Bung
Dahan kian jatuh diterpa muson
Hawa kerontang tanpa hembusan
nyata gabak semakin pekat
Dedaunan merantau di musim gugur
Bung
Bentala telah menjadi rumah
liang hening tanpa bahana
Apa nirwana begitu eloknya?
Atau bulan sabit hunuskan getirnya?
Bung
Cemara begitu singkat
Kutunggui berderai dan gugur
Yang patah mungkin tumbuh
Yang hilang menunggu ganti
Bung
Birahi semakin memanjat
Binatang jalang hidup geriliya
Tapi cermin menjadi dusta
Bualan menjadi jualan paling laris
Senandung menjelma mantra
Bung
Biar kugali saja pusara Ajati
Sambung lagi kisah tak sampai
Basahi tubuh dengan kenangan
Selami udara yang bertuba
Merangkaklah dari perut bumi
Bung
Seribu tahun pun cemara menderai
Gaharnya tak bernyawa seperti dulu
Padang, 2022
#LombaPuisiTerokaIndonesia
Ikuti tulisan menarik Rafdisyam Syam lainnya di sini.