x

Iklan

Bambang Udoyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Maret 2022

Minggu, 12 Februari 2023 14:29 WIB

Resep Hidup Bahagia dengan Bener dan Pener

Semua orang pasti ingin hidup bahagia di dunia dan akhirat. Bagaimana resepnya? Ikuti terus artikel ini.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Oleh: Bambang Udoyono

Mari kita membahas warisan budaya adiluhung (mulia) warisan nenek moyang kita dari Jawa.   Saya yakin anda yang berasal dari suku Jawa sudah pernah mendengar nasehat ini.   Orang tua saya dulu sering memberi nasehat kalau berpikir, bertindak dan bekerja harus bener dan pener.    Apa maksudnya?  Mari kita bahas.

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Kata bener mudah sekali didapat padanan katanya dalam bahasa Indonesia yaitu benar.   Meskipun demikian saya tidak menemukan padanan kata pener dalam bahasa Indonesia.  Jadi harus diterangkan konteksnya.    Ketika kita berpikir dan bekerja maka kita harus dengan cermat mengikuti prosedur standard.  Kalau kita melakukannya persis seperti apa yang dirumuskan dalam prosedur standard itu maka kita benar.  Langkah kita sudah benar, dan langkah yang benar akan membawa hasil yang benar.  Meskipun demikian dalam konteks yang lebih besar kita harus lebih cermat lagi karena belum tentu pener.

 

Ambil contoh kasus kekinian di Eropa, terutama di Peancis dan Swedia.  Dalam negara demokrasi di manapun, tidak hanya di sana, kebebasan berekspresi, kebebasan berpendapat itu sah sah saja.  Semua orang boleh mengutarakan pendapatnya secara lisan atau tertulis.  Hal itu dijamin dalam hukum yang berlaku.  Jadi itu bener dalam perspektif demokrasi.   Meskipun demikian apabila kita tidak memperhatikan aspirasi, tata nilai, etika, tata krama, budaya, adat istiadat orang lain maka kebebasan itu bisa berakibat buruk.  Mlecehkan Islam apalagi membakar Al Qur’an jelas membuat orang musli merasa terhina, sakit hati, dilecehkan.  Maka perbuatan itu tidak pener.   Lihat saja apakah akibatnya baik untuk semua orang ?    Kalau malah menyebabkan kehebohan, keresahan, bahkan gangguan keamanan maka tindakan itu disebut keblinger dalam bahasa Jawa.  Lagi lagi saya tidak menemukan padanan katanya dalam bahasa Indonesia.  Jadi kira kira artinya pemahaman dan tindakan yang tidak pener itu tadi.

 

Dengan dalih kebebasan itu mereka juga membolehkan hubungan di luar nikah. Banyak sekali pasangan hidup bersama seperti layaknya suami istri tapi tidak menikah. Akibatnya banyak sekali anak lahir di luar pernikahan.  Bahkan hubungan sesama jenis juga dibolehkan. Orang yang berhubungan intim dengan sesama jenis dianggap urusan pribadi yang harus dihormati.  Sekali lagi ini tidak pener.  Mereka memandang hanya secara sempit, hanya dari pikiran manusia yang tidak terbimbing wahyu Allah swt.  Jadi kalau dari perspektif orang Indonesia yang memiliki prinsip bener dan pener,  tindakan seperti itu adalah keblinger

 

Kita orang Indonesia masih beruntung karena kita mewarisi kebudayaan yang memiliki nilai nilai yang adi luhung.    Kita juga memiliki nilai nilai kerja keras, dan ahlak mulia.  Ini sangat penting karena kita berpikir jangka panjang.  Sangat panjang bahkan karena kita tidak hanya memikirkan masa depan selama hidup di dunia, tapi kita memikirkan juga kehidupan di akherat.  Bekal untuk kehidupan akherat salah satunya adalah akhlak mulia (moralitas mulia).  Salah satu ciri akhlak mulia adalah kata kata yang baik, tata krama, dan juga menuruti aturan Allah dalam hubungan suami istri, yaitu diwadahi dalam pernikahan yang sah. Kehidupan pas pasan secara ekonomi tapi dalam bimbingan Allah swt masih jauh lebih baik daripada hidup makmur tapi tenggelam dalam kemaksiatan.

 

Jadi kita harus sangat berhati hati ketika belajar dari Barat.  Ambil saja ipteknya, tapi jangan budaya dekadennya.  Mari kita mawas diri, menjaga diri dan keluarga jangan sampai tercemar pikiran sekuler dan dekaden yang membawa kerusakan akhlak.  Mari kita kembali ke ajaran mulia dalam Al Qur’an agar kita selalu dibimbingNya sehingga kita selalu bener dan pener agar tercapai kehidupan bahagia di dunia dan di akherat.

Ikuti tulisan menarik Bambang Udoyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler