TANPA KATA
Sudah terlalu lama
Kau simpan kata-kata itu
Masihkah ada maknanya?
Kereta itu sudah pergi berpuluh tahun lalu
Dan tubuh kita telah terlalu ringkih untuk menunggu kereta yang lain
Simpan saja lagi kata –kata itu hingga habis digerus waktu
MIMPI TELAH USAI
Perjalanan yang melelahkan
Sendiri menatapmu dari kejauhan
Ada keraguan
Apakah resah ini bernada sama ?
Seraut wajah flat tak bergeming
Hanyut dalam pikirannya sendiri
Membiarkan angin menebarkan asap rokok
ke segala penjuru
Waktu telah membangun benteng yang kokoh
Antara kita hanya sejarak tapi berjarak
Menikmati angin yang meniupkan
Kata-kata ke hati kita
Menjadi gema
Hingga kita terdiam karena mimpi ini sudah selesai
LAGU
Lagu-lagu rindu itu mengusung hari-hari
Rindu yang terpendam jauh di lubuk hati
Mengembara di tempat tersembunyi
Hanya lewat lagu
Rindu itu berujar
Merayap memasuki jiwa yang terlena
Tentang hati yang tersakiti
Tentang cinta tak tersampaikan
Tentang rindu yang tak akan pernah tuntas
Lagu-lagu itu akan terus berlagu
Hingga diujung senja
TITIK NOL
Kita lewati hari- hari
Setelah perdebatan panjang tentang cinta
Kita berhenti di satu titik , hati
Tak ada yang bisa hilang dari hati yang terpenjara
Hati yang telah menciut atas nama kecewa
hingga luka-luka tak berdarah
Ujaran-ujaran merdu tentang rasa sesungguhnya yang terpendam di situ
Seperti nyanyian merdu merasuk hati
Lalu membukanya pelan-pelan atas nama cinta itu lagi
sesekali perlu dilafazkan
sebentuk cinta yang nyata
Mulai lagi dari titik nol
PANTAI KEHIDUPAN
(Sebuah titik balik , pulang kembali menatap laut dengan ombaknya yang berbuih
Pecah di pantai)
Pasir putih yang hangat menyentuh tapak kaki
Benang kehidupan menjala rumit
Diam-diam
Menyimpan luka sendiri, sembuh sendiri
Kembali menjahit layar yang robek
Suara jiwa
saling memahami cinta nan telah tumbuh menjiwa
usai sudah segala prasangka dalam ikatan suci
Layar sudah mengembang, ulurkan tanganmu cinta ,
Bahtera ini akan terus melaju..
SEPETAK SAWAH
Koto Pulai, sepetak sawah
Sebentar lagi padi ini akan membulir
Biar kita nikmati hari ini hijaunya padi
Sejauh mata memandang
Disampingku ada kamu
Menatap daun padi
Kenangan masa kecil ketika musim panen tiba,
Meniup seruling batang padi
Berlarian di pematang sawah
Mengejar burung putih yang selalu cantik diantara hijaunya daun padi
Disampingmu ada aku
Yang mengembangkan senyum ditengah hijaunya daun-daun padi
Di sini kehidupan itu bermula, di sawah-sawah yang terik, menyemai dan mananam , lalu merawatnya
Hingga berbulir-bulir berdaun emas
Bernas tunduk merunduk
SUATU PETANG DI SUNGAI BANGEK
Sungai Bangek
Jalan yang belum pernah dilewati
Mencari tempat berbincang tentang cinta nan tergerus waktu
Ilalang-ilalang di sepanjang jalan
Perbukitan di sekelilingnya
Berkilau indah tertimpa cahaya matahari petang
Perjalanan dalam deru debu dan derai- derai dedaunan
Ada suara,seperti bisikan angin
“Cintaku abadi dalam penjagaanNYa..”
Petang yang mulai dingin
Dari perbukitan cahaya matahari malu-malu
Jatuh di pepohonan dan memecah di pucuk-pucuk ilalang di sepanjang jalan
Ikuti tulisan menarik Rilda Gumala lainnya di sini.