x

Iklan

Meraki Nuha

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 April 2022

Minggu, 24 April 2022 08:08 WIB

Ketulusan dan Kehancuran Hati

Tentang seorang wanita yang jatuh cinta kepada sahabat masa kecilnya disaat usianya sudah 25 tahun. Namun sayangnya saat wanita ini jatuh cinta, sahabatnya bersikap biasa dan saat wisuda memiliki kekasih. Membuat Nuha ke Turki dengan meninggalkan tanya dari Rehan terhadap Nuha yang pergi dengan meninggalkan tanya yang belum usai di jawab.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Rasa… Kurasakan mencintai seorang sahabat tetangga rumah setelah 20 tahun berteman adalah sebuah kesalahan yang besar. Hal ini disebabkan ketakutanku akan hancurnya hubungan baikku dengan Rehan yang merupakan sahabatku sejak umur 5 tahun hingga masa kuliah semester akhir di usia 25 tahun. Aku sangat ketakutan ketika rasa cintaku jatuh ke Rehan.

Awal mula kusadari rasa ini hadir diriku saat Aku dan Rehan membeli buku bersama seperti biasa. Namun entah mengapa saat bersama Rehan itu Aku merasakan ada debaran di hati dan rasa bahagia yang tidak biasa ke Rehan. Namun meski Aku merasakan rasa yang berbeda, ada ketakutan yang kuat terhadap rasa yang baru saja hadir. Takut kehilangan sosok Rehan.

Saat bersama itu sempat ku tatap Rehan yang sedang memilih buku berseberangan dengan posisiku. Ku perhatikan, ternyata rehan memiliki paras yang ganteng dan keren. Kemudian…

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Nuha… ngapain ngelihatin Aku?. Ada sesuatu kah yang aneh dari Aku?”

Aku kelabakan dan mulai memposisikan tatapan normal. “Enggak, Aku baru aja… EEE… Baru aja pengin bilang kalau… kalau… ada buku karya Andrea Hirata itu di depan kamu. Bolehkah Aku ambil?”

“Oooo ini?”. (Menunjukkan buku)

“Iya itu”.

Lalu Rehan memberikan buku itu ke Aku. Debaran hadir begitu kuat.

Sejak kejadian itu, bayangan Rehan sering hadir di dalam benakku. Tambahannya rasa takut yang besar dalam diriku jika Rehan pergi dariku. Sebab pertemanan selama 20 tahun itu bukanlah sebuah pertemanan yang sebentar. Termasuk tidak mudah juga untuk menemukan kemungkinan hancurnya hubungan baikku dengan Rehan.

Beberapa kali kisah cintaku faktanya memiliki ujung yang hancur disebabkan sikapku dan Aku yang biasa saja. Lalu ini malah terjatuh ke Rehan. Parah. Bahaya sekali kurasakan. Rehan yang sangat baik ke Aku dan salah satu pria langka di hidupku. Namun tetap harus berusaha kuterima kenyataan hadirnya rasa cintaku ke Rehan.

Esok harinya, di acara kerja bakti komplek rumah, Aku bertemu Rehan kembali. Di sini Aku tetap merasakan rasa baru yang bernama cinta kepada Rehan. Sosok yang ternyata pantas untuk dicinta. Bersama Rehan membersihkan rumput taman depan rumahku dan Rehan terasa bahagia. Lebih berwarna indah.

Rehan membantuku juga memindahkan sampah ke bak sampah besar, hingga selesai acara kerja bakti yang isinya banyak warga, namun Aku merasa lebih dominan dengan Rehan, sebab selama kerja bakti komplek Aku lebih sering berdekatan dengan Rehan. Hal yang terjadi ini sudah biasa untuk Aku dan Rehan, sehingga warga sekitar juga biasa saja menyaksikan Aku dan Rehan bersama.

Usai kerja bakti komplek, Aku dan rehan ke taman komplek untuk mengerjakan kerjaan di Laptop. Sebagai seorang mahasiswa S1 tingkat akhir, sudah memiliki kewajiban untuk mengerjakan skripsi. Begitu juga Aku dan Rehan yang sedang menunaikan kewajiban. Kami memiliki rencana untuk sidang skripsi dan wisuda bersama.

2 minggu setelah kerja bakti…

“Nuhaaa…, buruan masuk mobil,” teriak Rehan dari rumah sebelah yang sedang akan masuk mobil merahnya sedangkan Aku sedang sibuk menggunakan sepatu.

“Iya iya sebentar lagi Rehan. Tunggu”.

2 menit kemudian Aku sudah berada di mobil Rehan menggunakan style an hitam-putih dan di bagian belakang mobil ada seperangkat alat berperang untuk sidang skripsi. Ya, Aku dan Rehan akan melaksanakan sidang skripsi di hari yang sama tapi waktunya berbeda. Rehan jam 1 siang, sedangkan Aku jam 2.30 sore.

