Puisi Kehidupan
Jumat, 24 Maret 2023 06:00 WIB![img-content](https://img.tempo.co/indonesiana/images/all/2022/11/22/f202211222349207.jpg)
![img-content](https://webtorial.tempo.co/mulyana/indonesiana/desktop/assets/image/ads/adsartikel.png)
Sebuah puisi yang menggambarkan betapa pahitnya kehidupan, yang sudah tentu akan pergi atau meninggalkan.
Bercengkarama dengan diri
Anak-anak menangis
Bercengkrama dengan sang ayah
Ibunda yang menangis
Meratapi putrinya yang terbujur kaku
Kuku-kuku melepuh putih pucat sepasi muka yang memudar
Seorang ibu dari anak-anaknya
Seorang putri dari ibunda yang membesarkannya
Kini, mbah uti seorang diri
Putrinya telah pergi menyusul kekasih yang juga sosok ayah
Kini, anak-anak sendiri
Ada bapak, mungkin!
Tapi bapak memilih pergi, menyusul permaisuri keduanya
Orang-orang malang bernasib petang
![img-content](https://img.tempo.co/indonesiana/images/profile-default.jpg)
Penulis Indonesiana, Content Writer yang terbiasa menulis semua niche kecuali yang terlarang. Ia hanya seorang ibu rumah tangga, tapi ingin melepaskan penat dan melampiaskan hobi dengan menulis.
0 Pengikut
![img-content](https://img.tempo.co/indonesiana/images/all/2022/11/22/f202211222349207.jpg)
Puisi Kehidupan
Jumat, 24 Maret 2023 06:00 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler