Gambaran Tugas Hidup Manusia
Selasa, 20 Desember 2022 15:28 WIBKehidupan manusia di bumi ini memiliki tugas. Dari siapa tugas itu? Apa saja tugasnya? Silahkan baca terus.
Gambaran Tugas Hidup Manusia
Bambang Udoyono
“We are not human beings having a spiritual experience. We are spiritual beings having a human experience.” (Pierre Teilhard de Chardin) Kita bukan manusia yang memiliki pengalaman spiritual. Kita adalah mahluk spiritual atau arwah yang memiliki pengalaman menjadi manusia. Itulah kata mutiara dari Pierre Teilhard de Chardin, seorang cendekiawan Prancis. Selain indah sekali kalimat mutiara ini juga dengan ringkas dan tepat melukiskan perjalanan hidup manusia.
Saya sering mendengar cerita orang yang mengaku mendapat pengalaman spiritual. Tapi yang dia maksud dengan pengalaman spiritual ini ternyata hanya pengalaman bertemu hantu, yang tidak bisa dibuktikan. Setiap orang juga bisa membual pernah melihat mahluk tak kasat mata. Makanya saya tidak pernah percaya kepada obrolan semacam itu.
Alih alih membualkan pengalaman demikian lebih baik kita mengingat kembali bahwa kita sejatinya adalah arwah yang diturunkan ke bumi, dimasukkan ke dalam raga berujud manusia dengan tugas tertentu. Kita diberi tugas menjadi khalifah fil ard alias manager atau pengelola bumi ini. Jadi kita mengemban tugas dari sang khalik, sang pencipta dunia agar mengelola ciptaannya yang berujud bumi ini.
Bagaimana kita menjalankan tugas mulia ini? Ya dengan profesi, kompetensi masing masing. Ada orang yang diberi ilmu dan ketrampilan sebagai guru, pedagang, pemimpin, seniman, penulis, penerjemah, tentara, nelayan, penjahit, dsb. Setiap orang idealnya memberi sumbangan positif kepada masyarakat malalui pekerjaannya, melalui kemampuannya masing masing.
Sumbangan positif itu nanti akan kembali lagi kepada dia. Semua itu ibarat tabungan yang tak nampak mata tapi sangat nyata. Tabungan itu akan makin besar dan suatu saat akan dia nikmati. Kalau diniatkan sebagai pengabdian kepada Allah swt maka insya Allah tabungan kebaikan itu tidak hanya dinikmati di dunia tapi juga sampai ke akherat.
Jadi mari kita niatkan mengabdi hanya kepada Allah swt saja sembari berkarya dengan kemampuan masing masing. Karya itu diniatkan sebagai persembahan kepada sang khalik, sang pencipta jagad raya yaitu Allah swt.
Pengabdian kepada sang khalik tidak perlu dilakukan dengan cara bertapa menyendiri di lembah sunyi. Dalam bahasa Jawa ada frasa yang tepat sekali mengambarkan konsep ini. Topo ngramé. Topo artinya bertapa. Ngramé artinya bermasyarakat. Jadi maksudnya adalah berkarya sesuai dengan profesi dan kompetensi masing masing.
Jika semua orang melakukan tugas hidupnya dengan baik dan memberi sumbangan positif maka insya Allah Indonesia tercinta ini akan maju menjadi negara adil makmur, gemah ripah loh jinawi.
Penulis Indonesiana
0 Pengikut
Buku yang Tidak Memiliki Roh: Sebuah Refleksi
2 hari laluMenuju Hidup Berkualitas
Sabtu, 22 Juni 2024 18:50 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler