x

SMA di NTT sekolah jam 5 Pagi

Iklan

Anita Rakhmi Shintasari

Guru BK SMPN 22 Semarang-Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 1 Desember 2021

Senin, 22 Januari 2024 09:18 WIB

Bagaimana Sebaiknya Merawat Komunitas Siswa?

Ada beragam kegiatan yang diselenggarakan di setiap sekolah untuk memberikan tempat bagi peserta didik dalam mengembangkan diri.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Memberikan wadah kepada peserta didik agar dapat mengembangkan dirinya di sekolah merupakan kelumrahan bahkan bisa disebut sebagai kewajiban bagi setiap lembaga pendidikan. Apalagi di era sekarang ini, dimana kurikulum merdeka menjadi ikon pendidikan diseantero nusantara. Tagar pembelajaran yang berpihak pada murid, kemudian penguatan karakter melalui kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila, semakin menuntut tersedianya beragam kegiatan yang dapat mendukung terpenuhinya kebutuhan peserta didik.

Hampir disetiap sekolah seolah berlomba untuk menarik minat peserta didik dengan menyuguhkan beragam kegiatan diluar pembelajaran utama. Mulai dari bidang seni, olah raga, kepenulisan bahkan kegiatan digital. Dengan tersedianya ragam kegiatan tersebut, sudah tentu menambah semarak suasana pembelajaran dimasing-masing sekolah. Belum lagi ketika even adu prestasi mulai digelar. Sudah bisa dipastikan, tidak hanya peserta didik yang akan terlibat tetapi juga pihak sekolah dan tak ketinggalan orang tua.

Ketersediaan ragam kegiatan diluar pembelajaran atau bahasa kerennya ekstrakurikuler ini menumbuhkan komunitas dikalangan peserta didik. Komunitas-komunitas ini tidak jarang memiliki anggota yang solid dan kuat tetapi tidak sedikit komunitas ini yang kemudian tak terdengar suaranya alias tenggelam oleh keriuhan dari komunitas lainnya yang lebih populer. Keberadaan komunitas ini disamping dapat mendorong semakin suburnya kepercayaan diri pada peserta didik serta semakin meningkatnya prestasi non akademik, kadangkala justru menimbulkan sedikit konflik. Kecemburuan dan persaingan yang juga menyertai secara tidak langsung dapat memicu munculnya konflik pada peserta didik. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Untuk itulah, merawat komunitas yang telah tumbuh dikalangan peserta didik ini tetap dibutuhkan kehadiran pendamping yang kompeten dan telaten agar tidak membiarkan munculnya benih-benih kecemburuan yang tidak sehat. Selain itu, peran sekolah sebagai pengayom keberadaan komunitas ini juga harus dapat memberikan ruang, kesempatan dan pendanaan yang merata agar setiap komunitas yang telah ada tetap dapat bertahan dan meningkatkan kebermaknaannya dalam mendukung penguatan karakter mulia pada peserta didik.

Ruang kolaborasi, diskusi dan silaturahmi antar komunitas juga perlu digagas agar setiap komunitas yang tumbuh disekolah dapat memiliki rasa persaudaraan yang kuat dan melibas benih kecemburuan. Kebiasaan untuk saling mendukung antar komunitas juga perlu diupayakan agar setiap komunitas tetap tumbuh seiring berkembangnya sekolah. Yang terpenting dalam merawat komunitas tentunya adalah kesepahaman bahwa mereka tumbuh dari benih yang sama untuk memberikan ruang yang bermakna bagi setiap peserta didik yang ada. Tidak ada komunitas yang lebih istimewa karena sejatinya semua memiliki peran yang sama dengan takaran yang berbeda sehingga menjadikan sekolah lebih berwarna.

Ikuti tulisan menarik Anita Rakhmi Shintasari lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler