Hmmh ya. Saling bercengkerama menyembuhkan angan barangkali juga rindu. Kalau ada loh hihihi.
Menuang sepi menguaplah angan sekilas pelukan di antara esbatu. Beku deh, pembuluh meretas malam enggak selalu biru loh ... Kalau lagi ngambek bisa merah saga ... Hahaha ...
Deraikan saja tawa sesuka pelana hati berpacu menyetip sunyi. Eh halah, sepi atau sunyi senyawa kimia mereguk, hal telah memerah di ufuk matamu.
Kedip-kedip dong, lantas senyum sedikit, agak mendekat lantas tebak manggis. Siapa si pencuri rindu sembunyi di balik daun telingamu ...
**
Realitas kadang nyebelin. Tapi ngangenin. Juga ngeselin. Susah ya (?) Jarak memisahkan waktu di antara kita. Ingin mendekat tapi jauh. Gimana dong.
Aku cuma rindu kedipan matamu. Hanya ingin melihatmu ngakak. Girang, saling bertukar cerita angan ditiup angin ... Hmmh
Lagi dong ... Satu capung lagi tangkapkan, lepaskan di ubun-ubunku.
Wokee ... Tuh (!) Matamu melompat kedalam mataku. Hatiku beku kaget-kaget. Kangen ... Ingin menyimpanmu dalam toples kristal bersalju melihatmu jadi putri eskrim.
"Cantik ..."
"Ya Ganteng ..."
Hanya itu ... Ketika itu ...
**
Panorama memanjang, menciut, elastisitas imaji serupa karet gelang tarik ulur. Apakah hatimu sepert karet (?) Lompat-lompat seperti bola bekel di antara biji rambutan.
Sebaiknya, melupakan segala hal apapun, kembali ke zero, awal mula. Lebih baik tanpa apapun. Putih saja. Sepi saja.
Jernih mata air merembes kepermukaan, menguap sirna. Pelangi setelah hujan kemarau ... Fatamorgana menjauh.
Cantik: "Cius amat. Sini ngobrol"
Ganteng: "Naik beca yuk"
Cantik: "Yuk (!)"
Ganteng: "Cantik, berdiri deh di depanku"
Cantik: "Oke. Kita ke DIY yaa ..."
Ganteng: "Aku ngegowes. Kamu nyanyi ya ... "
Cantik: "Beca ... Beca. Bawa saya ke Malioboro ..."
Ganteng: "Hore!" (Girang bareng)
***
Jakarta Indonesiana, Desember 10 , 2022.
Ikuti tulisan menarik Taufan S. Chandranegara lainnya di sini.