x

menggambarkan kekuatan yang ditumpahkan kedalam sebuah tarian

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Rabu, 29 Juni 2022 09:49 WIB

Membersihkan Kebudayaan

Kebudayaan perlu dibersihkan dari unsur unsur yang merugikan. Apakah ada unsur yang merugikan? Sila baca terus.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Bambang Udoyono, penulis buku

Kebudayaan memang membawa banyak manfaat, termasuk manfaat ekonomi.  Banyak orang mencar nafkah dengan bermodal kebudayaan. Misalnya para dalang, sinden, pengrawit (penabuh gamelan), pembatik, pelatih silat, pengukir dll.  Namun tidak jarang orang mempertanyakan bahkan membenturkan kebudayaan dengan agama.  Benarkah keduanya berbenturan?  Ada sebuah quote dari seorang ustadz dari Barat yang menarik.

Islam tidak menghancurkan kebudayaan

“Islam doesn't try to destroy cultures; it cleans them up.” (Nouman Khan)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Islam tidak berupaya menghancurkan kebudayaan; ia hanya membersihkannya.   Itulah kalimat bijaksana dari Nouman Khan, seorang ustadz kondang dari negri paman Sam.  Sebenarnya masih ada kelanjutannya  kaimat di atas.  Sila baca :

You can keep your language but get rid of your racist speech. You can keep your style of cooking, but get rid of alcohol. You can keep your cultural dresses, but keep your modesty on the highest level."

(Anda boleh mempertahankan bahasa anda tapi hilangkan wacana rasisnya.  Anda boleh menjaga gaya masakan anda, tapi hilangkan alkoholnya.  Anda boleh mempertahankan pakaian dari budaya anda, tapi utamakanlah kesederhanaan)

Sangat bijaksana memang ustadz Nouman Khan ini.  Dia sudah memahami esensi Islam dengan sangat mendalam.  Soal kebudayaan misalnya.  Islam tidak melarang kebudayaan apapun.  Islam malah membersihkannya agar kebudayaan membawa manfaat kepada masyarakat pendukungnya.  Islam menyelamatkan masyarakat pendukungnya dari resiko yang berasal dari kebudayaan.  Apa resikonya? Memangnya kebudayaan berbahaya?  Demikian mungkin anda bertanya.

Bahayanya kebudayaan

 

Bahayanya memang bukan secara fisik.  Tidak berujud ancaman fisik tapi justru jauh lebih besar, lebih gawat daripada resiko fisik.  Bahayanya adalah pada aqidah.  Tidak sedikit masyarakat yang mementingkan kebudayaan nenek moyangnya sehingga melakukan pelanggaran terhadap aturan Alah swt.  Tentang pakaian misalnya.  Islam mengajarkan pakaian yang menutup aurat.  Wujudnya boleh apa saja. Mau pakaian bergaya Jawa, Cina, Eropa, India, dll semua boleh asal menutup aurat.  Jadi kembali ke fungsi pokok pakaian yaitu untuk menjaga kesehatan dan keimanan.  Tidak untuk bermegah megahan.  Maka Nouman katakan utamakanlah kesederhanaan.  Jadi meskipun anda mampu  membeli pakaian super mahal, sebaiknya tidak usah daripada ‘lupa’ kepada ajaran Islam.

Wujud kebudayaan bisa apa saja

 

Soal makanan Islam tidak melarang gaya masakan apapun.  Mau masakan Jawa, Cina, Arab, Eropa, Jepang, Korea, dll boleh.  Semua boleh asal halal.  Muslim boleh makan daging asal disembelih dengan tatacara Islam.  Jadi meskipun daging ayam, bebek, kambing, sapi tapi kalau disembelihnya tidak secara Islam, meskipun higinis tetap haram.  Tapi ada daging binatang tertentu tidak boleh dimakan seperti binatang buas dll.

Demikian juga, seni sastra, seni pahat, seni teater, seni lukis, boleh mempertahankan kebudayaan masing masing, asal tidak melanggar aturan Allah swt.  Bagaimana seni wayang Jawa?  Saya yakin boleh asal tidak memakai klenik.

Kalau anda mau memakai blangkon alih alih peci, juga boleh, tidak ada pelanggaran asal di blangkon anda tidak ditaruh jimat.  Kalau anda mau solat dengan memakai bebed juga silahkan.    Anda sehari hari memakai surjan, atau busana pranakan juga boleh.  Mau pakai jubah juga boleh.  Mari saling menghormati kebudayaan masing masing.  Soal kebudayaan tidak ada paksaan.  Muslim tidak harus memakai budaya Arab, tapi jangan salahkan juga mereka yang suka memakainya, wong tidak ada salahnya.  Mereka juga tidak merugikan anda sedikitpun.  Mari kita belajar saling menghargai, saling menghormati.

Ringkasan

Kebudayaan membawa manfaat tapi juga resiko. Bahayanya tidak secara fisik tapi bisa menyesatkan aqidah. Karena itu kebudaayaan pru dibersihkan dari unsur unsur yang merusak. Pakaian, makanan, gaya arsitektur, kesenian dsb boleh saja mempertahankan kebudayaan tradisional atau mengembangkan kebudayaan baru.  Meskipun demikian tinggalkan alkohol, pemujaan kepada mahluk, dan pelanggaran kepada ayat ayat Allah.  Kalau kebudayaan sudah bersih dari penyelewengan maka ia akan lebih banyak manfaatnya daripada mudaratnya.

 

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB