Sudah memasuki bulan ke-11 dari jadwal 9 bulan. Perubahan jadwal yang terdampak karena peralihan pengelola kegiatan seakan melenakan. Awalnya semangat untuk mengikuti Lokakarya 7 sebagai bentuk festival panen hasil belajar di program pendidikan guru penggerak begitu gempita dan penuh gelora. Rasa bahagia dan sekaligus syukur tiada tara tercurah dan nampak dari raut muka guru-guru calon guru penggerak angkatan 4. Bahkan farewell party dengan fasilitator LMS sudah dilakukan. Tinggal selangkah lagi semuanya selesai. Tetapi sayang, perubahan struktural di Kemdikbudristek, menahan suka cita itu. 

Segala macam persiapan yang telah dilakukan, juga rancangan acara yang akan digelar, harus tertunda untuk waktu yang belum bisa ditentukan. Awalnya, hanya libur kegiatan di bulan Juli . Selanjutnya, Agustus sudah diagendakan persiapan Lokakarya 7. Ketika pertemuan untuk menyamakan persepsi sudah dilaksanakan, datanglah surat pemberitahuan bahwa kegiatan mundur di bulan September. Sedikit kecewa tentunya. Tetapi tetap harus mengikuti aturan mainnya.

Bahkan karena semangat yang menggelora, persiapan tetap berjalan, meski tidak terkesan buru-buru karena waktu yang longgar. Mulai dari logistik untuk kegiatan, berbagai bukti dan dokumentasi proses belajar sampai dengan tampilan untuk diacara seremonial seperti tari-tarian maupun lagu. Meskipun tempat acara digelar belum pasti tetapi desain booth sudah terekam dalam angan setiap calon guru penggerak.

Dan ketika hampir tuntas persiapannya, lagi-lagi ada pemberitahuan bahwa kegiatan dijadwalkan digelar di bulan Oktober. Kecewa, sudah pasti, tetapi sekali lagi tetap taat pada aturan yang telah ditetapkan adalah wajib hukumnya. Yang perlu dijaga adalah semangat para peserta, agar tetap menyala, meski Lokakarya 7 belum juga nampak kepastiannya.

Ikuti tulisan menarik Anita Rakhmi Shintasari lainnya di sini.