Teruntuk harapan yang telah mengajar sekaligus menghajarku
Teruntuk janji yang mengikat pada kemungkinan
Teruntuk kasta yang menjatuhkanku di jurang paling lembab dan gelap
Teruntuk sahabatku yang bernama overthingking dan skizofrenia
Teruntuk cintaku yang bisa-bisanya abai
Teruntuk indomie yang sudah tiga ribu lima ratus
Teruntuk lowongan pekerjaan yang licin kecuali ada pelicin
Ya, meskipun ada cuma jadi sapi perah yang hanya bisa pasrah
Teruntuk sepuluh kali untuk yang masih banyak lagi
Bung Chairil yang abadi, aku ingin bertanya, singkat saja
Bagaimana caranya berdiri dengan kaki sendiri, sekarang ini?
Apakah caranya masih sama 'menjadi binatang jalang'
Ikuti tulisan menarik Arip Muhtiar lainnya di sini.