“Rehan, Aku deg-degan berat,” ucapku santai.

“Normal itu. Aku juga kok. Kan mau sidang skripsi”.

"Bukan itu aja Rehan, Aku juga deg-degan karena kamu," ucapku dalam hati.

“Iya, ya, Rehan. Hehehe”.

Mobil pun terus melaju menuju kampus. Hingga sampai juga di kampus. Beberapa teman sudah hadir menunggu sidangku dan Rehan.

Sidang pertama ada di Rehan, Aku ikut masuk menyaksikan Rehan sidang yang dibantai oleh para dosen penguji. Membuatku lumayan takut dengan sidang, sehingga membuat Aku keluar ruang sidang. Menunggu di luar. Setelah Aku keluar, tidak lama kemudian Rehan dan beberapa hadirin juga ikut keluar karena para dosen penguji sedang membutuhkan waktu untuk memberi nilai.

10 menit usai keluarnya Rehan…

Rehan dan hadirin masuk kembali untuk pemberitauan terkait nilai. Bersyukurnya nilai yang di dapatkan Rehan yaitu A +. Membuat Aku lumayan tenang.

Usai Rehan sidang, gantian Aku yang masuk ruang sidang untuk di sidang oleh dosen penguji yang berbeda dari Rehan. Berjalan lancar dengan pembataian yang normal. Berakhir dengan nilai yang sama dengan Rehan. A +.

Sidang skripsi berakhir, lalu sesi foto. Pada sesi foto ini Aku kaget dengan sikap baru Rehan yang berani memelukku. Iyaa, Rehan memelukku setelah Aku keluar ruang sidang sambil berkata :

“Selamat ya Nuha, Aku senang. Senang juga akhirnya kita bisa sidang di hari yang sama”.

“Iya Rehan, Aku juga senang. Selamat juga ya”.

“Iya Nuha”.

Melepaskan pelukan di tengah sorakan, “Ciyee”.

Foto bersama dengan Rehan ada sesi Rehan merangkul pundakku. Membuat Aku grogi.

Lalu foto bersama dengan hadirin yang lain di lakukan. Setelah semua selesai, Aku dan Rehan kembali ke rumah. Kemudian foto bersama di tengah antara rumahku dan Rehan.

2 bulan kemudian...

Wisuda tiba, Aku dan Rehan datang bersama. Di wisuda bersama dan setelah keluar ada yang mengagetkanku. Seorang perempuan yang merupakan teman kelasku datang membawa bunga dan memeluk mesra Rehan di depanku.

“Kalian?”

“Kita pacaran Nuha,” ucap Rehan santai.

“Ooo oke, bagus. Selamat, BTW sejak kapan?”

“Sejak 1 bulan lalu,” Rehan dengan santai lagi, sedangkan Aku yang mendengarnya merasakan sesak di hati.

“Oke, Aku duluan mau mencari keluarga”.

“Iya Nuha”.

Pergi dari Rehan dan pacarnya menyisakan isak tangis dan rasa sesak di diriku. Sebagai sahabatnya harus bahagia, namun Aku terluka karena Aku sudah jatuh cinta dengan Rehan.

Wisuda berakhir. Saat acara wisuda itu juga Aku mendapatkan email bahwa Aku diterima beasiswa Turki, dan akan berangkat 1 bulan usai email datang.

Kepergianku ke Turki Aku tutup dari Rehan. Hingga hari H kepergian, Rehan menyaksikan kesibukan di luar rumah lalu menghampiriku.

“Mau kemana Nuha?”

“Ke Turki”

“Ngapain?”

“Melanjutkan S 2”

“Kenapa tidak pernah memberitau Aku?”

“Aslinya Aku ingin memberitau kamu setelah wisuda, tapi kamu sedang bahagia dengan pacar barumu, tanpa kamu tau bahwa saat itu ada yang terluka”.

“Maksudnya Nuha?”

Lalu…

“Rehan, sudah ya, Nuha harus berangkat ke Bandara. Ayo, Nuha masuk mobil”

“Iya Tante, Nuha juga hati-hati”

“Iya Rehan”.

Kemudian pergi dengan meninggalkan tanya. Rehan melanjutkan di Whatshap.

“Maksud kamu tadi terluka apa ya Nuha? Boleh jelaskan ke Aku?”

“Ada rasa di hatiku”

“Rasa? Maksudnya cinta? Nuhaaa kamu jatuh cintakah ke Aku?”

Setelah itu Aku tidak membalas sama sekali. Berkali-kali Rehan chat tapi tidak pernah Aku balas lagi. Hingga Aku ganti nomor di Turki. Dan kejadian HP rusak yang terpaksa kehilangan semua kontak termasuk kontaknya Rehan. Saat ingin membalas, sudah tidak bisa.

End

Ikuti tulisan menarik Meraki Nuha lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler