Tanpa kusadari mendung gelap tiba dengan cepat diiringi suara guntur yang menggelegar
Dalam waktu sekejap, mendung gelap di langit mulai berubah menjadi rintik-rintik hujan yang turun membasahi tanah
Di dalam kamar, aku berdiri diam bagai patung Sphinx yang menjaga makam raja Mesir kuno
Dalam diam aku memandang wajah cantik seorang wanita yang tengah terbaring di atas kasur
Wajah cantik nan rupawan itu bagaikan sebuah lukisan yang dibuat oleh seorang seniman jenius
Rambut coklat panjangnya tergerai hingga ke bahu kirinya
Dua bola matanya yang indah tengah menatapku bagaikan intan yang berkilau
Hidung mancungnya laksana pena sang pujangga
Sepasang bibir indah tersenyum kepadaku bagai bibir bidadari surga
Bibir itu laksana mampu melelehkan apa pun yang disentuhnya
Termasuk bibirku akan meleleh seketika saat menyentuhnya
Aku hanya bisa berdiri diam serta tak mampu berkata-kata
Memandang kecantikannya membuat jiwaku bergelora
Mulutku terasa kering seakan seluruh cairan dalam tubuhku terhisap habis oleh kecantikannya
Sungguh, tak akan pernah bosan aku memandang kecantikannya hingga uban muncul di kepalaku
Sang Pujangga
Ikuti tulisan menarik Frank Jiib lainnya di sini.