x

Gambar oleh Augusto Ord\xf3\xf1ez dari Pixabay

Iklan

Almanico Islamy Hasibuan

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 22 November 2021

Minggu, 5 Maret 2023 14:58 WIB

Konsep Tabungan Kebaikan, Sebuah Timbal Balik

Tabungan kebaikan, tabungan yang tidak ada bentuknya yang dapat aktif setiap saat tanpa kita sadari yang merupakan buah hasil dari perbuatan baik yang dilakukan selama kehidupan kita. Dan terapannya di realita kehidupan sehari-hari.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kita pasti pernah berpikir, setelah berbuat baik, apa yang akan kita dapatkan? Kapan balasannya? Di dalam agama Islam, tentu saja kita akan mendapatkan pahala dan ridho dari Allah SWT serta akan mendapatkan balasan yang berkali lipat dari kebaikan yang akan kita lakukan.

Kita melakukan kebaikan dengan menggunakan pola pikir ini di kehidupan sehari-hari. Namun, aku pernah mendengarkan sebuah kata-kata dari seorang motivator yang pernah datang ke tempat kuliahku dulu. Dia mengaitkannya dengan realita kehidupan sehari-hari, dia membuat orang-orang yang realistis lebih dapat setuju dan merasakan apa yang dia katakan. Hal itu juga membuat saya sadar dan semakin ingin berbuat kebaikan di kehidupan sehari-hari saya. Apakah itu? Konsep ini beliau sebut sebagai “Tabungan Kebaikan”.

Tabungan Kebaikan sendiri berartikan sebuah tempat yang tidak baku di mana kita menampung semua kebaikan-kebaikan yang telah kita lakukan selama hidup kita. Semakin banyak kita melakukan sebuah kebaikan, tabungan tersebut akan terus bertambah isinya. Di Bank, konsep tabungan juga seperti itu, semakin banyak kita menyetor uang semakin banyak pula duit yang ada di dalamnya dan kita dapat menariknya dalam bentuk uang.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bagaimana dengan Tabungan Kebaikan? Apakah kita dapat menariknya? Setiap saat seperti tabungan di Bank? Hal ini masih belum konkret. Tidak ada yang tahu kapan kita dapat menariknya atau bagaimana cara penggunaannya. Tetapi hal ini tidak boleh menjadi penghalang kita untuk melakukan kebaikan. Suatu saat nanti tabungan tersebut akan kita gunakan tanpa sadar. Motivator waktu itu mengumpamakannya seperti ini.

Bulan-bulan di mana kita dihadapkan dengan buku soal-soal SMBPTN dan pembahasannya, buku soal-soal STAN dan pembahasannya, dan masih banyak buku lagi. Pagi, siang, dan malam, tanpa henti kita membahas soal-soal tersebut, baik di rumah sendiri atau pergi ke tempat-tempat bimbingan belajar. Hanya ada dua jalan yang akan kita hadapi di akhir-akhir momen tersebut, berkuliah tahun ini atau mencoba lagi tahun depan. Tentu saja, hal yang menentukan itu adalah kemampuan dan doa kita sendiri.

Namun, ada sesuatu hal yang tidak kalah pentingnya dari itu. Mari kita bayangkan, teman seperjuangan SMBPTN kita sombong, tidak membantu sesamanya, selalu licik dan ingin menang sendiri, serta tidak pernah membantu sesama pejuangnya. Apakah dia akan pasti tidak berhasil? Bukan seperti itu. Mari kita intip kepala teman-teman seperjuangan dia. “Sombong kali dia, nanti nggak lulus baru tahu rasa kau!” Mari kita lihat lagi. “Parah kali. Aku hanya meminta untuk diajari sedikit saja. Kudoakan kau nggak lulus ya!” Kau pasti berpikir, “Jahat sekali doa-doa dari mereka.”,

Tetapi pikiran orang tidak ada yang tahu. Di Islam juga, doa orang yang didzalimi akan di Ijabah atau dikabulkan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, di saat-saat seperti inilah kita seharusnya berbuat kebaikan dan membantu sesama, untuk mendapatkan perlakuan yang sama dan doa-doa dari mereka. Kita bukannya mengharapkan doa-doa dari mereka, itu hanya sebagai bonus untuk kita. Ini adalah bentuk pertama dari Tabungan Kebaikan itu atau bisa kita sebut sebagai doa dari mereka yang kita bantu.

Ada juga bentuk kedua yang mana Tabungan Kebaikan ini sebagai tas besar yang selalu kita bawa di belakang kita. Semakin kita banyak berbuat kebaikan, semakin besar tasnya, dan semakin banyak kita mengalami hal-hal baik yang di luar dugaan kita. Kebaikan akan dibalas dengan kebaikan juga. Hal ini memang terdengar abstrak, namun kita pasti pernah mengalami hal tersebut. Ujian yang susah menurut kita, berkat usaha, doa kita, dan perbuatan baik kita, dapat kita lalui dengan hasil yang baik.

Kita juga tanpa sadar hampir melewati bahaya, namun diberhentikan atau dialihkan oleh sesuatu. Beberapa peristiwa tersebut dianggap dapat terjadi karena kita telah menggunakan isi dari tabungan kebaikan tersebut. Tabungan kebaikan kita juga dapat berkurang, oleh karena itu kita harus selalu berbuat kebaikan sehingga terus mengisi tabungan tersebut. Hal ini memang tidak dapat dibuktikan dan hanya Allah SWT yang tahu.

Tetapi, beberapa peristiwa yang telah dijelaskan menggambarkan bahwa kita memang pasti akan dibalas kebaikannya dan kita tidak tahu kapan balasan itu akan datang. Oleh karena itu, berbuat baik itu menurut saya tidak ada kerugian permanen bagi pelakunya. Kerugian yang kita alami hanya sesaat, baik karena bersedekah sehingga tidak bisa jajan kopi seharga nasi padang paket komplit, membantu teman sehingga waktu kita untuk melakukan hal lain tidak tersisa, dan masih banyak lagi.

Kerugian itu hanya sementara, keuntungan-keuntungan lain akan berdatangan tanpa kita sadari, saat kita sedang jatuh mereka akan datang menggapai tangan kita untuk berdiri lagi. Mungkin semua yang saya tulis ini terkesan subjektif dan tidak realistis, namun mempercayai hal-hal tersebut dapat menjadi pendorong untuk kita berbuat kebaikan dan penghalang untuk berbuat keji dan mungkar.

Ikuti tulisan menarik Almanico Islamy Hasibuan lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB

Terkini

Terpopuler

Ekamatra

Oleh: Taufan S. Chandranegara

Sabtu, 27 April 2024 14:25 WIB