x

Cara berkomunikasi secara jujur dan berempati dengan anggota keluarga menjadi kunci komunikasi efektif pada masa pandemi

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Selasa, 5 Juli 2022 11:10 WIB

Keluarga Akar Segalanya

Ada orang yang perilakunya sopan, tapi ada juga yang kata kata dan tindakannya kasar dan tidak sopan. Apa yang memengaruhinya? Sila baca terus.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Keluarga  Akar Segalanya

 

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bambang Udoyono, penulis buku

 

Tata krama dan adab dipelajari dan dibentuk utamanya di dalam keluarga.  Orang yang beradab dan memiliki tata krama yang baik pasti mempelajarinya di dalam keluarganya.  Mungkin dia mendapatkan juga dari masyarakat tapi yang utama dari keluarga.  Orang yang kurang baik tata krama da adabnya pasti kurang mendapat pelajaran dari keluarganya. Segalanya berakar di keluarga.

Indonesia bangsa beradab

 

Kita adalah bangsa beradab.  Kita mewarisi kebudayaan yang adiluhung dari nenek moyang.  Itulah salah satu sebab kedatangan wisatawan asing ke Indonesia, bukan cuma keindahan alam saja.  Kalau keindahan alam mereka juga punya.  Tapi kalau kebudayaan ada perbedaaannya.  Borobudur misalnya, adalah salah satu warisan budaya dunia yang sudah diakui oleh UNESCO.   Kita kaya sekali dengan warisan budaya.  Salah satunya adalah tata krama.  Saya yakin di setiap keluarga Indonesia, orang tuanya pasti sudah pernah mengajarkan tata krama.  Di keluarga suku Jawa pasti mengajarkan kromo inggil alias bahasa halus kepada anak anaknya.  Bahkan saking semangatnya mengajarkan tidak sedikit orang tua yang terbalik memakainya. Mereka malah memakai kromo inggil kepada anak anaknya.  Tapi sayang sekali warisan budaya adiluhung ini sekarang dengan cepat menghilang atau paling tidak surut.

Nila setitik

 

Sekarang ini ada segolongan anggota masyarakat yang suka sekali berkata kata dengan kasar, bahkan sangat kasar.  Mereka mengolok olok orang lain dan bahkan yang paling parah mengolok olok agama Allah swt. Sebenarnya ini terjadi di banyak negara. Di mana mana pasti selalu ada orang yang tidak memiliki tata krama. Tapi kalau terjadi di Indonesia, yang mewarisi kebudayaan yang adiluhung, sangat mengecewakan.

Kata kotor menunjukkan kecerdasan rendah

 

Seorang ustadz kondang dari mancanegara bernama Nouman Ali Khan pernah membuat quote  begini.  

 

"When someone isn’t smart enough to express their frustration, they use dirty words. Those are words that describe a lack of intelligence. Smart people don’t use those kind of dirty words, because they find it an insult to their intelligence."

 

(Ketika seseorang tidak cukup cerdas untuk mengutarakan frustrasinya, mereka memakai kata kata kotor.  Itulah kata kata yang menggambarkan ketiadaan kecerdasan.  Orang cerdas tidak  memakai kata kata seperti itu, karena merupakan pelecehan terhadap kecerdasan mereka).

 

Indah sekali dan tepat sekali kalimat Nouman Khan ini.  Orang tua kita mestinya sudah pernah mengajarkan bahwa ada hukum sebab akibat.  Semua orang akan menerima akibat perbuatannya sendiri.  Semua orang pasti akan menerima balasan atas perbuatannya sendiri.  Kalau dalam Islam diterangkan bahwa meskipun perbuatannya hanya kecil sekali, digambarkan sebesar zarrah, manusia akan menerima balasannya. Kalau dia berbuat baik, maka dia akan menerima pahala atau ganjaran.  Sebalikya kalau dia berbuat buruk,  maka dia akan menerima akibat buruk juga.  Karena itu orang cerdas tidak akan mau berkata buruk karena perkataan buruk itu akan kembali kepadanya.

