Bumi Manusia merupakan buku pertama yang ditulis oleh Pramoedya Ananta Toer, ketika ia berada di penjara tepatnya di Pulau Buru. Pramoedya adalah seorang penulis terkenal Indonesia yang sering dibicarakan oleh kritikus sastra nasional dan internasional, A. Teeuw juga mengungkapkan bahwa Pramoedya adalah seorang penulis yang hanya muncul sekali dalam satu generasi atau abad. Bumi Manusia juga merupakan salah satu novel yang ceritanya mengalir dan mengandung konflik yang monumental. Cerita-cerita di dalamnya berhubungan dengan situasi sosial seperti pada akhir abad ke-19 hingga abad ke-20.

Dalam novel Bumi Manusia, ia menceritakan tentang masalah batin yang dialami oleh seorang tokoh yaitu Minke yang terinspirasi dari R.M. Tirto Adisuryo dalam novel nya pada masa pra-kemerdekaan Indonesia. Karena novel Bumi Manusia ini membahas perbedaan sosial antara kaum totok (Belanda murni), Indo, dan Pribumi yang berkembang dalam kehidupan masyarakat pada masa yang terdapat di novel, penuh kritik sosial terhadap nilai-nilai tradisional dan modern. Oleh karena itu, hal ini menjadikan salah satu novel ini sangat menarik perhatian pembaca. Dengan membaca karya ini, pembaca seolah diajak untuk terlibat langsung dalam kehidupan sebelum kemerdekaan di Indonesia.

Masing-masing karakternya menjadikan novel ini bukan hanya kisah yang sukses merevolusi budaya di negara terjajah, tetapi juga penolakan terhadap pengagungan mutlak nilai-nilai budaya dan sosial yang menyebabkan penindasan terhadap penduduk asli Indonesia. Tidak hanya perbedaan kasta sosial, tetapi juga penindasan terhadap perempuan yang tidak menikah secara sah dan hanya dapat menurut pada mereka sang suami yang memiliki hak milik atas perempuan itu.

Novel ini menggunakan bahasa yang tinggi sehingga pembaca harus berpikir keras untuk memahami alurnya. Disamping itu novel ini juga sangat bagus dan berani karena penulis berusaha mengungkap kisah kelam perjalanan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. Tak heran jika Bumi Manusia telah meraih banyak penghargaan di berbagai negara. Bumi Manusia juga mengajak pembaca untuk berpikir dan merenungkan secara bersamaan. Novel ini seolah tak lekang oleh waktu sehingga akan dicetak berkali-kali untuk dinikmati secara turun-temurun.

Ikuti tulisan menarik SILVIA DEWI RAHMAWATI 2021 lainnya di sini.