Hari pertamaku masuk sekolah
pagi begitu cerah
mega putih kapas gula-gula
di antara langit birunya.
Ibu menata rambut hitamku
dengan jepit rambut merah putih
yang kupilih sendiri
manis sekali.
Aku berpikir sambil tersipu
apa yang akan kukatakan
pada guru dan teman-teman
tentang jepit rambutku.
Mereka harus tahu
bahwa ibu rela saling berebut
untuk sebuah jepit rambut
merah putih yang kumau.
Kutibakan langkah anggunku
masuk sekolah negeriku
hormat pada guru
senyum pada teman temanku.
Itu senyum terakhirku
sebelum guru menyuruhku pulang
karena atributku tak lengkap
rambutku berhias tak tertutup.
Aku tak mengerti apa salah rambutku
guruku tak suka jepit rambutku
aku menangis tanpa suara
tak tahan haru kurasa.
Ibu,
hari ini aku diusir guruku
ia tak suka jepit rambutku
ia tak suka hias kepalaku.
Mengapa aku diusir guruku?
apakah hias kepalaku
berpengaruh pada isi kepalaku?
sampai hati ia mengusirku.
Mengapa aku tak bisa
menentukan nasib mahkotaku
di sekolah negeriku
yang merdeka itu?
Aih, jepit rambutku merah putih
tak akan sekali pun kulepas
aku menolak dengan keras
mahkotaku ditindas.
Negeriku, 1 Agustus 2022
Ikuti tulisan menarik Jerpis M. lainnya di sini.