x

Meteoroids are billions of years old

Iklan

Ikhwanul Halim

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 20 Oktober 2022 20:42 WIB

Kiamat Telah Tiba (63): Ruang Kendali Rudal di Perkebunan Foucault

Sakarov menyaksikan Rikard berjalan menuju sopirnya. Mungkin dia ingin berkonsultasi dengan seseorang yang mungkin memiliki pengetahuan lokal tentang beberapa hal. Rikard berhenti di samping pengemudi, mereka bertukar beberapa kalimat. Saat pengemudi berpaling dari Rikard, keduanya tiba-tiba diselimuti awan kelabu.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

18 Mei

 

Sakarov menyaksikan Rikard berjalan menuju sopirnya. Mungkin dia ingin berkonsultasi dengan seseorang yang mungkin memiliki pengetahuan lokal tentang beberapa hal.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Rikard berhenti di samping pengemudi, mereka bertukar beberapa kalimat.

Saat pengemudi berpaling dari Rikard, keduanya tiba-tiba diselimuti awan kelabu.

Suara-suara khawatir datang dari mereka yang duduk di dekatnya, orang-orang yang digambarkan Arcarius sebagai pengawalnya. Mereka berdiri dan berlari menuju awan yang menggumpal.

Sakarov bangkit dan bergegas mengejar mereka.

Tidak ada angin yang berembus, tetapi pada saat mereka semua mencapai tempat di mana Rikard dan pengemudi itu berdiri, sebagian awan telah menghilang.

Begitu juga Rikard dan supirnya.

***

Satnav Vivienne memperingatkannya bahwa dia melebihi batas kecepatan, tetapi sekaligus menerangkan bahwa dia akan tiba di Perkebunan Foucault dalam satu menit.

Penumpangnya—Fabrice Rahim, Jean-Bédel Lacoste dan Jacques Picard—memeriksa senjata mereka.

Ban mobil berdecit di aspal gerbang masuk saat Vivienne berbelok ke jalan menuju Perkebunan Foucault. Dia menghentikan mobilnya di area kerikil di belakang mansion.

Jacques membuka gulungan kertas. “Rancangan tahun 1938 ini menunjukkan kompleks bunker Perang Dunia Kedua berada di bawah area rumput di sana,” katanya, menunjuk jalur kerikil yang menuju ke sana.

"Saya tidak percaya bahwa ruang kontrol Prancis ada di sini selama ini," kata Vivienne.

"Kita tidak sendirian," kata Jean-Bédel sambil menunjuk ke bawah bukit menuju sebuah van kecil yang diparkir di luar gereja. "Dia bergerak," katanya saat kendaraan itu melaju dengan kecepatan tinggi menuju gerbang.

Paul mengarahkan kamera ke arah kendaraan yang melaju kencang dan mengambil beberapa bidikan otomatis berkecepatan tinggi. "Mari berharap beberapa identifikasi muncul di salah satu gambar," katanya.

"Saya tidak tahu siapa yang ada di bunker, kalau ada," kata Vivienne. “Di dunia yang sempurna, Boris Balakin akan ada di sana. Kita perlu memperingatkannya tentang risikonya dan meyakinkannya bahwa kita tidak akan mengganggu rencananya.”

Mereka bergegas berlari.

“Gardu yang bertuliskan “Bahaya – Arus Listrik” itu adalah pintu masuknya," kata Jacques saat mereka mulai berjalan menanjak menuju salah satunya.

Tiba-tiba, mereka mendengar ledakan teredam dan merasakan bumi bergetar di bawah kaki mereka.

Dua detik kemudian, pintu bunker terdekat terlempar keluar, dan asap dan api yang meyembur keluar dari bunker.

Mereka berlari kembali ke mobil, sadar akan ledakan susulan lanjut di belakang mereka.

Api naik ke langit saat pintu masuk bunker lainnya terlempar oleh ledakan.

***

"Ternyata memang terbukti," kata Jean-Bédel saat mereka mereka meninggalkan perkebunan.

“Apanya yang terbukti?” tanya Vivienne.

Jean-Bédel menatap Vivienne. “Ini membuktikan teori Anda bahwa DGSI telah disusupi oleh SOUP.”

 

BERSAMBUNG

Ikuti tulisan menarik Ikhwanul Halim lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler