Di tepi, sendiri.
Seorang kawi
menerjemahkan sunyi.
Api dalam diri,
angin melingkupi.
Pada aksara, ia meminta
terbuka jalan rahasia.
Lembar-lembar lontar,
di ingatan melintas gambar.
Tubuh waktu dimasuki,
labirin nurani disusuri.
Percakapan yang tercipta
dikembalikan pada api:
sebuah silsilah dihidupi.
Denpasar, 2022
#LombaPuisiTerokaIndonesiana
Ikuti tulisan menarik Gede Pradipta lainnya di sini.