x

Ilustrasi di balik layar produksi film (Foto: Gordon Cowie on Unsplash)

Iklan

Ahmad Rifqi Fajri

Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya
Bergabung Sejak: 19 Desember 2022

Senin, 27 Maret 2023 16:21 WIB

Mempunyai Peran Penting dalam Proses Produksi Film, Apa Saja Tugas Produser, Sutradara, dan Director of Photography?

Artikel ini menginformasikan mengenai peran produser, Sutradara, dan director of photography di balik proses produksi film.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Tahun ini, CoFest 2023 yang diselenggarakan oleh Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Pembangunan Jaya dimeriahkan oleh narasumber-narasumber di balik produksi film Tulah 6/13, Rabu (22/02/2023). Mereka memberikan wawasan kepada peserta Cofest mengenai pekerjaan sebagai seorang produser, sutradara, dan DOP alias Director of Photography. Kegiatan ini dihadiri Fadi Iskandar sebagai produser, Chiska Doppert sebagai sutradara, dan Umar Setyadi sebagai DOP.

Secara umum, produksi dari sebuah film terbagi menjadi beberapa departemen yang dipimpin oleh kepala departemen, contohnya; Departemen Produksi (dipimpin oleh Produser), Departemen Penyutradaraan (dipimpin oleh sutradara), dan Departemen Kamera (dipimpin oleh DOP “Director of Photography”). Lalu, apa saja peran dan tugas mereka dalam memproduksi sebuah film?

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tugas Produser

Menurut Fadi Iskandar, narasumber acara seminar CoFest 2023 saat ditanya mengenai peran dan tugas produser, “Dari pengalaman selama di Televisi, melihat atasan jadi produser. Ternyata jadi produser tugasnya mengatur bagaimana produksi program Televisi agar tetap lancar dan uang tidak berlebih keluar tapi hasilnya bagus.”  Kata dia, "Hal pertama yang harus dilakukan oleh produser adalah harus punya cerita."

 

Sebagai produser, aspek-aspek terpenting mulai dari gambaran cerita dan biaya-biaya yang dibutuhkan saat proses pra-produksi hingga filmnya dirilis harus dipikirkan secara matang. Serta, bagaimana memanajemen biaya-biaya yang dikeluarkan agar tetap sesuai dengan perencanaan di awal.

 

Fadi Iskandar mengatakan menjadi produser juga harus melihat pasar penonton saat ini.  "Setelah melakukan survei saat terjadi Covid-19, film dengan penonton dominan adalah film horror,” kata dia. Awalnya dia sudah membuat ide cerita film dengan genre drama, namun karena melihat pasar penonton Indonesia saat ini lebih dominan menonton film dengan genre horror, hal inilah yang merubah pendiriannya untuk memproduksi film dengan genre horor.

 

Tugas Sutradara

Dalam produksi sebuah film, sutradara merupakan aspek terpenting dalam merealisasikan alur produksi sesuai dengan skenario yang telah dibuat pada pra-produksi. Sutradara juga harus memiliki jiwa kepemimpinan, karena peran yang diembannya cukup krusial.

Menurut Chiska Doppert, narasumber acara seminar CoFest 2023,“Peran seorang sutradara ialah mengarahkan semua departemen, baik itu penulis, Director of Photography, Art Director, dan semua departemen-departemen yang berkaitan dengan proses pembuatan sebuah film.” Lebih lanjut Chiska Doppert menjelaskan, “Surtadara juga membantu menyatukan visi dan misi dalam memvisualkan apa yang telah dibuat pada skenario.”

Selain sebagai seorang pemimpin dari sebuah produksi film, sutradara juga berperan dalam pemilihan pemain yang akan memerankan karakter pada film tersebut. Sutradara harus dapat melihat calon pemain untuk menentukan cocok tidaknya memerankan karakter sesuai kebutuhan film.

 

Tugas DOP (Director of Photography)

DOP berperan sebagai mengatur dalam adegan-adegan sebuah film sesuai dengan skenario saat pre-produksi. Mengatur penggunaan kamera dan lensa, format film / digital, dan dapat merealisasikan skenario dalam bentuk adegan.
 
Dalam sebuah adegan  pada film Tulah 6/13, ada adegan sekelompok pemuda yang menaiki sebuah mobil ditabrak oleh seekor burung gagak. Umar Setyadi menjelaskan bahwa pada adegan tersebut, burung yang ditabrakkan ke kaca depan mobil bukanlah burung asli, melainkan seekor ayam mati lalu ditempelkan bulu-bulu yang membuat seperti seekor burung.

“Kita beli ayam tersebut, lalu ditempeli bulu-bulu,” kata dia. “Itulah cara bagaimana kita menyiasatinya supaya adegan tersebut terlihat mistis.”

 

Ikuti tulisan menarik Ahmad Rifqi Fajri lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler