x

Iklan

KKN 55 Wonokusumo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 7 Januari 2023

Selasa, 25 Juli 2023 10:43 WIB

Mahasiswa KKN UNEJ Grup 55 Latih Warga Desa Wonokusumo Olah Limbah Kandang


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kegiatan KKN merupakan kegiatan yang diwujudkan dalam bentuk program pengabdian masyarakat, dalam hal ini mahasiswa KKN 55 UNEJ yakni Oki sebagai Koordinator Desa, Zenda sebagai Sekretaris, Nurul sebagai Bendahara, Rama dan Razi sebagai sie Publikasi Dekorasi dan Dokumentasi, Yustika sebagai sie Acara, Ilham sebagai sie Perlengkapan, Riky sebagai sie Hubungan Masyarakat, dan Silvy sebagai sie Konsumsi menjawab tantangan yang muncul dari permasalahan masyarakat Desa Wonokusumo. Banyaknya sampah dan limbah rumah tangga, termasuk kotoran sapi yang dibuang sembarangan, biasanya ke sungai dan jalan membuat masyarakat sekitar resah. Kami dibimbing oleh dr. Yudha Nurdian, M. Kes. selaku dosen pembimbing lapangan, Ibu Kades, dan beberapa perangkat desa termasuk kepala dusun yang rumahnya kami diami sebagai posko KKN, Bu Ida, Kepala Dusun Timur Jaya.

 

Kami dibantu beberapa perangkat desa setempat dalam mempersiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan sebagai pupuk organik, mulai dari cangkul, karung, sekop, terpal, cairan EM4, molase, dan sekam padi termasuk juga kotoran sapi yang rata-rata masyarakat Desa Wonokusumo memiliki sapi di pekarangan rumahnya. Sapi menjadi instrumen investasi favorit selain emas bagi masyarakat pedesaan, khususnya Desa Wonokusumo.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Proses pembuatan pupuk kandang ini diawali dengan menabur sekam padi di atas kotoran sapi, lalu dicampur dengan larutan EM4 dan molase yang diencerkan dengan air. Kebutuhan kotoran sapi dan sekam padi yaitu 4:1 serta kebutuhan campuran larutan yaitu EM4, molase dan air yaitu 20ml : 20ml : 1L untuk kebutuhan bahan sebanyak 10kg. Setelahnya, aduk bahan yang telah dicampur (kompos) tadi sampai rata. Atur kelembaban ±60% dengan ciri jika digenggam tidak pecah, tidak ada tetesan air, dan tangan kering. Jika dirasa kurang lembab maka bisa ditambah air secukupnya lalu ditutup terpal. Pembalikan dilakukan setiap minggu, proses fermentasi terjadi pada hari ketiga, apabila terasa panas maka proses tersebut terjadi. Proses fermentasi umumnya berlangsung selama 3 minggu bahkan lebih, sehingga perlu dilakukan pengecekan secara berkala setiap minggunya. Pupuk kandang, yang baik ditandai dengan pupuk yang tidak lagi panas dan bau.

 

Setelah 3 minggu, pengecekan dilakukan apakah pupuk kandang tersebut sudah jadi dan berhasil atau tidak. Ciri-ciri pupuk kandang yang baik nantinya akan bewarna coklat kehitaman, beraroma tidak menyengat. Jika digenggam dan dikepal pupuk akan menggumpal dan jika ditekan dengan lunak, gumpalan pupuk akan mudah hancur. Dengan begitu, masyarakat Desa Wonokusumo memahami cara pengolahan limbah dalam hal ini kotoran sapi untuk menjadi produk yang bernilai dan bermanfaat lebih, bahkan berpotensi jadi suatu produk jika dikelola oleh orang yang berjiwa entrepreneurship.

 

Salah satu kegiatan yang menjadi program kerja kami ini nantinya diharapkan menjadi sesuatu hal yang sustainable. Oleh karena itu, setelah kepulangan kami pada penarikan mahasiswa KKN nanti, masyarakat yang telah dibimbing secara teknis dapat melakukan pembuatan pupuk kandang secara mandiri.

Ikuti tulisan menarik KKN 55 Wonokusumo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

2 hari lalu