Langkah-langkah tergesa
mendaki seratus anak tangga.
Eskalator di kanan lift di kiri,
terkapar mati tak berfungsi.
Adakah kau temukan jejak Chairil,
di antara deru kereta dan tajam kerikil?
Eskalator termangu tak berdaya,
dikutuk sumpahi penumpang kereta.
Lift berusia belia meratapi diri,
sesekali berarti lebih sering mati.
Duduk kelelahan, perempuan hamil tua
mengusap cita-cita besar di rahimnya.
Nak, jika engkau besar nanti,
teguhkan kakimu di jalan puisi.
Tantangan selalu menanti, teruslah mendaki
seratus bahkan seribu anak tangga lagi.
Depok, 7 Agustus 2022
SETIYO BARDONO. Penumpang KRL kelahiran Purworejo, Jawa Tengah ini telah menerbitkan antologi puisi tunggal yaitu Mengering Basah (2007), Mimpi Kereta di Pucuk Cemara (2012), dan Aku Mencintaimu dengan Sepenuh Kereta (2012). Tiga karya novelnya yaitu Koin Cinta (Diva Press, 2013), Separuh Kaku (Penerbit Senja, 2014), dan Bukan Celana Kolor Biasa (Kwikku, 2020).
#LombaPuisiTerokaIndonesiana
Ikuti tulisan menarik Setiyo Bardono lainnya di sini.