x

Potret senja dan hujan

Iklan

Wahyu Kurniawan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 20 Juli 2021

Minggu, 5 Mei 2024 13:22 WIB

Hujan Kerinduan

Bangkitlah, meski rindu membelenggu, namun janganlah memberontak. Rindu adalah racun yang dapat membuatmu lumpuh tak bergerak.Seperti serbuk halus yang menembus, ia mampu melemahkan saraf keteguhanmu.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sepasang nyawa merentangkan diri melintas angin malam, membawa beban rindu yang menggelayut erat. Mereka melangkah, mengarah pada lembah keabadian, di mana derasnya hujan rindu tertuang dalam secangkir harapan. Aku menyeduhi kisah ini bersama manisnya kopi khayalan, meratapi setiap helai rindu yang jatuh dalam setiap tetes hujan.

Bersamaan dengan hujan, rindu tertitip dengan apik dalam suratan qalbu. Aku mengirimnya lewat pos-pos asmara, menulis setiap tanda rindu yang menggelora di dalam jiwa. Dalam setiap kalam, tercipta puisi tentang kita, tentang sabar yang terukir dalam setiap tetesan air mata.

Bangkitlah, meski rindu membelenggu, namun janganlah memberontak. Rindu adalah racun yang dapat membuatmu lumpuh tak bergerak. Seperti serbuk halus yang menembus, ia mampu melemahkan saraf keteguhanmu. Aku mengajakmu untuk bersama-sama mengarungi lautan rindu ini, tanpa pernah menyerah pada kekuatan yang dapat mematahkan semangat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam kisah tentang hujan ini, namamu terukir indah di setiap syair yang kuhasilkan. Terucap sebait doa tentang kita, tentang sabar yang menjadi pilar kuat di tengah badai cobaan. Air mata kita adalah saksi setia dari setiap kisah yang kita tuliskan bersama, menjadi bagian dari perjalanan yang tak terlupakan.

Ikuti tulisan menarik Wahyu Kurniawan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler