x

Dok pribadi

Iklan

Dien Matina

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 Agustus 2022

Selasa, 6 September 2022 05:43 WIB

Semacam Puisi (16)


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

1. Sebab malam adalah sebaik-baiknya waktu membuka kenangan.  

 

2. Pada suatu ketika aku lelah, menyimpanmu dalam payah. Cinta menjelma musim yang kelamnya tak sudah-sudah. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

3. Hujan selalu seperti mengembalikan berlembar-lembar kisah lalu. Dan kita hanya sepasang mimpi, yang ingin kembali bertemu.

 

4. Sebut saja aku rindu yang dibatasi waktu, di antara angan ingin dan ramainya pikiran sendiri. 

 

5. Ketika jarak dibentangkan, debar dada menjadi nada yang menyedihkan. Puisiku pucat, takut kehilangan. 

 

 6. Aku ingin menjadi udara bagimu, Ing, hingga sepasang paru-parumu tak lagi pasi. 

 

7. Tak ada yang lebih kelu, selain rindu yang direnggut waktu. 

Jarak mempermainkan cinta yang berserak. Aku terisak. 

 

8. Purnama yang sunyi. Angin dan dingin bergandengan. Di beranda genta bernyanyi tentang kehilangan demi kehilangan yang memabukkan. 

 

9. Kita adalah sepasang rindu yang terabaikan. Serupa hidup yang dipaksa lupa, bahkan untuk mengingat wajah sendiri. 

 

10. Pagi ini rasa dan logika sibuk bercakap-cakap. Tentang perasaan-perasaan semacam kehilangan. Tentang wangi hujan dan jejak kaki seseorang yang meninggalkan kesedihan. 

 

Ikuti tulisan menarik Dien Matina lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler