x

ilustr: All Pro Dad

Iklan

Khunatun Naziroh

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 13 November 2022

Senin, 14 November 2022 06:35 WIB

Identitasmu Tidak Hanya Satu


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul tersebut saya kutip langsung dari subjudul sebuah buku yang baru saja selesai saya baca, How to Respect Myself. Sebuah buku pengembangan diri karya penulis sekaligus dokter kejiwaan asal Korea Selatan, Yoon Hong Gyun. Secara umum, buku tersebut mengulas tentang harga diri seseorang, bagaimana seseorang bisa memiliki harga diri yang rendah, hingga hal-hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan harga diri.

Namun, ada satu hal menarik dari buku tersebut yang ingin saya angkat sebagai tema untuk saya tulis kali ini. Ya, seperti judul di atas, Identitasmu Tidak Hanya Satu. Dalam menjalani kehidupannya, manusia tentu tidak hanya terikat dengan satu peran saja. Di rumah kita mungkin adalah anak bagi kedua orang tua, seorang ibu bagi anak atau istri bagi suami, seorang ayah bagi anak atau suami bagi istri. Di tempat kerja kita mungkin berperan sebagai karyawan bagi perusahaan, supervisor bagi anak buah, rekan kerja bagi teman sejawat. Di lingkungan masyarakat kita berperan sebagai warga dari perumahan tertentu, misalnya, atau di sebuah organisasi kita adalah ketua bagi anggota atau sebaliknya.

Orang yang mengetahu dengan baik nilai sosial dirinya tidak mencari identitasnya hanya dari satu hal.

Banyaknya peran yang harus diambil oleh manusia merupakan akibat dari banyaknya aktivitas yang dilakukannya. Hal ini seperti perbandingan senilai, di mana semakin besar nilai a maka akan semakin besar nilai b. Namun, dari sekian banyaknya peran yang harus dijalani, akan ada satu peran yang menonjol dan membuat peran yang lain terpaksa tenggelam. Misalnya, seorang wanita yang memutuskan untuk menjadi full time mom akan berbeda dengan wanita yang memutuskan tetap bekerja kantoran. Seorang wanita yang menjadi full time mom akan memiliki banyak waktu untuk mengurus anaknya di rumah, mengerjakan pekerjaan rumah tangga, mengurus suami, dll. Dalam hal ini, peran wanita tersebut sebagai ibu dan istri dalam keluarga akan menonjol, karena dia berpusat dan berfokus pada peran tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berbeda dengan wanita karir yang meskipun sudah punya anak tetap memutuskan untuk bekerja di kantor. Anak akan dititipkan ke baby sitter, pekerjaan rumah tangga dikerjakan oleh ART, suami kurang mendapat perhatian, dll. Bila dilihat dari peran seorang ibu dan istri dalam keluarga, tentu peran wanita tersebut di sisi ini akan rendah. Namun, jika dilihat dari perannya sebagai wanita karir di tempat kerja, ia adalah karyawan teladan di kantor, sopan terhadap teman sejawatnya, pekerjaan selalu beres di tangannya, tentu perannya dalam hal ini terlihat lebih tinggi. Ini terjadi karena peran wanita tersebut berpusat dan berfokus pada sisi karir.

Kenyataanya, ketidakmampuan manusia untuk menonjol di segala peran yang dijalaninya dapat membuat harga dirinya rendah. Sifat “keterbatasan” yang dimiliki manusia ternyata mampu mengikis harga dirinya. Misalnya, seseorang yang sangat family-oriented akan merasa rendah diri saat berkumpul dengan orang-orang yang self- appreciated. Orang yang family-oriented merasa dirinya tidak memiliki apa-apa karena selalu mementingkan keluarganya, sementara orang yang self-appreciated seperti memiliki segalanya. Padahal jika kita analisa, orang dengan sifat family-oriented telah menonjolkan perannya sebagai anak yang berbakti kepada orang tua dalam keluarga, yang tidak bisa ditonjolkan oleh seorang self-appreciated. 

Contoh lain adalah seseorang yang memiliki empati yang tinggi, berbaik hati, suka membantu akan menonjolkan perannya dalam hubungan pertemanan. Ia bisa menjadi teman yang baik dan teman-temannya pun suka padanya. Namun, dalam hal pekerjaan ia terkesan lelet, pelupa, sering berbuat salah, dan hal-hal lain yang membuat atasan tidak suka atau marah. Meskipun perannya sebagai teman yang baik menonjol, namun karena peran yang ia jalani sebagai karyawan tidak berjalan dengan baik, harga dirinya bisa menurun dan bahkan mengikis perannya yang menonjol dalam pertemanan tersebut.

Kita tidak bisa memuaskan semua orang di setiap peran.

Oleh karena itu, sudah saatnya kita berhenti memaksa diri ini untuk terlihat menonjol di segala peran. Tidak masalah dianggap sebagai karyawan yang tidak baik, yang penting kita selalu menunjukkan kesungguhan dalam bekerja. Tidak mengapa dianggap sebagai ibu yang lebih memilih pekerjaan dibanding anak, yang penting kita selalu memberikan yang terbaik bagi mereka. Tidak mengapa dianggap sebagai menantu yang tidak baik, yang penting kita selalu berbuat baik pada suami/istri. Karena satu hal yang perlu diingat adalah bahwa identitas kita tidak hanya satu.

Kita tidak perlu memperbesarnya sebagai masalah hidup hanya karena tidak mampu mempertahankan harga diri di satu tempat.

Ikuti tulisan menarik Khunatun Naziroh lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB