x

Iklan

Hanna Hanifa Hira

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Maret 2022

Kamis, 8 Desember 2022 12:43 WIB

Rumah Seorang Introvert

Menurut kalian orang introvert seperti apa? Berdiam diri di kamar? Atau tempat seorang introvert ada di sudut ruangan yang hening?. Pertanyaan kedua kenapa seorang introvert menyukai tempat yang sunyi dan menurut nya adalah tempat ternyaman orang introvert tinggal. Aku mau berbagi cerita pendek yang diangkat dari kisah nyata yaitu seorang yang merasakan kejadian langsung terhadap hidup nya, semoga kalian suka dengan kisah nya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Aku seorang mahasiswa yang cukup aktif di kelas. Setiap ada pertanyaan oleh guru aku menjawab dengan argumen opini sendiri. Banyak teman-teman memuji pola pemikiranku, karena mampu memecahkan masalah yang diberikan. Di lain sisi aku memiliki kepribadian berbeda. Setiap jam istirahat aku tidak pernah gabung atau kumpul bersama teman-teman. Aku memilih untuk sendiri dan pergi ke perpustakaan. Banyak teman mengira saya sombong karena tidak mau bergaul dengan mereka.

Semester dua aku mulai masuk organisasi. Di sana aku banyak menemui orang-orang baru. Pertemanan di kontak WA juga semakin banyak yang aku simpan. Dunia baru yang saya temui dari organisasi, belajar banyak dari kating-kating yang sudah berpengalaman. Organisasi sebagai rumah kedua saya untuk terus berproses, tapi tetap diri kita sendiri yang menguatkan langkah dalam menghadapi rintangan cobaan tiada tara.

Aku mulai ikut kepanitiaan divisi acara. Pada acara saya kebagian untuk membuat konsep acara, jujur ini hal pertama yang pernah saya coba ada rasa cemas, dan takut salah. Pikiran kepala mulai bermunculan aku mulai menulis agar isi yang ada di kepala tidak langsung hilang, sudah banyak yang aku tulis, laku aku memberikan semua ide, gagasan, dan pikiran kepada kakak tingkat dan jawaban nya ‘’kamu yakin mau pakai konsep itu?, tidak mau mencoba bikin konsep yang lain?’’. Jujur aku di sini jatuh banget. Berusa untuk tenang dan harus menerima kritikan walau aku tau itu kalimat sindiran bahwa konsep yang aku buat jelek…!!!.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sudut ruangan melamun melihat awan dan bintang bermunculan adalah momen yang paling saya suka. Mental, pikiran dan fisik selalu ada ujian nya dengan celotehan mulut manusia. Saat sendiri aku melihat tulisan impian, harapan dan cita-cita yang tinggi setinggi bintang di angkasa. Kalau kata guru saya mimpilah setinggi langit agar kalau jatuh masih ada di tumpukan awan. Jika kita sudah berusaha tapi kenyataan nya belum berhasil tetap masih sederajat hanya tingkatan nya saja yang berbeda. Banyak sekali cobaan hidup ketika menjalankan proses di dunia.

Meski begitu ada penguat dari segala nya, orang yang selalu membuat kenyamanan dia selalu menanyakan kabar anak nya. ‘’Sudah sampai mana?, jangan pulang malam-malam’’ kalimat yang selalu disampaikan oleh orang tua saya. Memang ini salah satu kesulitan bagi anak semata wayang dengan prinsip orang tua ‘’ boleh organisasi, tapi tidak boleh pulang malam’’. Dalam kondisi seperti ini saya berusaha untuk membagi waktu, pulang sebelum matahari tenggelam. Mungkin ada hikmahnya jika kita mengikuti pesan orang tua jadinya saya bisa beristirahat dan menyantap masakan mama. Momen yang paling langka ketika di malam puncak mama dan ayah datang di pentas acara penampilan aku, senang bangett bisa dilihat langsung walau aku lihat mata mama yang sudah ngantuk dan ayah yang capek setelah pulang kerja. Hati kecil bicara ‘’Terima kasih  banyak suport hati dan jiwaku’’.

Sampai sekarang menurut saya rumah ternyaman adalah orang tua. ketika pulang ke rumah selalu disambut dengan senyuman, pelukan hangat,  menanyakan kabar setelah kegiatan tadi ngapain aja, disediakan makanan buatan mama yang super enak yaitu makanan kesukaan aku sop buntut. Memang tidak semua orang mendapat kebahagian dari orang tua nya, tak selama nya juga orang yang dekat dengan orang tua nya bahagia dengan pacar itu salah. Kisah yang mendewasakan meski lewat luka, berat bibir ini terucap aku tetap merelakan pergi, sekarang ini kebahagian aku tidak boleh ada yang ambil lagi. Kebahagiaanku sekarang disayang orang tua sudah cukup.

Temukan kebahagian ternyaman kamu sampai kamu merasakan kenyamanan. Jika tempat kamu sekarang tidak membuat nyaman dalam hati, cobalah untuk cari ditempat lain. Bukan tidak ada tempat kenyaman, tapi memang belum ketemu saja. Tempat kenyamanan bisa datang dari lingkungan sekitar. Teman bisa juga jadi tempat nyaman, karena bisa bertukar pikiran, bercerita atau berbincang santai menatap masa depan yang indah, dan masih banyak lagi tempat kenyamanan.  

 

Ikuti tulisan menarik Hanna Hanifa Hira lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler