Merapal Derai
Aku dan bunyi token listrik
Menarik bayangan wajahmu ke atas bantal,
Membikin mata terjaga
Dan lampu menyala
Ada pesan terakhir yang harus kau baca,
Dari isi empedu dan ulu hati
Aku sangat merindukan wangi tubuhmu
Isi perbincangan kita,
Yang di dalamnya hanya perihal,
Rasa penasaranku dan bodo amat mu,
Dari isi kepala dan seluruh dadaku
Perihal pertanyaan,
Mengapa dirimu begitu sulit untuk meraih tanganku,
Direlung paling dalam,
Aku bersaksi mencintaimu,
Yak, sangat menyayangimu,
Tapi, waktu enggan berdebat denganku,
Di pagi buta saat itu,
Aku menjadi jalang yang sukses
Menenggelamkan maumu ke dasar subuh hingga hari ini,
Aku menang,
Karena berani merelakanmu,
Biarkan rasa sakit ini tumbuh,
Menjadi puisi, yang dirimupun enggan untuk mengerti!
14 Juni 2022/jalan(g)raya/mertamerdeka/
Ikuti tulisan menarik Merta Merdeka lainnya di sini.