x

Iklan

Rilda Gumala

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 November 2021

Minggu, 12 Juni 2022 05:37 WIB

Sepetak Sawah

RILDA GUMALA kembali hadir mengusung 7 puisi bertajuk TANPA KATA, MIMPI TELAH USAI, LAGU, TITIK NOL, PANTAI KEHIDUPAN , SEPETAK SAWAH dan SUATU PETANG DI SUNGAI BANGEK. Pengembaraan bathin tentang cinta, kenangan, semangat untuk bangkit dan dalam asa tak pernah putus.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

TANPA KATA

 

Sudah terlalu lama

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kau simpan kata-kata itu

Masihkah ada maknanya?

Kereta itu sudah pergi berpuluh tahun lalu

Dan tubuh kita telah terlalu ringkih untuk menunggu kereta yang lain

Simpan saja lagi kata –kata itu hingga habis digerus waktu

 

 

MIMPI TELAH USAI

 

Perjalanan  yang melelahkan

Sendiri menatapmu dari kejauhan

Ada keraguan 

Apakah resah ini bernada sama ?

Seraut wajah flat tak bergeming

Hanyut dalam pikirannya sendiri

Membiarkan angin menebarkan asap rokok

ke segala penjuru

 

Waktu telah membangun benteng  yang kokoh

Antara kita hanya sejarak  tapi berjarak

Menikmati  angin yang meniupkan

Kata-kata ke hati kita

Menjadi gema

Hingga kita terdiam karena mimpi ini sudah selesai

 

 

 LAGU

 

Lagu-lagu rindu itu mengusung hari-hari

Rindu yang terpendam jauh di lubuk hati

Mengembara di tempat tersembunyi

Hanya lewat lagu

Rindu itu berujar

Merayap memasuki jiwa yang terlena

Tentang  hati yang tersakiti

Tentang cinta tak tersampaikan

Tentang rindu yang tak akan pernah tuntas

 

Lagu-lagu itu akan terus berlagu

Hingga diujung senja

 

 

TITIK NOL

 

Kita lewati hari- hari

Setelah perdebatan panjang tentang cinta

Kita  berhenti di satu titik , hati

Tak ada yang bisa hilang dari hati yang terpenjara

Hati yang telah menciut atas nama  kecewa

hingga luka-luka tak berdarah

Ujaran-ujaran merdu tentang rasa sesungguhnya yang terpendam di situ

Seperti nyanyian merdu  merasuk  hati

Lalu membukanya pelan-pelan atas nama cinta itu lagi

sesekali perlu dilafazkan

 sebentuk cinta  yang nyata

Mulai lagi dari titik nol

 

PANTAI KEHIDUPAN

 

(Sebuah titik balik , pulang kembali menatap laut dengan ombaknya yang berbuih

Pecah di pantai)

Pasir putih yang hangat  menyentuh tapak kaki

Benang kehidupan menjala rumit

Diam-diam

Menyimpan luka sendiri, sembuh sendiri

 

Kembali menjahit layar yang robek

Suara jiwa

saling memahami  cinta nan telah tumbuh menjiwa

usai  sudah segala  prasangka dalam  ikatan suci

 

Layar sudah  mengembang, ulurkan tanganmu cinta ,

Bahtera ini akan terus melaju..

 

 

 SEPETAK SAWAH

 

Koto Pulai, sepetak  sawah

Sebentar lagi padi ini akan membulir

Biar kita nikmati hari ini hijaunya padi

Sejauh mata memandang

 

Disampingku ada kamu

Menatap daun padi

Kenangan  masa kecil ketika musim panen tiba,

Meniup seruling batang padi

Berlarian di pematang sawah

Mengejar burung putih  yang selalu  cantik diantara hijaunya daun padi

Disampingmu ada aku

Yang mengembangkan senyum ditengah hijaunya daun-daun padi

 

Di sini kehidupan itu bermula, di sawah-sawah yang terik, menyemai dan mananam , lalu merawatnya

Hingga berbulir-bulir  berdaun emas

Bernas tunduk merunduk

 

SUATU PETANG DI SUNGAI BANGEK

 

Sungai Bangek

Jalan yang belum pernah dilewati

Mencari tempat berbincang tentang  cinta  nan tergerus waktu

 

Ilalang-ilalang di sepanjang jalan

Perbukitan di sekelilingnya

Berkilau indah tertimpa cahaya matahari petang

Perjalanan dalam deru debu dan derai- derai dedaunan

Ada  suara,seperti bisikan angin

“Cintaku abadi dalam penjagaanNYa..”

 

Petang yang mulai dingin

Dari perbukitan cahaya matahari malu-malu

Jatuh di pepohonan dan memecah di pucuk-pucuk ilalang di sepanjang jalan

 

 

 

 

 

 

 

 

Ikuti tulisan menarik Rilda Gumala lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler