x

telur ayam

Iklan

Mia Wananda Varwasih

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 Agustus 2022

Selasa, 30 Agustus 2022 17:56 WIB

Faktor Penyebab Kenaikan Harga Telur

Pernyataan Menteri Perdagangan terkait kenaikan harga telur menimbulkan polemik di masyarakat, respon “biasa saja” dari Meteri Perdagangan Zulkifli Hasan terhadap kenaikan harga telur menuai beragam komentar dari masyarakat, lantas apa sebenarnya yang menjadi faktor kenaikan harga telur dan apakah patut jika pemerintah melalui Kemendag menyatakan (kenaikan harga) telur yang terjadi tidak seberapa.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Terjadi kenaikan harga telur ayam ras di Indonesia pada bulan Agustus, berdasarkan data pada laman Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementrian Perdagangan, harga telur ayam ras di tingkat pengecer mencapai Rp. 31.300 per kilogram atau naik sekitar 6,46% jika dibandingkan harga pada bulan sebelumnya.

 Bahkan, harga telur ayam di beberapa daerah luar Jawa menyentuh angka Rp. 36.000 per ilogram.

Kenaikan harga telur ini disinyalir dipengaruhi oleh bansos, berkaca bahwa kejadian serupa pernah terjadi pada Desember 2021 dimana penyerapan telur oleh pemerintah untuk bansos menyebabkan harga telur ayam ras di tingat peternak mencapai Rp. 23.000 per kilogram dengan puncak tertinggi terjadi pada minggu IV Desember 2021 yang mencapai Rp. 26.900 per kilogram.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lantas apa sebenarnya faktor-faktor yang bisa menyebabkan kenaikan harga telur?. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nyak dan Saptana (2019) terdapat beberapa faktor yang dapat menjadi menyebab kenaikan harga telur yaitu:

 

  1. Perilaku Produksi

Jika diasumsikan permintaan tetap, maka harga telur dipengaruhi oleh jumlah pasokan telur ke pasar. Selama ini, dan selalu berulang, ada pasokan telur pada waktu-waktu tertentu tidak hanya dari kegiatan budidaya, tetapi juga dari kegiatan breeding farm. Pada sisi penawaran, umumnya peternak broiler sejak H-1 sampai H+7 lebaran tidak melakukan chick-in. Hal ini diantisipasi breeding farm dengan mengurangi jumlah telur yang ditetaskan sejak H-21 selama delapan hari. Agar jangan mengalami kerugian maka breeder memasukkan telur tetas (HE-Hatchery Egg) tersebut ke pasar, sedangkan permintaan telur tetap dan cenderung mengalami sedikit penurunan. Akibatnya harga telur konsumsi menurun tajam dan setelah telur tetas habis terjual dalam tempo sekitar 5-7 hari, harga telur stabil kembali, kemudian naik sedikit menjelang lebaran akibat naiknya permintaan dan stabil kembali pascalebaran. Namun, akibat banyak peternak yang afkir induk secara dini menjelang lebaran, pasokan telur sebulan setelah lebaran turun, sedangkan kebutuhan kembali normal, sehingga harga naik kembali.

 

  1. Kenaikan Harga Input

Komponen biaya pakan merupakan komponen terbesar pada struktur biaya produksi pada usaha ternak ayam ras petelur diperkirakan mencapai 70% dari total biaya produksi usaha ternak. Fluktuasi harga telur sangat terkait dengan fluktuasi produksi. Jika ditelusuri hal ini sangat terkait dengan fluktuasi harga pakan dan bahan baku pakan utama, seperti jagung, bungkil kedelai, tepung ikan, tepung tulang, dan dedak/bekatul.

Penyebab utamanya adalah kenaikan harga jagung karena 40% - 50% pakan berbahan dasar jagung. Semakin tinggi harga jagung di pasaran akan berdampak pada harga telur yang akan diterima oleh konsumen. Peternak ayam ras petelur juga mengeluhkan hingga kini belum ada kebijakan subsidi untuk peternak ayam, baik subsidi DOC (Day Old Chicken), pakan atau jagung, serta obat-obatan, vaksin,  feed suplemen. Program yang ada adalah bantuan obat dan vaksin jika terjadi wabah penyakit yang meluas.

Menurut persepsi pelaku usaha peternakan kebijakan pemerintah yang ada malahan bersifat menghambat usaha peternak, seperti larangan impor jagung dan larangan penggunaan AGP (Antibiotic Growth Promoters). Akibat larangan impor jagung menyebabkan pabrik pakan skala besar menyerap sebagian besar jagung lokal dan melakukan stok untuk mengamankan keberlangsungan beroperasinya pabrik pakan.

Depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar jelas berpengaruh terhadap kenaikan harga pakan ternak, karena diperkirakan 50% bahan baku masih impor. Komponen jagung atau jagung campur gandum (50%), bungkil kedelai (20%), bekatul (15%), tepung ikan dan tepung tulang (10%), dan bahan lain-lain (premix, vitamin, mineral) sekitar (5%).

 

  1. Permintaan

Perilaku konsumsi saat HBKN (Hari Besar Keagamaan Nasional) meningkat 2-3 kali dari kondisi normal. Kenaikan permintaan ini harusnya secara mekanisme pasar akan direspons produsen dengan menaikkan produksi, namun tidak dapat dilakukan secara spontan. Apalagi di lingkungan peternakan rakyat yang saat ini lagi krisis sulit menangkap peluang tersebut, tidak demikian dengan peternak skala besar mungkin akan lebih mudah. Jumlah permintaan di pasar akan sangat berpengaruh terhadap harga, kenaikan jumlah permintaan pada mekanisme pasar otomatis akan meningkatkan harga. Kenaikan harga pada tingginya permintaan juga akan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan telur di pasar.

Dihari besar keagaman maupun hari besar nasional dimana permintaan telur akan meningkat cenderung menjadi pemicu dari naiknya harga kebutuhan pokok termasuk telur ayam. Pemerintah selaku pengambil kebijakan tentu harus turut serta dalam mengatasi permasalahan kenaikan harga telur agar kenaikan harga telur tetap sesuai dengan mekanisme pasar dan tidak akan terjadi kegagalan pasar (market failure). Jika ingin harga telur stabil ditingkat peternak maupun ditingkat konsumen, kuncinya ada di pemerintah melalui alternatif kebijakan yang dapat diterapkan. Pemerintah dalam mengambil kebijakan haruslah tepat agar masalah kenaikan harga telur dapat diatasi.  

 

Sumber:

Ilham, N dan Saptana. 2019. Fluktuasi Harga Telur Ayam Ras dan Faktor Penyebabnya. Analisis Kebijakan Petanian. 17(1): 27-38.

doi: http://dx.org/10.21082/akp.v17n1.2019.27-38

 

Tugas Teori Harga Pertanian

Penulis:

Mia Wananda Varwasih

Mahasiswa Pascasarjana

IPB University

Ikuti tulisan menarik Mia Wananda Varwasih lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu