Sang ahli pikir yang murung
Setelah tanda tanyamu
Kau hanya rima tak bermakna;
Sarapan pagi yang basi siang hari
Ketika pudar langit pun kau sebut
Terbayang pula pekat yang nikmat
Kau pun tahu semua terkikis di sini
Bahkan segala yang terukir mati
-tanpa harap berapi-api
Sebab katamu padaku saat itu:
Aku tak ingin mencari harap dalam gelap
Aku hanya menunggu para indera menyerap
Dan di situlah aku bebas bermain dan hidup
Jembatan Penyebrangan, 2020
Ikuti tulisan menarik Jerpis M. lainnya di sini.