Bismillah.
Sebagai manusia biasa, kita menilai sesuatu sesuai dengan apa yang kita lihat dan kita rasakan. Setiap manusia memiliki sudut pandang yang berbeda dan juga memiliki pendapat tersendiri. Sayangnya, karena hal ini manusia bisa saja saling bermusuhan satu dengan yang lainnya. Sifat keras kepala manusia membuat keadaan semakin parah, tidak sedikit dari mereka yang angkuh dan tidak mau menerima pendapat orang lain. Sungguh sangat disayangkan, tak sedikit pula manusia yang nekat melakukan hal anarkis dan hal diluar nalar hanya karena ia menganggap dirinya itu benar.
Sesuai pedoman negara indonesia yaitu Pancasila urutan ke-empat yang berbunyi “Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan.” Seharusnya rakyat indonesia bisa belajar bahwa pentingnya menghargai pendapat orang lain. Tak hanya itu, seluruh makna yang terkandung dalam sila Pancasila sangat berpengaruh dalam kehidupan bermasyarakat jika saja rakyat indonesia mau untuk melakukannya. Betapa indah hidup ini jika manusia mau taat pada aturan yang ada.
Namun sayang seribu sayang, seperti yang sudah dikatakan di awal tadi bahwa setiap manusia memiliki pendapatnya masing-masing, pandangannya tersendiri. Itulah tabiat asli manusia, “keras kepala dan susah di atur.”
Benar, setiap orang memiliki pendapatnya tersendiri. Engkau bisa saja tersesat karna pandanganmu itu salah, benar begitu bukan? Dikala engkau memiliki suatu argumen yang engkau anggap itu benar namun orang lain menganggap sebaliknya, jangan terlalu dibawa ke hati. Coba engkau koreksi kembali argumenmu itu, apakah benar ada suatu kesalahan disana? Atau apakah mereka saja yang tak mengerti tentang argumenmu itu? Atau apakah cara penyampaianmu ada yang keliru sehingga menyebabkan kesalahpahaman di antara mereka?
Sudah selayaknya manusia banyak-banyak meng-intropeksi dirinya. Dalam pandangan kita, terkadang kita selalu menganggap diri kita itu benar, dan orang lain-lah yang salah. Namun apakah orang lain menganggapnya seperti itu? Bisa jadi tidak. Maka dari itu engkau perlu banyak bertanya tentang dirimu, tentang pandangan hidupmu, karna cara memandangmu terhadap sesuatu menentukan pendapatmu terhadapnya.
Tak ada salahnya kita memiliki argumen tersendiri, namun selain itu kita juga harus bisa menyaring lagi argumen kita, bisa jadi ada ke-keliruan di sana. Hidup di duniaitu dipenuhi dengan begitu banyak perbedaan, kehidupan yang berbeda, nasib yang berbeda, tubuh yang berbeda, bahasa yang berbeda, hingga pendapat yang berbeda. Perbedaan sungguh menjadi sangat indah jika kita sesama manusia mau menghargai, menerima, dan saling tolong menolong satu dengan yang lainnya.
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.”
Wallahua'lam.
Ikuti tulisan menarik Lam Pena lainnya di sini.
