x

Gambar oleh jplenio dari Pixabay

Iklan

Rafdisyam Syam

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 6 Agustus 2022

Minggu, 7 Agustus 2022 16:36 WIB

Cemara Terakhir

Karya Rafdisyam (Sayembara Puisi 100 Tahun Chairil Anwar)

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bung
Dahan kian jatuh diterpa muson
Hawa kerontang tanpa hembusan
nyata gabak semakin pekat
Dedaunan merantau di musim gugur

Bung
Bentala telah menjadi rumah
liang hening tanpa bahana
Apa nirwana begitu eloknya?
Atau bulan sabit hunuskan getirnya?

Bung
Cemara begitu singkat
Kutunggui berderai dan gugur
Yang patah mungkin tumbuh
Yang hilang menunggu ganti

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bung
Birahi semakin memanjat
Binatang jalang hidup geriliya
Tapi cermin menjadi dusta
Bualan menjadi jualan paling laris
Senandung menjelma mantra

Bung
Biar kugali saja pusara Ajati
Sambung lagi kisah tak sampai
Basahi tubuh dengan kenangan
Selami udara yang bertuba
Merangkaklah dari perut bumi

Bung
Seribu tahun pun cemara menderai
Gaharnya tak bernyawa seperti dulu

 

Padang, 2022

#LombaPuisiTerokaIndonesia

Ikuti tulisan menarik Rafdisyam Syam lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

10 Mei 2016

Oleh: Wahyu Kurniawan

Kamis, 2 Mei 2024 08:36 WIB

Terpopuler

10 Mei 2016

Oleh: Wahyu Kurniawan

Kamis, 2 Mei 2024 08:36 WIB