x

dilarang gondrong

Iklan

Danang Nur hartanto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 11 Desember 2022

Minggu, 11 Desember 2022 19:12 WIB

Value Gondrong dan Identidas Diri

Gondrong bukanlah simbol kriminalitas melainkan bagian dari identitas

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Value adalah nilai atau kepercayaan yang dianggap penting. Sehingga, bisa dibilang bahwa value diri adalah hal-hal yang dianggap penting oleh diri seseorang, bisa berupa karakteristik atau perilaku. Value atau nilai digunakan untuk memotivasi diri sendiri dan memandu keputusan individu. Stereotip menyebalkan tentang laki-laki gondrong susah dapat “pekerjaan”, laki-laki gondrong urakan, laki-laki gondrong itu masa depannya tidak jelas (apalagi lulusan Sastra Indonesia) memang masih beredar dan laku di masyarakat kita. Stigma-stigma buruk tentang laki-laki gondrong memang diwariskan dari generasi sebelumnya dan masih diamini oleh sebagian generasi sekarang. Ada anggapan bahwa gondrong hanya sekedar gaya, atau meniru-niru saja. Maka saya dengan tegas dan lantang menolak anggapan itu!

Gondrong itu identitas, bukan sekedar gaya-gayaan atau tiru-meniru. Para gondrongers seperti saya harus bertahan dengan berbagai macam kesulitan-kesulitan yang mau tidak mau harus dihadapi. Sering gondrongers dapat himbauan untuk mecukur rambut dengan alasan supaya rapi, dan gondrongers hanya bisa senyum-senyum saja. Kami belum bisa melawan, karena biasanya kata-kata itu muncul dari orang-orang tua.

Laki-Laki berambut gondrong, ketika mendengar kalimat itu yang terbesit di benak seseorang ialah seorang laki-laki yang nakal, pembangkang, tidak disiplin dan yang paling fenomenal adalah dicap sebagai laki- laki yang tidak rapi. Yah, hal itu tidak bisa dipungkiri lagi, begitulah paradigma di masyarakat tentang orang yang berambut gondrong, baik di lingkungan umum maupun di lingkungan pendidikan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Gondrong sering sekali diartikan seperti itu oleh sebagian masyarakat yang terobsesi akan film- film, yang dimana mayoritas pemeran antagonis dalam film tersebut berambut gondrong. Karena adanya film itu juga semakin memperkuat paradigma di masyarakat bahwa laki-laki yang berambut gondrong adalah orang yang jahat padahal gondrong itu bukan kriminal. Padahal, kerapian seseorang tidak dapat dinilai dari panjang tidaknya rambut orang tersebut, karena kerapian tergantung dari perspektif diri masing – masing. Seringkali para manusia yang menjelma sebagai polisi moral menyangkut-pautkan moralitas dengan kerapian, jika moralitas seseorang diukur dari penampilan, maka bisa dipastikan para koruptor adalah manusia yang berakhlak baik. Perspektif pihak birokrasi mengenai seseorang bisa dikatakan rapi ketika rambutnya tidak gondrong adalah sebuah bukti bahwa kecelakaan berfikir ternyata memang benar adanya.

Terkait perspektif kerapian dalam berjalan lancarnya proses belajar – mengajar di lingkup pendidikan membuat saya membandingkannya dengan bidang olahraga cabang sepak bola, banyak pemain sepak bola yang berambut gondrong salah satunya pemain sepak bola asal Swedia, Zlatan Ibrahimovic.Lihatlah dia, meski memiliki rambut yang gondrong tetapi tetap bisa bermain bola dengan baik bahkan menjadi salah satu striker tajam di dunia, jika ingin berfikir sejenak, ia adalah pemain sepak bola yang dimana identik dengan berlari, nah yang seharusnya dilarang berambut gondrong itu yah pemain sepak bola karena jika berlari, gondrongnya akan menutupi sebagian wajah sehingga penglihatannya akan terganggu, tetapi organisasi- organisasi yang menaungi olahraga cabang sepak bola itu tidak menutup akal akan hal itu, ia meyakini banyak cara yang bisa dilakukan agar rambut gondrong bukan penghalang dalam sepak bola.

Tidak seharusnya gondrong di nilai negatif terus menerus, karena banyak orang yang menjadi gondrong karena ingin merasa bebas bukan ingin menjadi pelaku kejahatan. Bahkan gondrong mewakili kebebasan bagi sejumlah orang, gondrong adalah pilihan bukan sebuah paksaan bahkan bukan pula tolak ukur baik buruknya manusia. 

Ikuti tulisan menarik Danang Nur hartanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler