Ajal
laki-laki berwajah awan
sebentar merah sebentar biru
dalam cermin batu
bukan bumi lengah
tapi kaki yang goyah
bibir pada malam megeriput
mata pada cahaya muram
detak jantung membisu
waktu berlari di sudut
semua tenang dalam muram
orang-orang kampung berebut arah
entah apa yang hendak mereka jumput
sebab rumput telah pergi malam tadi
: ia mati
Papua, 2014
Ikuti tulisan menarik Mukhotib MD lainnya di sini.