x

Iklan

Jerpis M.

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 2 Agustus 2022

Jumat, 19 Agustus 2022 14:46 WIB

Negeri Hijau

:fiktif belaka, gambar pada artikel hanya ilustrasi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Negeri hijau yang indah, bertambah indah pula dengan laut biru yang mengelilinginya. Di sana hidup seorang raja kaya raya besar kuasa dengan rakyatnya yang kurus kelaparan miskin terbelakang penuh derita karena dibebani kebijakan sang raja yang begitu berat dan hanya menghasilkan kesengsaraan rakyat. Pada ujung batas kesabaran rakyat dalam menghadapi siksa kesengsaraan akhirnya bergejolak pula. Semua rakyat berjalan menuju ke istana untuk berdemonstrasi, menyampaikan protes dan berunding dengan raja demi keberlangsungan hidup mereka. Mereka menuntut kesejahteraan yang merata.
 
Melihat rakyatnya berkumpul di halaman istana sang raja berkata kepada mereka, "majulah salah seorang dari kalian untuk menjelaskan secara rinci apa tujuan kalian, hingga kalian berbondong-bondong, berteriak-teriak, datang kemari." Semua rakyat perlahan diam, suasana riuh menjadi cukup tenang, hanya terdengar suara bisikan mereka satu dengan yang lain. Tiba-tiba majulah seorang muda dengan heroik mengutarakan apa yang tengah dirasakan oleh seluruh rakyat, setelah ia selesai, salah satu algojo istana memenggal kepalanya di depan mata para rakyat. Tak lama kemudian semua rakyat kembali ketempatnya masing-masing dalam diam berselimut rasa takut.
 
Kisah tentang seorang muda itu menjadi buah bibir di seluruh penjuru negeri hijau itu. Buah bibir itu telah menjadi pemantik semangat para orang-orang muda yang miskin di sana. Mereka membuat perkumpulan orang-orang muda atas nama rakyat miskin dan menyusun pertemuan-pertemuan rahasia membahas tentang strategi penggulingan raja. Akhirnya perkumpulan para pemuda itu berhasil menggulingkan raja dari singgasananya, rakyat pesta pora atas keberhasilannya, semua makanan dihidangkan bagi seluruh rakyat sebagai tanda kemenangan rakyat atas penggulingan sang raja, dan kerajaan itu sekarang diserahkan kepada para petinggi perkumpulan orang-orang muda. Namun karena begitu sibuk membahas strategi penggulingan raja lama, mereka sampai lupa membahas apa yang akan dilakukan setelah kemenangan itu. Ke arah mana negeri hijau akan mereka bawa.
 
Karena tak memiliki dasar yang kuat mereka akhirnya memakai juga cara yang sudah ada dengan sedikit perubahan-perubahan yang tak terlalu merubah keadaan. Walaupun kehidupan perkumpulan orang-orang muda ini sejahtera tapi rakyat tetap miskin, tetap harus bekerja seperti sebelumnya. Kemenangan yang mereka sebut sebagai kemenangan rakyat itu hanya menguntungkan sebagian kecil saja yaitu perkumpulan mereka saja. Bedanya hanya mereka memiliki senyum rakyat karena rakyat telah merasa diikutsertakan dalam prosesnya, rakyat merasa bahwa apa yang mereka rasakan telah diwakilkan oleh para pemuda ini. (Tamat) 

Ikuti tulisan menarik Jerpis M. lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu