x

Photography by Tasch 2022

Iklan

Taufan S. Chandranegara

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Juni 2022

Sabtu, 11 Februari 2023 18:13 WIB

Seni Oasis Kreatif

Seni Oasis Kreatif. Karya seni, bisa bermula dari mana saja kapan saja, atau pula mungkin, bermula dari sang seni, bermukim dalam diri sang seniman, kreator seni. Memulai karyanya lewat konsep, latar belakang pemikirannya, apapun hasil dari pencerapannya. Lantas perjalanan imaji mengarungi, jelajah sains di nurani, menyentuh perasaan geometris deskriptif, di sekitarnya. Mengolah kontemplasi transendental, mungkin, bergantung pada kebiasaan baik mumpuni, sang seniman, kreator seni, personal atau kelompok.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Seni, ada banyak makna transendental, mewujud perjalanan panjang pencerapan lingkar peristiwa hidup kesenimanan seluas langit, tak sekadar representasi materi individual, ataupun kelopok, lantas meniupkan trompet manifesto seni semena-mena, menepis kesantunan moral seni, membuat bising telinga publik. Sekadar kontemporer ataupun kemodernan. Apa iya, seni boleh seenaknya, tak peduli tata krama di ruang publik?

**

Karya seni, bisa bermula dari mana saja kapan saja, atau pula mungkin, bermula dari sang seni, bermukim dalam diri sang seniman, kreator seni. Memulai karyanya lewat konsep, latar belakang pemikirannya, apapun hasil dari pencerapannya. Lantas perjalanan imaji mengarungi, jelajah sains di nurani, menyentuh perasaan geometris deskriptif, di sekitarnya. Mengolah kontemplasi transendental, mungkin, bergantung pada kebiasaan baik mumpuni, sang seniman, kreator seni, personal atau kelompok.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bertemulah sensibilitas sentuhan karya bagai prosa mengolah puisi, sebagaimana dikehendaki oleh sang seniman, kreator seni. Lantas ia jalan-jalan di koleksi perpustakaan pribadinya. Mengamati buku-buku, berderet-deret di lemarinya, terdiri atas banyak judul, kenangan ngawang mengalir berbagai kisah ingatannya, sejak masa kecil, pertumbuhan, kedewasaan hingga ia mencapai jenjang pendidikan setara hidup hingga zaman kini. 

Menyentuh buku-buku, intuisi memilih satu demi satu, di antara buku-buku sebanyak di lemarinya. Terbukalah jendela kreatif dunia, melihat keterasingan, realitas, niskala muskil, di antara waktu mewujud berubah-ubah rupa tanwujud, bolak balik sesuka imajinya. Membuka lembar halaman berikutnya seterusnya. Kesabaran menyublim, meresapi kisah-kisah heroik, melankolis, menteaterkan adaptif sejumlah siklus kenangan, kedalam bentuk maket, mini-trimatra panggung kisah-kisah kehidupan, di luar langit dirinya, kembali ke dalam langit, di dalam dirinya.

Bertemunya kumparan episentrum gaib sains, merasionalkan gagasan dalam cerita sebagaimana kisah dalam buku-buku telah dipilihnya. Begitu banyak jendela langit terbuka. Begitu banyak pintu-pintu langit menawarkan cerita visual di sel-sel otaknya. Ia kembali pada area meditatif di tengah keramaian kota hingga peristiwa perang modern di putaran cerita dunia. Breaking News, cerita mati, cerita hidup, perilaku manusia, kepada hidup manusia di planet bumi. Si kecil di telan si besar, si kecil menelan makhluk lebih kecil lagi. Metamorfosis, homo homini socius, berlanjut, homo homini lupus, bak kisah-kisah dramatis kehidupan humanis.

Begitu banyak pertanyaan di dalam dirinya, hingga ke luar langit dirinya, bolak balik, keluar masuk, pintu angin di kepalanya. Inteligensinya bergolak, mendidih di sunyi, di senyap. Ia selalu kembali pada fitrah meditatif, melihat kedalam dirinya seterang gemintang gemerlap di terangi matahari dari sebaliknya planet bumi, membuat rembulan berkaca-kaca di keheningan khusyuk.

Lantas ia, Hardiman Radjab, kreator perupa, menyentuh sel-sel otak di dalam kepalanya. Sebuah buku tentang kisah kejayaan, kekuatan militer Uni Soviet, sebelum terpecah belah oleh pemikiran, Mikhail Gorbachev (1985-1991), pemimpin Uni Soviet kedelapan-terakhir, pencetus pembaruan politik dari Marxisme–Leninisme, berubah haluan ke demokrasi sosial pada awal 1990-an, melalui politik kebijakan glasnost-keterbukaan, sekaligus kebijakan perestroika-restrukturisasi. Kini raksasa Uni Soviet,  menjadi negara-negara disekitaran Rusia. Salah satunya, Ukraina, tengah berperang melawan Rusia, entah untuk apa perang itu, sesungguhnya.

Hardiman, mengolah ketajaman fitrah pikirannya sebagai seniman terampil mumpuni. Buku itu di potong di coak-coak, serupa manusia ganas menggigit roti cepat saji. Tergambar kekhawatiran dari sensibilitasnya sebagai kreator seni, ia membaca secara saksama sejak sejarah musim perang dingin, USA vs Uni Soviet, hingga perang terkini, Rusia vs Ukraina. 

Ada semcam pertanyaan tersirat dari balik karyanya itu. Lantas, tersurat pertanyaan, di antara sekian banyak tanda tanya. Apakah itu humanisme, hak hidup menyoal sekitar peperangan antar manusia. Karya itu berjudul, Saling Menggigit-Foto (01) di atas. Karya tersebut cukup kuat membawa imaji pemirsanya kedalam ranah diri, juga dengan sebuah pertanyaan, berbagai ragam pesona, inheren, perjalanan mengarungi kehidupan interior-eksterior diri makhluk hidup, segala rupa perjalanan, pertanyaan.

**

Perjalanan kembali di urai, langkah demi langkah dalam hening, seiring konserto, Romeo and Juliet, terkadang diselingi musik cadas alternatif dari album lawas, Pink Floyd. Masuk kedalam cipta manunggaling karya otentik. Hardiman Radjab, juga seorang skenografi-konsultan handal panggung teater, di banyak pementasan teater di negeri ini. Salah satunya, Java War, Contemporary Dance Theater, Director by Sardono W. Kusumo. 

Hardiman, cermat, membangun leveling, pencapaian ketinggian panggung, meletakkan miniatur mobil sedemikian rupa. Menciptakan tokoh peranan dari komposisi cerita. Stage setting, membentuk dimensi trimatra, serupa maket arsitektur. Memperhitungkan pencahayaan, pengadeganan, backdrop, lengkap sebagaimana, sebuah pentas teater. Karya itu, diberi judul, Romeo and Juliet-Foto (02) di atas.

Sekaligus ia mencoba memindahkan museum pujangga, William Shakespeare, dari tempat asalnya, di Stratford-upon-Avon, Warwickshire-Inggris. Dalam bentuk maket karya konstruksi panggung, menghadirkan buku tentang riwayat pujangga dari Avon secara utuh, judul karya, Beautiful London-Foto (03). Ia mencoba melengkapi karya Romeo and Juliet, tertulis dalam kesatuan kesejarahan sebagai peta hidup sebuah perjalanan karya abad-16 menuju kini. Sebagaimana tertulis riwayat, Shakespeare-Romeo and Juliet, di buku tersebut.

Kedua karya itu, serupa kembar informasi karya seni-(Foto 02-03) boleh dibilang alter ego dari ide visual reka cipta kesenimanan pengkaryaannya, kembali menciptakan kesejarahan dari sumber buku-ranah asal muasalnya, kisah seorang pujangga Inggris, pada masa puncak karya-karya susastra drama kisah-kisah sekitar kehidupan, William Shakespeare.

