x

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Selasa, 3 Januari 2023 05:51 WIB

Bulan Purnama dan Metafora Rumi Tentang Sikap Mental dan Cara Berpikir Positif

Maulana Jalalaludin Rumi memiliki sebuah kata mutiara yang dengan indah sekali menggambarkan sikap mental positif. Bagaimana gambarannya? Silahkan baca terus.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Bambang Udoyono

Moonlight floods the whole sky from horizon to horizon; how much it can fill your room depends on its windowsSinar bulan memenuhi seluruh penjuru langit dari ufuk ke ufuk; berapa banyak yang masuk ke kamarmu tergantung jendelanya.

Luarbiasa indah kalimat mutiara dari Maulana Jalaludin Rumi di atas.  Dia memang benar benar seorang master sastrawan yang mampu membuat metafora yang indah dan sekaligus penuh makna.  Hanya dengan sebuah kalimat dia mampu menggambarkan sebuah sikap mental yang ideal.  Sikap mental yang selayaknya dimiliki oleh seorang muslim.  Bagaimanakah sikap mental ideal gambarannya ?  Mari kita bahas.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sinar rembulan dipakai Rumi untuk menggambarkan pencerahan.  Menurut dia pencerahan ini ada di segenap penjuru alam raya.  Dia ada di mana mana. Dia gambarkan dengan memenuhi segenap penjuru langit, dari ufuk ke ufuk.    Meskipun demikian seberapa banyak yang masuk tergantung sikap mental kita, apakah terbuka lebar, atau terbuka sempit atau malah tertutup.  Kalau jendela kita lebar maka sinar rembulam akan masuk banyak.  Sebaliknya kalau terbuka kecil akan masuk sedikit.  Kalau tertutup, bagaimana sinar bisa masuk?

Saya teringat kejadian beberapa puluh tahun lalu.  Saat itu saya bertemu dalam sebuah diskusi dengan beberapa orang sesama muslim juga, tapi kami memiliki sikap yang sangat berbeda.  Mereka dengan lugas menyalahkan seorang pakar, guru saya, yang belajar di sebuah negri Barat untuk mengambil gelar Doktornya.  Menurut mereka tindakan itu salah karena belajar di negri kafir.  Jadi dalam pandangan mereka orang yang belajar di negri kafir itu tidak patut menjadi pimpinan.  Gagasannya dianggap tidak bermanfaat bahkan merugikan karena sudah berguru dari kaum kafirin. 

Inilah gambaran dari orang yang membuka jendelanya hanya sedikit saja, bahkan mungkin ada di antara mereka yang tidak membuka jendelanya sama sekali.  Akibatnya mereka hanya menerima sedikit sinar saja, bahkan ada yang tidak menerima sinar.  Akibatnya pikirannya gelap atau paling hanya remang remang saja.  Sebagian kecil ilmu dia terima tapi lebih banyak yang gelap bagi dia.  Kasihan.

Maka marilah kita buka jendela kamar kita lebar lebar.  Bahkan kalau perlu rombak sekalian seluruh jendela.  Bikin jendela kaca sehingga bisa tembus sinar masuk banyak sekali.  Apa maksudnya?

Jadi terima saja masukan ilmu dari mana saja.  Saat ini ummat yang diberi ilmu akal paling tinggi, paling banyak masih orang Barat.  Jadi wajib kita belajar dari mereka.  Maka penguasaan bahasa Inggris menjadi penting.  Syukur kalau ditambah bahasa asing lain seperti Prancis, bahasa asing nomor dua paling banyak penganutnya setelah Inggris.  Kedua bahasa asing ini ibarat jendela. Kalau kita menguasai keduanya artinya jendela kita terbuka lebar.  Banyak ilmu bisa kita pelajari dari mereka.  baik ilmu humaniora (humanities – bahasa, filsafat), sosial (politik, ekonomi, sisiologi, komunikasi dll) maupun ilmu kealaman (fisika, kimia, biologi dll).  

Sekitar 23% dari pemenang hadiah Nobel adalah orang Yahudi.  Apakah tidak masalah?  Jangan kuatir.  Tidak ada larangan sama sekali untuk belajar dari orang Yahudi atau orang manapun.  Bukankah belajar menuntut ilmu (Tolabul Ilmi) adalah kewajiban buat muslim?  Dan kewajiban ini tidak dibatasi usia.  Jadi kita wajib belajar seumur hidup.  Belajar tidak mengenal pensiun.  Riset kekinian menunjukkan bahwa belajar sesuatu yang baru adalah bagus untuk kesehatan otak.  Jadi buat cobalah belajar bahasa Prancis, misalnya.  Tidak harus bahasa, terserah apapun minat Anda. 

Sikap mental juga dipengaruhi oleh pengalaman sosial budaya kita.  Lebih luas kontak sosial budaya kita makan akan lebih lebar jendela kita.  Bagaimana cara meluaskan kontak sosial budaya?  Salah satu cara paling praktis dan efektif adalah dengan berwisata.  Di dalam Al Qur’an ada beberapa ayat yang memerintahkan manusia untuk berwisata.  Sebaiknya jangan backpacking karena anda tidak mandapat bimbingan seorang professional tour leader.  Jadi jalanlah bersama seorang profesional tour leader  yang akan membimbing Anda mendapatkan manfaat maksimal dari perjalanan manca negara.

 

Manfaat berwisata ternyata banyak sekali.  Salah satunya untuk membuka lebar jendela Anda. Kalau sudah terbuka lebar maka kamar Anda akan terang benderang.  Inilah metafora sikap mental dan cara berpikir positif. Semoga kita tercerahkan dengan hidayah dan dengan ilmu pengetahuan.  Semoga dengan sinar itu jalan kita jadi jelas sehingga tidak nyasar.  

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler