Kusebut lagi, meski seperti tak 'kan sampai
Di pelupuk mata, rindu menumpuk tak terperi
Tak ada barang satu tanda...
Cuma angin petang kian dalam menghunjam
Ke badan yang ditinggal daya dan tenaga
Tubuhku lalu hilang peran
Meski pernah sebegitu tahan
Satu-persatu pergi dirantas sunyi
Pelan, tapi pelannya pasti
Ailama! Ailama yang kupanggili
Sejak tadi sebelum waktu hendak menghabisi
Musti demikiankah, engkau berlaku padaku?
Sia-sia, nampaknya cuma itu yang menjadi
Bila pintu sudah berpalang, sempurna mengunci!
Ikuti tulisan menarik Rafif Zainul Daffa lainnya di sini.