Tak ada ambiguitas keraguan pada kedua karya itu, membiarkan sejarah secara utuh sebagai bentuk karya seni visual, sekaligus mengadaptasi karya itu dari sumber informasi aslinya, lalu masuk pada seni penciptaan kebaruan lepas bebas, keluar dari lingkar garis acuan data telah tercerap. Ia mampu berselancar perjalanan waktu lubang cacing menuju semesta kreatif, menerbitkan matahari baru. 

**

Perjalanan tiba di judul karya, Jerusalem the Biography-Fota (04) Cerita tentang keluhuran spiritual dua bangsa kota tiga agama (Jerusalem klasik kota lama), lantas berkembang sebagaimana di kisahkan buku berjudul, Jerusalem, tersebut. Kota bersejarah milik dunia. Kini menjadi Jerusalem Modern, kota empat agama, di luar pagar kota lama-klasik itu.

Ia mencoba telaah impian perdamaian antar budaya manusia, mencipta jalan keluar serupa tebing, sebagaimana geografi di wilayah sekitar Jerusalem. Tebing, menjorok keluar dari dalam buku tersebut, bagai isyarat, "Berdamailah wahai manusia sebagaimana mata air jernih di hatimu." Barangkali serupa itu isyarat hati bening, Hardiman, ingin berkata-kata, mungkin.
,
Hardiman Radjab, berdamai dengan dirinya. Sebersih takdir langit, awal mula penciptaan semesta, untuk rumah para makhluk hidup, memvisualkan jernih sukma pada karya tersebut. Ada semacam keharuan ngawang di cuaca, mengungkap makna hidup, manusia dilahirkan untuk kembali kepada, Fitrah Ilahi, dalam damai semesta, mengukir kasih sayang sesama, setelah diciptakan oleh-Nya.

**

Lantas apa kata karya seni rupa berikutnya, Hardiman, masuk pada konsep pemikiran Bung Karno, dalam buku, Dibawah Bendera Revolusi ke-1, terbit 1959, cetak ulang 1963, sejak era pergerakan nasional, menuju 'Indonesia Sempurna', kata Bung Karno. Hardiman, mencoba memahami arti, Indonesia Sempurna, konsep pemikiran Bung Karno, dengan judul karya, Restorasi-Foto (05). 

Hardiman Radjab, kagum pada negerinya, terus menerus merestorasi diri, menuju kebaikan bertingkat melawan badai rintangan tanpa henti di era Indonesia Merdeka, kini-sebagaimana impian, Bung Karno, tentang, Indonesia Sempurna. Hingga buku Dibawah Bendera Revolusi ke-2, terbit pada 1964. Memuat 20, uraian pidato Bung Karno, untuk rakyat Indonesia, 17 Agustus 1945-1964, makna dari pidato tersebut, ter-visual dengan judul karya, Dibawah Bendera Revolusi-Foto (06). Dengan komposisi seni panggung, miniatur jeep perang, bersama pekik etos perjuangan, Sang Dwiwarna-memberi garis tebal kuat, ungkapan peristiwa pidato, Bung Karno. 

Gugusan perjalanan seni, Hardiman Radjab, ada pada lampau hingga kekinian. Sejarah baginya kesadaran mata air iman berbangsa mengantar pada kini. Proses pemikiran pada karya, Hardiman, totalitas kasih sayang pada negerinya. Sejumlah karya tersebut, menyemarakan pameran besar, Indonesian Contemporary Art and Design-ICAD 2022, beberapa waktu lalu. Salam Baik saudaraku.

***

Jakarta Indonesiana, Februari 11, 2023.

Ikuti tulisan menarik Taufan S. Chandranegara lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

5 hari lalu

Bingkai Kehidupan

Oleh: Indrian Safka Fauzi (Aa Rian)

Sabtu, 27 April 2024 06:23 WIB