihat sangat antusias saat kegiatan posyandu berlangsung  hal ini dilatar belakangi oleh kebebasan berinteraksi dan berbagi ilmu seputar kesehatan ibu dan anak. Mengingat minimnya masyarakat yang tidak terlalu mengalami ketergantungan pada bidang teknologi mereka lebih menyukai interaksi intens dengan sesama terutama konsultasi pada bidan desa. Hal ini termasuk bagian kesadaran para ibu dalam menjaga kesehatan ibu dan kesehatan anak – anak mereka. Disammping itu peran dari bidan desa di Desa Sukojember ini sendiri bertugas dalam melakukan pemerikasaan terhadap bayi/ balita, mengecek kesesuaian hasil timbangan pada umur bayi/ balita, dan untuk ibu hamil dilakukan pemeriksaan dan asuhan yang sesuai dengan keluhan dan usia kehamilanya.

Kegiatan posyandu di Desa Sukojember ini terdiri dari penimbangan bayi dan balita, perekapan data tumbuh kembang ibu hamil dan bayi/ balita, dan konsultasi ke bidan desa. Di Desa Sukojember kegiatan posyandu dilakukan pada setiap bulan di minggu pertama sampai dengan minggu ke dua dan melakukan rolling di tiap – tiap pos yang terdapat di wilayah Desa Sukojember. Adapun kendala yang biasanya sering terjadi dalam pelaksanaan posyandu yaitu masalah ketidakhadiran ibu hamil maupun ibu yang telah memiliki bayi/ balita pada saat dilakukan penimbangan dan pengukuran terkadang imunisasi. Hal ini akan berdampak pada tidak terpantaunya tumbuh kembang sehingga bentuk penyelesaian problem yang bisa dilakukan adalah pada saat  akhir bulan biasanya dilakukan polindes untuk pengadaan imunisasi, tetapi, untuk bayi yang baru lahir pengajuan imunisasi BCG akan dilakukan melalui kunjungan rumah. Stigma masyarakat mengenai stunting kurang di pedulikan karena bagi mereka pemenuhan gizi yang dilakukan sudah menjadi hal yang terbaik yang para ibu lakukan dalam melakukan pemenuhan gizi. Hal ini digambarkan bahwa peran perempuan sangat berpengaruh dalam mengatasi permasalahan stunting sehingga sasaran yang dapat dicapai terdiri dari remaja, ibu hamil, ibu menyusui.

Oleh karena itu, pencegahan stunting pada anak di Desa Sukojember tetap perlu diterapkan sehingga anak di Desa Sukojember dapat terhindar dari julukan anak stunting melalui beberapa program ke depan yang akan dilaksanakan oleh mahasiswa KKN Unej Membangun Desa (UMD).  Beberapa program yang nantinya akan dijalani adalah pemberian sosialisasi seputar stunting dan pentingnya pemenuhan gizi pada anak, selain itu, ada pula program mengenai pengembangan skill memasak dalam pembuatan menu makanan sehat. Hal ini dapat membangun antusias masyarakat mengenai belajar dan mencari tahu mengenai makanan sehat dan pemenuhan gizi yang seimbang untuk tumbuh kembang anak dan merupakan salah satu cara pencegahan stunting terutama di desa Sukojember.

 

 

Ikuti tulisan menarik KKN MBKM UMD 2022 KELOMPOK 7 lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler