Dayat (1) - Fiksi - www.indonesiana.id
x

Komunitas Shohafiyah

Santri Ikhwan
Bergabung Sejak: 13 Oktober 2022

Kamis, 2 Februari 2023 20:26 WIB

  • Fiksi
  • Topik Utama
  • Dayat (1)


    Dibaca : 278 kali

    Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

     

        

        Gemerlap hati mulai sirna saat Dayat memutuskan masuk ke pesantren. Walau ini paksaan tetapi Dayat menerima keputusan kakeknya. Dia bilang orang tua Dayat sibuk bekerja dan tak bisa mengurus Dayat apalagi di umur ketika hormon sedang bergejolak, jati diri sedang dicari. Dia juga khawatir jika Dayat berulah makanya dia memasukkan cucunya itu ke pesantren.

        Hari pertama Dayat masuk berbeda sekali dengan anak yang lain. Mereka menangis ketika orang tua mereka pergi. “lebay” kata Dayat dalam hati sambil mengangkat barang bawaannya ke dalam asrama. “kayaknya cuma aku deh yang gak kangen orang tua, apa karena mereka yang terlalu sibuk bekerja jadinya aku tak terlalu peduli dengan mereka?”. Dayat bergumam sendiri.

        Menjelang malam, tepat pukul 20:00. Dayat mengambil novelnya dari tas ransel besar yang dia sembunyikan karena dia tahu bahwa di pondok ini akan membosankan. Membaca halaman demi halaman, Dayat berhenti membaca novel dan keluar dari asrama.

        Dingin malam terasa menusuk tulang, ditambahlagi dengan angina yang kencang seakan dia berda di kaki gunung Everst. Dayat berjalan kea rah kamar mandi yang besar karena ingin buang air kecil. Dia menuruni jalan setapak dan ketika ingin menutup pintu, ada perbincanagn antara 2 orang. Satu dengan suara serak dan satu lagi bersuara samar-samar.

        Karena penasaran, dia keluar dan berjalan di lorong kamar mandi. Suaranya ada di ujung lorong terdengar merencanakan sesuatu.

        “Woi, dah bawa koreknya?”.

        “Udah, situ sendiri gimana minyaknya?”.

        “Siap itumah, besok pagi jam 3 kita bakar aja asrama, udah muak sama peraturan di sini, tar tutup CCTV pas aku nyiram minyak”

        “Oke”.

        Dayat tak berkutik, kakinya lemas, diam mematung di sana. Dia tak mampu berbuat apa-apa.

     

    by:dafin

    Ikuti tulisan menarik Komunitas Shohafiyah lainnya di sini.



    Suka dengan apa yang Anda baca?

    Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.


    Oleh: Frank Jiib

    23 jam lalu

    Untuk Adikku

    Dibaca : 71 kali









    Oleh: Frank Jiib

    4 hari lalu

    Aisyahra

    Dibaca : 222 kali






    Oleh: Frank Jiib

    4 hari lalu

    Aisyahra

    Dibaca : 222 kali