Tata krama dan adab dalam pendidikan keluarga

 

Karena itu, sebagai orang tua, marilah kita memasukkan ajaran tata krama ini dalam kurikulum pendidikan keluarga kita. Seorang bapak dan ibu idealnya harus mengajarkan dengan kata kata dan dengan contoh,  cara bergaul yang baik. 

 

Sekarang ini di Indonesia sudah berkembang uji kompetensi untuk banyak profesi, termasuk penulis.  Nah kompetensi atau kemampuan orang itu meliputi skill, knowledge dan attitude.    Ketrampilan (skill) bisa didapat di sekolah atau tempat kursus, bisa juga di keluarga.  Pengetahuan (knowledge) didapat di tempat pendidikan dan di keluarga.  Sikap mental (attitude) terbentuknya di keluarga.    Maka kalau anda ingin anak anak anda memiliki perilaku baik, sikap mental baik, memiliki tata krama,  ajarkanlah dan contohkanlah bagaimana tata krama yang baik, termasuk bagaimana memakai sosial media yang baik.  Sekarang ini ada istilah netiket alias etiket internet, tata krama memakai internet. Tidak susah mempelajarinya buat orang cerdas.

 

Dalam Islam diajarkan bahwa muslim yang baik adalah yang membuat tetangganya, temannya selamat dari perbuatannya.  Mestinya termasuk selamat dari kata katanya. 

 

Salah satu sila dari Pancasila adalah persatuan Indonesia.  Bagaimana bisa bersatu jika setiap hari terjadi pertengkaran?  Bukankah persatuan disuburkan dengan saling menghargai, saling menghormati, saling menjaga sopan santun? Bukankah kata kata kasar dan perbuatan tidak sopan hanya membangkitkan amarah dan sakit hati?  

Teladan

 

Dalam bahasa Jawa ada proverb begini.  Kacang ora ninggal lanjaran.  Arti harafiahnya kacang tidak meninggalkan tangkainya.  Maksudnya sikap dan sifat anak tidak beda degan orang tuanya.  Kalau orang tuanya sopan maka anak anaknya juga akan menjadi sopan santun.  Sebaliknya jika orang tuanya tidak sopan ya anak anaknya akan meniru.  Jadi marilah kita beri anak keturunan kita warisan yang sangat berharga.  Warisan kita idealnya lengkap,  selain harta kita juga sebaiknya mewariskan kebudayaan yang adiluhung yang kita warisi dari nenek moyang.   Salah satu unsur pokoknya adalah tata krama.

 

Memang tidak mudah menjadi orang tua yang baik.  Menjadi orang tua ini adalah ketrampilan  yang harus terus menerus diasah, dipelajari.  Salah satunya dengan membaca, termasuk membaca artikel selain buku.

 

Mari kita sumbangkan kata kata sopan kepada masyarakat, agar masyarakat kita menjadi masyarakat yang memiliki kebudayaan adiluhung lagi.  Semoga kelak masyarakat kita mengalami kemajuan lengkap, kemajuan di bidang ekonomi, teknologi dan budaya yang adiluhung.  Masyarakat yang makmur, berpendidikan tinggi sehingga menguasai iptek canggih.  Masyarakat yang saling menghargai, menghormati.  Masyarakat yang bertata krama.  Itulah masyarakat yang beradab. Itulah cita cita kita semua.  Semoga impian ini suatu hari terlaksana.  Aamiin.

Ringkasan

 

Tata krama dan adab berakar dari keluarga.  Orang yang memiliki tata krama dan adab yang baik pasti mendapatkannya di keluarganya. Maka sebagai orang tua mari kita ajarkan adab dan tata krama kepada anak anak kita. Selain dengan wacana, cara terbaik adalah dengan memberi contoh. Mongg beri contoh baik kepada anak anak.

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Orkestrasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 13 Maret 2024 11:54 WIB

Terpopuler

Orkestrasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Rabu, 13 Maret 2024 11:54 WIB